Suara petir saling bersahutan beradu dengan kilatan cahaya yang membelah langit di tambah angin yang berhembus dengan kencang menyambut kedatangan pria muda yang baru saja pulang dari bekerja.
Jaketnya terlihat sedikit basah karena gerimis yang mulai mengguyurnya ketika ia turun dari kendaraan umum, beruntung baru gerimis sehingga pemuda itu tidak perlu repot-repot untuk mencuci baju di cuaca dingin seperti ini.
Sesekali pemuda dengan paras tampan dan tubuh yang cukup kekar itu mengibaskan tangannya untuk menghilangkan sisa air hujan yang masih melekat di bagian bahunya, uap putih lalu muncul ketika pemuda itu menghela napas, tubuhnya begitu dingin dan sudah begitu pegal minta di istirahatkan namun kunci yang seharusnya ia temukan di dalam tas tak kunjung ia dapatkan membuatnya menunda acara istirahat yang seharusnya sudah bisa ia nikmati dengan cepat.
Pemuda yang mempunyai lesung pipi yang dalam, itu terus berusaha mengobrak abrik isi tasnya ketika suara tangisan bayi terdengar di telinganya membuat aktivitasnya sejenak berhenti, ia memfokuskan telinganya agar lebih peka untuk memastikan suara tersebut, Tidak mungkin juga ada hantu jam tujuh seperti ini, pikirnya. Siwon nama sipemuda itu tidak begitu percaya pada hal mistis, maka dari itu ia tetap melanjutkan aktivitasnya mencari kunci tapi lama kelamaan suara tangisan bayi kembali terdengar dan semakin nyata membuatnya tidak bisa mengabaikan begitu saja.
Otaknya mulai memikirkan hal-hal aneh, sebab ia terkenang ucapan tetangganya tempo lalu yang mengatakan tempat tinggalnya terasa menakutkan, dan berbicara sembarangan kalau rumah Siwon itu banyak hantunya. Siwon tentu saja tidak peduli, selain ia tak percaya pada hantu Siwon juga tak ingin rasa takutnya membuatnya kesusahan.
Sudah cukup ia hidup kesusahan di umurnya yang ke duapuluh karena kesalahannya, jangan sampai ia ikut kesusahan juga karena mendengarkan omong kosong tetangganya itu.
Kembali pada suara bayi, rasa penasaran Siwon menuntunnya untuk mencari keberadaan suara tersebut dengan mengandalkan nalurinya, karena angin bertiup cukup kencang menyulitkannya untuk mengetahui dimana asal suara tersebut. Ia mulai dari mencari di sekitaran pinggiran rumah lalu ia mengedarkan pandangannya ke arah halaman, hingga samar-samar di balik guyuran hujan yang mulai lebat Siwon melihat ada keranjang berbentuk persegi yang terbuat dari rotan ada kain warna hijau gelap yang menutupi keranjang tersebut.
Siwon cukup terkejut dengan penemuannya itu, tangisan bayi kian terdengar kencang, tapi nyali Siwon seperti tertelan kegelapan malam.
Matanya terpejam meyakinkan tekadnya untuk membuka kain penutup keranjang, dengan tangan yang sedikit bergetar ia mencoba menyibak tudung yang menutupi kotak berukuran sedang itu.
"Bayi?"
Siwon sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat sehinga tanpa sadar ia melayangkan pertanyaan yang hanya akan di jawab oleh angin yang berhembus. Siwon masih mengerjap ketika menyadari bayi mungil yang semula menangis kencang itu seketika terdiam, menatap dengan mata jernihnya sosok pria yang telah menyelamatkannya dari hawa dingin.
Hati Siwon seketika di selimuti rasa hangat, bayi tersebut tersenyum tak lama kemudian tanpa ragu Siwon menyentuh pipi bulat bayi tersebut, hingga menemukan sepucuk surat yang terselip di balik kepala bayi.
Dengan perlahan ia mengambil lalu membacanya dengan lamat.
"Aku hanya meminta untuk menjaganya, katakan aku ibu yang buruk, namun hanya ini pilihan terbaik. Saat umurnya tujuh belas tahun aku akan kembali untuk mengambilnya.
Namanya Taehyung lahir 31 desember 1995."
Meminta untuk menjaganya hingga umur tujuh belas tahun katanya, Siwon rasa ibu dari anak ini sudah Gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You
Fiksi PenggemarTaehyung bayi kecil yang harus terbuang karena suatu hal yang terjadi dengan kedua orang tuanya, mengantarkannya bertemu seorang pria yang memiliki hati bak malaikat. takdir begitu manis berjalan, hingga ketika saat petaka itu datang tak seorangpun...