Lembar-43

1.8K 314 134
                                    

Hyunjin berlarian sepanjang lorong rumah sakit, mengabaikan rasa sakit yang menjalar dari bagian bekas operasi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hyunjin berlarian sepanjang lorong rumah sakit, mengabaikan rasa sakit yang menjalar dari bagian bekas operasi nya. Namun bukan waktunya untuk sekedar mengeluh sakit, Pikirannya bahkan tidak mengijinkannya untuk sekedar beristirahat barang sebentar setelah mendapatkan kabar kalau Ibunya harus menerima perawatan setelah pingsan karena kelelahan dan setres.

Tepat di depan pintu ruang rawat ibunya langkah Hyunjin berhenti, jantung nya menggila juga rasa sakit yang mulai timbul semakin nyata di daerah pinggang nya, merambat sampai pada rasa pusing yang mendera membuatnya limbung lalu meraih pegangan pintu.

Hyunjin memejamkan matanya, tidak boleh seperti ini kalau tidak ingin membuat ibunya semakin terpuruk karena nyatanya keadaan Hyunjin tidak baik-baik saja.

Sejak operasi itu di lakukan Hyunjin merasa tubuhnya semakin aneh saja. Namun semua itu hanya dirinya yang mengetahui, tidak dengan Nakyung yang menanggap semua itu sudah membaik.

Menarik napas dalam Hyunjin perlahan membuka knop pintu setelah tangannya mengusap peluh yang menetes di sela rambutnya.

Hyunjin memasuki ruangan tersebut dengan hati-hati. Ada nenek Choi yang langsung menyapanya. Wanita tua itu menuntun langkah Hyunjin untuk duduk di sebelah ranjang Nakyung yang masih belum sadar.

"Hyunjin-a kau sakit nak?" Hyunjin mengalihkan pandangannya pada nenek Choi, tangan nenek nya masih berada di kepala Hyunjin merasakan hawa panas cucunya ketika dia menyentuhnya.

Hyunjin memaksakan senyumnya yang lain dari pada biasanya, dia menarik tangan neneknya yang sebelumnya ada di puncak kepala nya, menggenggamnya lalu mencoba berdalih agar neneknya tidak khawatir.

"Ini karena aku berlari nek, makanya hawanya jadi panas seperti ini. Setelah beristirahat pasti suhunya akan kembali normal."

Nenek Choi ingin sekali percaya dengan perkataan cucunya namun gurat lelah bercampur rona pucat dari Hyunjin membuatnya menyangkal itu semua.

"Mata nenek tidak bisa di bohongi nak." Tangan nenek Choi meraih pipi Hyunjin, benar rasanya hangat sekali. Belum lagi ada keringat yang masih menetes dari ujung rambut Hyunjin.

"Kondisimu berbeda nak, jadi jangan memaksakan."

"Nek, sudahlah. Sekarang yang sedang sakit itu Ibu. Aku baik-baik saja, nenek jangan berpikiran buruk. Aku sudah tidak selemah dulu."

Nenek Choi diam. Merasa tidak enak sebab Hyunjin nampaknya tersinggung oleh perkataannya. Tidak ingin membahas hal seperti itu lagi nenek Choi lalu beranjak dari duduknya. Dia memberikan sebotol air mineral kepada cucunya.

"Baiklah, maafkan nenek. Nenek tau cucu Nenek kuat. Jadi minum airnya kau terlihat lelah."

Kali ini Hyunjin tidak menampiknya lagi, dia meraih botol minum yang di berikan oleh neneknya lalu meminumnya skitar tiga tegukan dan menaruhnya kembali ke tempat neneknya mengambil tadi.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang