Beberapa bulan telah berlalu...
Hari ini, aku dan kak Rasyid sedang berada di Lombok. Sesuai dengan janji nya, kak Rasyid mengajakku berlibur setelah ia pulang dari tugas nya dan kini baru terlaksana.
"Dek,"
"Iya, kak?"
Kini kami berdua sedang menatap langit yang menampakkan keindahan nya di sore hari ini.
"Maaf yaa, kakak belum jadi suami yang baik buat kamu. Kakak jarang ada waktu buat kamu, tugas selalu memanggil setiap saat. Dan disitu, harus memilih antara kamu atau tugas." ucap kak Rasyid, aku menoleh dan menggengam tangan nya.
"Kak, aku gak pernah masalah kalau kakak gak punya waktu buat ku. Karena itu tugas yang seharusnya kakak laksanakan, dan itu adalah resiko ku karena memilih kakak."
Setelah pulang dari tugas nya, kak Rasyid selalu bertingkah aneh, seperti seakan merasa sangat bersalah, ia selalu minta maaf karena tugas nya atau apapun itu. Aku gak masalah dengan hal itu semua, toh aku udah tau bahwa itu adalah resiko sebagai istri tentara yang tidak tentu waktu akan di tinggal tugas.
"Dan tanpa sadar, ada seseorang yang hadir bersama kita hehe" ucap kak Rasyid, aku hanya terkekeh mendengarnya.
Kalian tau, sebulan yang lalu setelah kepulangan kak Rasyid aku dikabarkan telah mengandung baby. Semua nya bahagia, termaksud aku dan kak Rasyid. Dan sekarang usia kandungan nya berjalan 2 bulan, hehehe nggak terasa ternyata.
Kami berada di Lombok hanya seminggu, kemudian kembali lagi ke Jakarta. Saat di bandara, semuanya menyambut kami. Ada bang Adit, Kak Kinan beserta baby Al, tak lupa ayah dan bunda.
"Selamat datang kembali" ucap kak Kinan dengan senyuman lebar nya. Aku dan kak Rasyid hanya tersenyum.
"Halo, baby Al.." sapaku pada anak bayi 8 bulan yang berada dalam gendongan ayah nya, bang Adit.
"Halo juga, auty " jawab kak Kinan meniru suara anak kecil. Huh, rasanya sangat menyenangkan menjadi seorang ibu.
Setelah itu, kami semua pulang ke rumah mama dan papa. Sedangkan kak Kinan dan bang Adit tidak ikut karena harus menghadir acara anggota bang Adit.
"Dek, kamu istirahat sana. Baru nyampe, pasti capek kan." ucap kak Rasyid.
"Ahh nanti dulu, kak. Aku mau sama Bunda," ucapku sambil melangkah mendekati bunda yang duduk di ruang keluarga.
"Lho, kamu nggak istirahat, Ra?" tanya bunda saat melihatku. Aku duduk di samping bunda dan memeluk bunda dari samping.
"Zahra nggak mau istirahat, bun. Zahra mau di elus sama bunda," ucapku. Ngidam? Entahlah rasanya bayi yang di dalam perut ku menginginkan itu.
Bunda tersenyum dan perlahan mengelus rambut ku pelan. Kak Rasyid duduk memperhatikan perlakuan bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tentara Ku
AcakPerjalanan cinta yang tidak semulus oleh kebanyakan orang diluaran sana. Penasaran kan??? Yukk, di baca dan tambahkan diperpustakaan kalian! Jangan lupa vote and comment ya!