Part 7

7.2K 292 10
                                    

1 jam kemudian...

Aku masih duduk disebuah cafe bersama kak Rasyid. Sekarang waktu menunjukkan pukul 09.00, aku sudah mulai bosen duduk dicafe ini. Aku fokus memandangi lalu lintas kota Jakarta, sedangkan kak Rasyid fokus dengan ponselnya.

"Sudah mulai bosen ya?" tanya Kak Rasyid yang masih terfokus dengan ponselnya

"Iya" singkatku

Kak Rasyid menyimpan ponsel dan menatapku, "Sekarang mau nya kemana? Jam segini mall juga belum buka, biasanya mall buka jam 11 an" ucapnya

"Lagian sih kakak ngajaknya kecepatan harusnya kita perginya jam 10 an saja tadi" ucapku

"Ya sudah, sekarang kamu mau nya kemana?" tanya nya

"Ehmm kenapa ya? Aku gak tau nih, ada saran?" tanyaku balik

"Gimana kalau kita kerumah orang tua kakak. Mau gak?"

"Ehmm yakin? Gak ah, gak usah" jawabku

"Lhoo kenapa?" tanya nya

"Gak papa, cuma gak biasa aja" jawabku

"Sudahlah tidak apa, ayo. Papa sama mama ada dirumah. Kebetulan papa nya kakak lagi dirumah" ajak nya

"Ya udah deh, aku nyerah. Aku ikut kak Rasyid aja" akhirnya aku menyerah. Mau tidak mau aku harus mengikuti nya, aku juga ingin kenal dengan keluarga nya kak Rasyid.

Aku dan kak Rasyid masuk kedalam motor, kak Rasyid melaju pelan mobilnya. Diperjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan, hanya lagu yang keluar dari radio mobilnya. Aku mengalihkan pandanganku kearah jendela.

"Kamu ngelihatin apa?" tanya kak Rasyid, akhirnya dia membuka pembicaraan

Aku menoleh kearah nya, "Gak lihat apa apa" ucapku

Kak Rasyid hanya menganggukan kepala, aku kembali menatap keluar jendela. Tak lama kak Rasyid membelokkan setir mobilnya kearah pedagang martabak manis.

"Lhoo kok kita belok kesini, kak?" tanyaku

"Kakak mau beli martabak manis buat papa sama mama ku" jawab nya sambil turun dari mobilnya

Aku hanya duduk didalam mobil sambil menunggunya, tak lama ponselku bunyi.

Tringgg... Tringgg...

Ada satu panggilan, bang Adit💂. Itulah nama yang tertera dilayar ponselku. Aku pun segera menjawab telfon abangku.

'Hallo assalamualaikum, dek'
'Wa'alaikumsalam, bang.'
'Adek abang lagi apa?'
'Lagi nungguin teman nya abang'
'Teman abang? Siapa?'
'Itu kak Rasyid'
'Ohh si Rasyid, jadi juga dia ngajak kamu jalan'
'Iya, tadi nya mau ke mall. Tapi kan jam segini mall belum buka'
'Terus kemana? Oh iya, tadi kamu bilang lagi nungguin Rasyid. Memang nya dia lagi ngapain?'
'Aku lagi nungguin Kak Rasyid beli martabak buat papa sama mama. Aku diajak main kerumah nya. Aku takut bang'
'Hahaha, ngapain takut. Orang tua nya Rasyid baik dan ramah kok, dek. Tohh Ayah sama Bunda juga sudah kenal lama sama mereka'
'Ya tapi kan...'
'Sudah lah. Oh iya, gimana kabarmu?'
'Alhamdulillah baik, bang. Abang sendiri?'
'Alhamdulillah abang juga baik disini. Dekk, sudah dulu ya. Abang mau nelfon Ayah sama Bunda dulu'
'Ohh ya udah. Aku matikan ya'
'Iya, assalamualaikum'
'Wa'alaikumsalam'

Aku mengakhiri panggilan bang Adit. Tak lama kak Rasyid membuka pintu kemudi nya dan membawa 2 kotak martabak.

"Sudah, kak?" tanyaku

"Sudah. Oh iya, habis telfonan sama cowo nya ya?" tanya nya

"Cowo? Enggak kok, aku habis telfonan sama abangku" jawabku

Dia Tentara KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang