12. Fellma dan Elma

744 47 0
                                    

Aku dan kalian, punya dunia masing-masing. Tapi Tuhan dengan mudahnya menyatukan kita dalam lingkaran masalahku.

***
Fellma sebenarnya tidak ingin mengganggu ketenangan gadis di depannya ini sekarang, tapi karena kejadian tabrakan tak sengaja waktu itu, ia mulai penasaran dengan gadis dingin ini. Belum lagi perban yang bersarang di kepala gadis itu semakin membuatnya penasaran. Ia tersenyum tipis sambil menarik kursi di seberang gadis itu. Menaruh satu buku paket tebal berisi pembahasan tentang pemerintahan di atas meja. Fellma sembarang saja saat mengambil buku itu, ia datang ke perpus hanya ingin kabur dari hiruk piruk hujatan fans Viliex yang melihatnya.

“Nama lo siapa?” mulut Fellma sudah lebih dulu mengeluarkan suara sebelum otaknya mengizinkan. Gadis itu mendongak  dengan telinga dijejali earphone berwarna hitam. Peduli atau tidak, Fellma sekarang tau kalau earphone itu tidak berbunyi.

“Gue Fellma Stealiva, anak kelas 12 IPA.” Mata Elma mengarah pada buku yang di pegang Fellma, ia mengernyitkan keningnya melihat judul buku itu. Fellma yang sadar , kalau  bukunya tengah dilihat oleh Elma langsung tersenyum lebar.

“Hehe, ini cuma buat iseng aja kok. Tadi mau ngambil buku tentang hewan-hewan laut gitu, tapi gue tertarik sama ini, hehe. Aneh ya?” Bukannya Elma sombong, tapi kehadiran gadis ini benar-benar membuat moodnya turun drastis. Ia  melepas earphonenya, dan menutup bukunya. Tidak dengan Fellma yang memerhatikannya.

Elma menatap dingin Fellma.

“Nama aku Elma. Kelas 11 IPA 2.” Fellma mengulum senyumnya  ketika mendengar Elma menjawab pertanyaan beberapa menit yang lalu.

“Kepala lo kenapa? Abis kepentok?” Fellma menunjuk dahi Elma. Namun sebelum Elma menjawab, suara Jey yang muncul dari balik rak-rak buku membuat kedua gadis itu menatapnya.

“Makan dulu gih.” Titah  Jey dengan senyum manisnya sambil menenteng sebungkus kantong plastic berisi roti dan minuman.

“Gue beliin buat lo.” Jey melempar senyum kearah Fellma. Jey mengeluarkan beberapa buah roti dengan berbagai selai ke depan Elma, dan menawarkannya juga pada Fellma. Elma lebih dulu menggeleng.

“Lo harus makan El, kalau enggak luka lo gak bakalan sembuh-sembuh.” Elma memandang  Jey jengah. Fellma terkekeh geli melihat kedua orang di depannya. Ia mengambil satu roti lalu memakannya tanpa takut jika penjaga perpus menciduknya sekarang.

“Perlu gue suapin?” tawar Jey memasang wajah jahilnya. Gadis di samping dengan gerakan cepat menarik satu bungkus roti.

“Lo pacarnya, Elma?” tanya Fellma disambut tatapan horror Elma. Jey malah tersenyum hingga matanya ikut tersenyum. Ia menggeleng pelan.

“Trus lo siapanya Elma?” Kini Jey balik bertanya pada Fellma yang sudah mengambil lagi roti dan satu  gelas air mineral. Daripada mubazirkan lebih baik Fellma yang memakannya, walau niat awal Jey semua roti itu untuk Elma. Tapi tak apalah, ia sudah senang melihat Elma memakan pemberiannya.

“Gue baru aja kenalan. Jadi, kalau lo bukan pacarnya, trus siapa dong?” Fellma menaik-naikkan alisnya, ia tersenyum miring pada Elma dan Jey.

Namun Elma bahkan sama sekali tak tertarik dengan perbincangan mereka berdua, sedari tadi  gadis itu hanya memakan satu rotinya dalam diam. Tidak menunjukkan satu respon apapun.

Jey menoleh ke arah Elma, gadis itu menghabiskan rotinya. Meminum air mineral yang baru saja Jey tusuk dengan sedotannya. Fellma mengulum senyumnya melihat Jey yang menatap Elma dengan hangatnya.

Elma's List (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang