Dia Tentara Ku

Part 24

5 bulan kemudian...

Pagi ini aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus.

"Bun, Zahra berangkat ya!" ucapku sambil menyalami tangan Bunda

"Iya, kamu hati-hati."

"Siap!"

"Rif, saya nitip Zahra ya." ucap Bunda pada Om Arif yang sedang duduk diatas motornya

"Iya, Bu"

"Maaf kalau merepotkan."

"Ah tak apa, Bu. Lagi pula hari ini saya lagi libur."

"Ayoo, Om!"

"Ya sudah, ayo naik!"

"Pamit ya, Bun. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Diperjalanan aku dan Om Arif berbincang sedikit.

"Bagaimana, dek?"

"Bagaimana apa nya, Om?"

"Itu,, kamu sudah dapat kabar dari Rasyid"

"Belum. Kak Rasyid gak pernah nelfon aku. Mungkin dia lagi sudah"

"Betull itu."

10 menit kemudian..

"Sudah sampai!" ucap Om Arif

Aku segera turun.

"Makasih ya, Om."

"Siap. Ohiya dek, nanti seperti biasa kan pulang nya?"

"Hmm kurang tau nihh, nanti aku kabarin aja ya"

"Oke lah. Ya sudah, kalau gitu Om pamit ya. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Pagi, Ra!" sapa Rahman teman satu kelas ku

"Pagi kembali, Man."

"Yang tadi pacar mu ya?"

"Haha bukan. Itu dia anak buah Ayahku."

Rahman hanya mangut mangut...

"Pagi, Bel!" sapaku saat dikelas.

"Kamu kenapa, Bel? Kok muka nya cemberut gitu?"

"Gak papa, Ra."

"Jujur deh, kamu kenapa? Lagi berantem sama Mas Radit?" Mas Radit itu adalah gebetan nya Bella, ia seorang tentara pangkat Sertu.

"Gak berantem."

"Terus kenapa?"

"5 bulan ini, Mas Radit gak hubungin aku, Ra."

"Oalah, emang nya dia kemana?"

"Dia lagi tugas, dikirim ke Palestina. Sampe sekarang belum ada kabar dari dia"

Tugas? Ke Palestina? Kok bisa sama kayak kak Rasyid ya?

"Eh kok sama."

"Sama gimana?"

"Kak Rasyid juga lagi dikirim ke Palestina. Udah 5 bulan juga sihh"

"Mungkin mereka satu tim kali, Ra"

"Emang nya Mas Radit kantor nya dimana?"

"Aduhh aku lupa yang pas kalau gak salah dia satu kantor sama kak Rasyid"

"Mungkin kali ya. Ya sudahlah, Bel. Kamu doakan yang terbaik aja buat Mas Radit, semoga tugas nya lancar disana"

Setelah jam kelas ku selesai.. Bella mengajakku ke kantin kampus.