Lembar-12

3.6K 419 51
                                        

Jimin memelankan langkah kakinya ketika ia sudah menapaki area Kantin Rumah sakit, napasnya sedikit memburu karena tadi ia berlari dari keluar ruangan Taehyung dan jarak tempuhnya lumayan jauh semua itu juga karena Jungkook yang mengiriminya pesan singkat dan merusuh Jimin agar cepat menyusulnya ke Kantin.

Jimin pikir ada kepentingan apa hingga Jungkook berkali-kali menghubunginya sehingga Jimin meninggalkan begitu saja Bibi Shin juga Taehyung di ruangan.

Siang ini kebetulan kantin cukup ramai oleh banyak pengunjung, dari mulai pasien rawat jalan hingga keluarga dari pasien yang menyempatkan waktu untuk sekedar mengisi perut, membuat Jimin harus meningkatkan ketajaman mata sipitnya agar bisa mendeteksi hawa  keberadaanJungkook.

Berulang kali ia memutar arah mencari dimana posisi Jungkook, dengan gaya yang sedikit aneh karena Jimin melakukan itu dengan empat jari tangannya yang berada di atas mata, seperti pose hormat namun ini kelihatan aneh karena letaknya yang terlalu dekat dengan mata, beruntung Jimin tidak menggunakan seolah olah tangannya itu teropong yang bisa melihat dengan jarak jauh.

Jimin menghela napas tanpa sadar menghentakan kaki kanannya, dia sepertinya mulai jengah, Jimin berpikir mungkin Jungkook mengelabuinya, menyuruhnya cepat bergabung tapi Jungkooknya sendiri tidak ada.

Hingga Jimin semakin kesal dan tidak sabaran memutuskan untuk kembali ke ruangan Taehyung, tanpa berpikir panjang lagi Jimin memutar badan.

Tapi belum sempat badannya berputar sempurna ada tubuh besar yang menghalanginya, menatap Jimin sejak tadi dengan pandangan heran.

Sempat juga Jungkook mengikuti gaya Jimin tadi menoleh kanan kiri mencari sesuatu yang mungkin Jimin cari.

"Kau sedang Apa anak itik, Ada yang sedang kau cari?"

Jimin bersedekap dada, hatinya terasa dongkol, apa Jungkook bodoh atau amnesia. Tentu saja Jimin mencarinya kenapa masih harus bertanya.

"Yak! Kau kira aku hewan, aku ini manusia bukan anak itik. Kenapa tiba-tiba muncul di belakang sih, akukan jadi kaget dasar kelinci raksasa."

Jungkook tertawa mendengar Jimin menejeknya dengan panggilan kelinci, tidak masalah juga sih karna pun memang Jungkook sedikit mirip kelinci, tapi kan kadar ketampanannya lebih cocok untuk gelar pangeran kelinci di bandingkan kelinci raksasa.

"Kau ini Jim, untung teman kalau tidak sudah aku tendang!" Jimin mendelik, tidak lantas marah karena Jungkook pun mengucapkannya dengan nada gurauan, mereka berdua memang selalu seperti itu, saling mengejek bila bertemu, dan saling rindu bila berjauhan.

"Omong-omong, kau dari mana? Kenapa menyuruhku cepat kemari dan mana Hyunjin bukannya tadi berasama mu?"

Wajah Jimin penuh dengan penasaran, tapi Jungkook malah meninggalkannya dan berjalan menuju satu meja kosong, Jimin sendiri tidak tinggal diam, dia cepat mengambil langkah dan tiba lebih dulu dari pada Jungkook.

"Jawab dulu pertanyaan gue Jungkook!"
Jimin mulai tidak sabaran karena Jungkook terlihat sangat santai.

"Aduh cerewet sekali sih, kenapa kau bertanya begitu banyak kan jadi malas aku menjawabnya!"

Jimin menghirup napas panjang, untung stock sabar untuk hari ini masih tersisa banyak, kalau tidak Jimin pasti akan menyumpal mulut Jungkook yang terbuka lebar ketika menguap setelah berbicara pedas dengan gelas berisi cola yang masih penuh.

"Kalau begitu lupakan saja!"

"Begitu saja marah, aku tadi dari toilet, soal Hyunjin tadi dia bilang mau menemui Ibunya dulu."

"Ibunya di rawat disini juga?"

Jungkook mengangkat bahunya, tanda tidak tahu menahu soal itu, lalu anak itu dengan wajah polosnya menyeruput cola hingga tersisa setengah.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang