Part 36

4.1K 262 0
                                        

Pagi hari, aku terbangun karena Bunda mengetuk pintuku. Aku duduk ditepian dan berjalan mendekati pintu. Kemudian aku membuka kunci.

"Iya. Ada apa, Bun?" tanyaku dengan suara serak khas orang tidur.

"Kamu lagi halangan?"

"Nggak kok. Ini Zahra mau sholat shubuh."

"Astagfirullah, Zahra. Sekarang sudah jam 7. Bunda kira kamu lagi halangan maka nya Bunda gak bangunin."

"Astagfirullah... Yahh Bunda..." aku kira sekarang masih jam 5 eh ternyata sudah jam 7...

"Sudah-sudah tak apa. Sekarang kamu mandi sana! Setelah itu sarapan di bawah, yang lain sudah pada nungguin." perintah Bunda. Aku mengangguk dan segera bergegas ke kamar mandi. Mandi ku tak membutuhkan waktu yang lama, hanya 15 menit setelah itu selesai. Biasa nya bisa sampai setengah jama, tapi gak keburu soalnya gak enak yang lain sudah nungguin aku dibawah untuk sarapan bareng.

"Pagi semua! Maaf ya Zahra kesiangan..." ucapku sambil berjalan ke meja makan.

"Pagi..." jawab semua

"Iya gak papa. Mungkin kamu kecapekan." ucap tante Synta. Aku tersenyum.

"Lohh bang Adit mana, kak?" tanyaku pada kak Kinan

"Hmm didepan mungkin. Lagi ngambek dia, gara-gara nahan lapar." jawab kak Kinan. Astagfirullah sudah nikah masih aja ngambekan. Aku pun berjalan ke teras depan. Aku melihat bang Adit sedang ngobrol dengan kak Rasyid.

"Pagi!" sapaku

"Pagi juga." jawab kak Rasyid

"Sudah bangun? Kenapa bangun nya gak sekalian habis dzuhur aja, Ra." ucap bang Adit. Hadehh beneran kumat nih... Pasalnya kalau bang Adit marah atau sebagainya, dia akan memanggil namaku saja. Tidak dipanggil 'adek'.

"Astagfirullah, Zahra minta maaf deh." bang Adit langsung beranjak dan masuk kedalam tanpa mengubris ucapanku. Kak Rasyid yang melihat abang seperti itu hanya menggelengkan kepala.

Kak Rasyid menepuk pundak ku, "Sudah Ra jangan diambil hati, dia memang seperti itu. Bukan?" aku mengangguk dan menyusul masuk dengan kak Rasyid.

Selesai makan, Bunda dan tante Synta dibantu oleh ku dan kak Kinan membereskan piring dan gelas yang kotor. Setelah itu, aku dan kak Kinan duduk ditepi kolam renang sambil menyanyi diiringi musik dari kak Kinan. Lagu yang aku nyanyi adalah Karna Su Sayang. Kalian pasti tau kan lagu itu? Hmm.

Biasa sa cinta satu sa pinta🎶
Jang terlalu mengekang rasa
Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sa sayang...
Jangan kau berulah sa trakan mendua..
Cukup jaga biar tambah cinta..
Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang...

Suara ku memang tak sebagus kak Kinan, tapi aku berusaha menyimbangi suara nya. Saat aku ingin lanjut nyanyi, tiba2 kak Rasyid memanggilku dan terpaksa nyanyian nya terhenti.

"Sana gih! Samperin Rasyid nya." pinta kak Kinan. Tapi aku tidak menghampiri kak Rasyid, toh kan dia yang panggil aku jadi dia harus menghampiriku. Memang sedikit tidak sopan menyuruh orang yang lebih tua, tapi aku udah malas jalan. Hehe jangan ditiru ya...

"Ada apa,kak?" tanyaku sedikit teriak tapi tidak keras loh ya.

"Kamu nya kesini, Zahra..."
"Gak ah, udah pw nih... Kakak aja yang kesini!" suruhku.

"Kamu ini, dek. Masa yang muda nyuruh yang tua." omel kak Kinan. Untung Bunda ada didalam, kalau Bunda tau aku menyuruh yang lebih tua. Akan kena siraman rohani panjang.

Dia Tentara KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang