Part 43

4.7K 242 14
                                    

Vote 50++ up segera... Serius..

2 bulan kemudian...

Yuhhuuu kalian tau, hari ini aku sangat senang, sangat-sangat senang. Karena apa? Yap! Karena ini adalah hari kepulangan kak Rasyid dari tugas nya. Tak terasa 8 bulan sudah berlalu dengan cepat.

Dan kini aku sedang bersiap di depan cermin, aku melihat tampilan ku hari ini. Aku akan menjemput kak Rasyid bersama Mama, Papa kak Rasyid dan Dinda.

Setelah selesai, aku segera berangkat menggunakan mobil ke dermaga tanjung priok. Disana, tante Synta, om Hendra dan Dinda sudah tiba dan sedang menunggu kedatangan ku. Untung nya pagi ini jalanan tidak macet, jadi aku bisa berlaju dengan cepat tanpa khawatir macet.

Sekitar 30 menit kemudian, aku akhirnya sampai di dermaga. Segera aku mencari keberadaan keluarga kak Rasyid, bukan hal yang mudah menemukan mereka. Disana juga banyak keluarga dan kerabat tentara lain nya yang ingin menjemput kepulangan mereka. Bisa dikatakan cukup ramai. Setelah 10 menit mencari keberadaan keluarga kak Rasyid, akhirnya ketemu juga. Kini aku duduk di sebelah Dinda.

"Kapan mereka sampai, Din?" tanya ku tak sabar.

"Sebentar lagi, kak. Tungguin aja, gak sabaran deh ya..." aku menanti-nanti saat kapal laut berlabuh di dermaga. Dan kapal laut yang membawa beberapa prajurit akhirnya berlabuh.
Kini para prajurit berhaburan keluar kapal, tapi tidak langsung menemui keluarga mereka. Melainkan, berbaris di lapangan sebagai sambutan kepulangan tugas mereka. Aku tidak dapat melihat kak Rasyid diantara mereka. Semua nya terlihat sama, tidak ada yang berbeda.

Kulihat tante Synta meneteskan air mata nya. Aku pun menenangkan tante Synta.

"Tante jangan menangis, kak Rasyid ada disana. Bersama para prajurit yang lain nya," ucapku sambil mengelus punggung beliau.

"Tante menangis karena terharu, Zahra. Awalnya tante tidak pernah mengizinkan Rasyid untuk menjadi tentara seperti Papa nya, namun Rasyid nekat dan berusaha ingin menjadi tentara. Sampai saat ini, ia terus berusaha."

Setelah tante Synta sedikit tenang, barulah Dinda yang juga menangis di samping om Hendra. Aku juga menghampiri nya dan menenangkan nya.

"Alhamdulillah, bang Rasyid pulang dengan keadaan selamat dan sehat." ucap Dinda disela-sela tangisan nya.

Setelah acara penyambutan selesai, pasukan membubarkan diri masing-masing untuk menemui keluarga nya. Kami semua menyambut kedatangan kak Rasyid dan kak Aghi.

Kak Rasyid menyalami kedua orang tua nya dan memeluk mereka, setelah itu kak Rasyid memeluk Dinda dan menangis dari tadi.

"Assalamualaikum, Zahra." salam nya

"Wa'alaikumsalam, kak. Selamat datang," ucapku.

"Terimakasih sudah mau menunggu ku sampai saat ini," ucapnya.

"Iya, kak. Sampai kapan pun, aku akan selalu menunggu kakak." kak Rasyid tersenyum mendengar ucapan ku.

"Assalamualaikum, om, tante." aku mengalihkan pandangan ku mengikuti arah kak Rasyid.

Ayah? Bunda? Loh kenapa bisa ada disini? Bukan nya Ayah dan Bunda sedang menghadiri acara... Ahh lupakan.

"Ayah, Bunda? Bukan kah--"

"Ayah sama Bunda menghadiri acara penyambutan kepulangan prajurit disini, Ayah menjemput Aghi." aku menatap kak Aghi yang ada di sebelah Ayah.

"Astagfirullah, aku lupa kalau kak Aghi juga ikut tugas bersama kak Rasyid," aku menepuk pelan kening ku.

Yaa kak Aghi sudah dianggap seperti anak bagi Ayah. Walaupun awal nya kak Aghi adalah anak buah Ayah, namun Ayah sangat menyukai kak Aghi. Ayah yang selalu menggantikan posisi orang tua untuk kak Aghi. Setiap ada penyambutan atau pelepasan tugas untuk kak Aghi Ayah yang akan menghadiri nya.

Dia Tentara KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang