part 6

8.1K 328 9
                                    

Pagi yang cerah, sang surya memancarkan sinar nya tidak malu malu.

Kringgg... Kringgg.. Jam menunjukkan pukul 06.00

Alarm ku berbunyi begitu kencang nya, aku membuka mataku dan duduk dipinggir kasurku. Setelah nyawaku telah terkumpul, aku membuka jendela kamarku dan aku melangkahkan kaki ku kekamar mandi.

Selesai mandi, aku segera turun kebawah untuk sarapan bersama dengan Ayah dan Bunda. Aku mendapati Bunda sedang meletakkan sarapan dimeja makan.

"Pagi Bunda!" sapaku sambil mencium pipi kanan nya

"Pagi, sayang. Mau sarapan?"

"Mau, udah laper banget soalnya" ucapku

"Ya sudah, panggil Ayah mu sana!" suruh Bunda

"Memang nya Ayah dimana, Bun?" aku celingak celinguk mencari Ayah

"Ayah lagi duduk dihalaman depan sama lettingan abangmu" ucap Bunda yang masih sibuk merapikan sarapan

"Lettingan abang? Kok datang nya sepagi ini, Bun?" tanyaku binggung

"Bunda gak tau, dekk. Ya sudah panggil Ayah sana, sarapan nya sudah siap"

Aku berjalan menuju halaman depan. Muncul pertanyaan pertanyaan di otak ku saat ini, siapa lettingan bang Adit yang datang pagi pagi kerumah? Tidak biasanya ada letting abangku yang datang.

Sampai dihalaman depan, aku melihat Ayah sedang berbincang dengan seorang pria bertubuh tegap nan gagah itu.

"Pagi Ayah!" sapaku menghampiri Ayah dan pria itu

Ayah membalikkan badan nya begitu juga dengan pria itu. Ternyata, pria itu adalah Kak Rasyid. Buat apa dia disini?

"Pagii juga!" ucap Ayah

"Pagi dikk!" sapa mas Rasyid

"Pagi juga kak Rasyid"  ucapku tersenyum
"Ayah, kata Bunda sarapan nya sudah siap" ucapku

"Siap" ucap Ayah
"Rasyid, ayo kita sarapan bersama Bunda nya Zahra sudah selesai membuatkan sarapan!" ajak Ayah pada mas Rasyid

"Siap,om"

Dimeja makan suasana sangat hening, hanya terdengar suara detingan piring dan sendok. Selesai sarapan, Ayah Bunda dan Mas Rasyid berbincang diruang tamu. Sedangkan aku hanya memainkan ponselku.

"Rasyid, om sama tante masuk kedalam dulu ya. Kamu ngobrol saja dengan Zahra" ucap Ayah

"Siap, om" jawab mas Rasyid

"Dekk, itu nak Rasyid nya di ajak ngobrol! Jangan main ponsel" ucap Bunda

Aku hanya menganggukan kepalaku, Ayah dan Bunda masuk kedalam kamar nya. Diruang tamu hanya ada aku dan mas Rasyid, suasana seketika menjadi hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara kami berdua.

"Kak!" akhirnya aku memberanikan diri tuk memulai pembicaraan

"Apa?" ucap nya

"Mau nanya boleh?" tanyaku

"Silakan"

"Tumben hari ini kak Rasyid main kerumah pagi pagi, ada apa?" tanyaku

"Memang saya tidak main kesini gitu"

"Eh bukan begitu maksudku, maksudnya ada apa mas kesini pagi pagi biasanya kan siang"

"Hmm,,, saya mau ngajak kamu jalan boleh? Katanya Adit, biasanya kamu kalau hari minggu suka jalan jalan ke mall" ucap nya

Dia Tentara KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang