Seperti biasa selesai sholat shubuh, aku merapikan kamarku. Setelah itu membantu Bunda untuk membuatkan sarapan.
"Pagi Bunda!" sapaku sambil mencium pipi kanan nya
"Pagi juga. Tumben sudah bangun, biasa nya kalau hari libur bangun nya siang. Ada apa nih?" ucap Bunda
"Gak papa Bun." aku membantu Bunda untuk memotong-motong wortel
"Abang sama kak Kinan belum bangun ya, Bun?" tanyaku sambil melihat kearah kamar abang.
"Belum. Biasa lah namanya juga pengantin baru, dek" ucap Bunda
"Bun, Zahra lari dulu ya."
"Sama siapa?"
"Sendiri, Bun. Mau sama siapa lagi, abang aja masih dikamar."
"Ajak Ayah gih. Ayah ada di halaman belakang tuh."
"Oke. Ya udah Zahra ke Ayah dulu ya." aku pun berjalan kehalaman belakang.
"Ayah!" panggilku
"Apa?"
"Yah, lari yuk!" ajak ku
"Hmm boleh tuh. Kamu tunggu didepan aja dulu, Ayah mau ganti baju dulu." Ayah langsung masuk kedalam rumah dan menuju kamar.
Aku pun duduk dihalaman depan sambil memainkan ponselku dan menunggu Ayah. Tak lama Ayah menghampiri ku.
"Dek, Ayo!"
"Oke." aku dan Ayah lari mengelilingi komplek.
"Dek, tumben kamu ngajak Ayah lari. Biasanya juga sama Abang mu." ucap Ayah disela-sela lari
"Ya mau gimana lagi. Abang nya aja masih dikamar tadi."
Aku pun melanjutkan lari ku dan Ayah? Ayah masih dibelakang seperti nya Ayah lagi berbincang dengan seseorang.
"Hayy, dek!" sapa seseorang dari kanan ku
Aku menoleh,"Hayy juga."
"Lari pagi juga, kak?" tanyaku
"Nggak, dek. Lagi jalan." ketus nya
"Yaa lagi lari lah." lanjutnya"Kak Aghi gak jaga?"
"Baru turun jaga terus langsung lari."
Aku menghentikan lari ku dan menoleh kebelakang. Loh Ayah kemana? Bukan nya tadi ada dibelakang? Fixx Ayah menghilang. Aku celingak-celinguk melihat sekitaran.
"Cari siapa, dek?" tanya kak Aghi sambil ikut celingak-celinguk
"Cari Ayah. Ayah mana ya? Bukan nya tadi ada dibelakang ku? Kakak lihat gak?"
"Ohh tadi Pak Handhika pulang lagi kerumah." jawabnya
"Hah? Ngapain?"
"Maka nya tadi kalau dipanggil nengok. Pak Handhika pulang karena tiba-tiba perut nya mules."
"Ohhh." aku pun melanjutkan lari ku kembali.
1 jam sudah aku lari mengelilingi komplek ditemenin oleh kak Aghi.
"Kak, aku masuk ya." ucapku saat di depan rumah
"Ohh iya, silakan." aduhh nih orang sopan amat. Gak salah kalau selama ini, aku anggap dia sebagai abangku juga.
"Ohiya, kak! Makasih ya udah mau nemenin lagi." ucapku
"Oke. Kapan-kapan kalau mau lari bilang kakak aja ya. Nanti kakak temenin." ucapnya
"Oke."
"Ya udah kakak pulang ya."
"Siap."
Aku masuk kedalam rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tentara Ku
AléatoirePerjalanan cinta yang tidak semulus oleh kebanyakan orang diluaran sana. Penasaran kan??? Yukk, di baca dan tambahkan diperpustakaan kalian! Jangan lupa vote and comment ya!