Sudah 15 menit perjalanan, kak Rasyid terus melaju mobilnya. Entah kemana aku akan dimana nya. Keheningan memenuhi mobil, kak Rasyid fokus dengan menyetirnya. Aku pun berusaha membuka pembicaraan diantara kami.
"Kak!"
"Iya?" ia tetap fokus pada setirnya.
"Kakak mau bawa aku kemana sih? Kok dari tadi gak nyampe-nyampe?" tanyaku sambil mengubah posisi duduk ku sehingga menghadapnya.
Kak Rasyid tersenyum. "Penasaran banget ya?" ia sedikit melirik ku. Aku pun mengangguk mantap.
"Sudah lihat saja nanti, sebentar lagi sampai. Tunggu ya." ucapnya dan tersenyum. Daritadi bilang nya 'sebentar lagi sampai. Tunggu aja' hadehhh sampai pegel telinga ku dengar ucapannya berulang kali.
10 menit berlalu, tapi tak kunjung sampai tujuan. Hadehhh daritadi aku diam mendingan tidur aja deh. Tohh padahal masih jam 9.30 tapi kantuk sudah datang. Aku pun tertidur dalam posisi duduk dan kepalaku, aku miringkan kesebelah kiri bersandar di kaca jendela mobil.
"Ra.. Zahra.. Bangun udah sampai nihh.." kak Rasyid sedikit menguncang badanku...
Aku segera membuka mata, "Sudah sampai ya?" tanyaku dengan suara khas orang bangun tidur
"Iya, sudah sampai. Ayo turun" aku pun membuka pintu mobil. Aku melihat sekeliling, hawa nya dingin, sejuk. Aku suka...
"Kita dimana, kak?" tanyaku pada kak Rasyid yang sedang bersandar dimobilnya
"Hmm dipuncak. Suka?" aku mengangguk
"Bagus. Baiklah gimana kalau kita jalan-jalan sekitaran sini?"
"Oke."
***
Rasyid pov
Hari ini memang sengaja aku mengajak Zahra ke puncak. Karena sudah 1 bulan aku tidak menjumpai nya... Dan itu membuatku rindu pada nya...
Aku tersenyum, melihat Zahra yang senang dengan alam sekitaran puncak. Aku segera merogoh ponselku dan mengabadikan foto Zahra saat ini.
"Kak. Ayo kesini!" pinta Zahra. Aku segera berjalan mendekati nya yang asikk dengan tanaman teh dan pemandangan yang indah
"Kak, fotoin aku dong!" aku pun mengambil ponselku
Cekrek..
"Sudah." ucapku
"Oke. Nanti kirimin ke aku ya." aku mengangguk.
"Ra, cari makan yuk!" ajak ku.
"Hmm makan apa?"
Aku pun mengedarkan pandangan ku, "Nahh Ra, itu ada mie ayam."
"Oke."
Aku memesan 2 porsi dan es teh manis. Setelah menunggu 10 menit, pesanan nya datang...
"Awas mules perut nya, kak." ucap Zahra ketika melihat ku menambahkan banyak sambal kedalam mie ayam ku. Aku menatap nya lalu mengangguk. Kami pun melahap mie ayam masing2 dengan lahap. Saking lahap nya, mulutnya Zahra belepotan. Entah dia lapar atau doyan?
"Kak! Kenapa? Kok ngelihatin aku?" ternyata Zahra menyadari kalau aku menatapnya.
"Kamu tuh lucu. Makan aja sampai belepotan begitu, kayak anak kecil saja." Zahra pun buru-buru mengambil tisu dan membersihkan mulutnya.
"Masih belepotan?"
"Masih." aku pun mengusap sudut bibir Zahra yang ada daun bawang. Zahra pun merasa malu, kemudian dia menundukkan kepala nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tentara Ku
RandomPerjalanan cinta yang tidak semulus oleh kebanyakan orang diluaran sana. Penasaran kan??? Yukk, di baca dan tambahkan diperpustakaan kalian! Jangan lupa vote and comment ya!