1 minggu berlalu... Sejak kejadian itu, kak Rasyid jarang kerumah. Dan biasa nya ia menjemputku atau menelfonku. Tapi sekarang tidak. Aku sudah tidak marah dengan kak Rasyid, aku sudah memaafkan nya waktu kejadian itu.
Apa mungkin kak Rasyid marah denganku, karena aku menampar nya?pikirku...
"Dekk!! Zahra!!" panggil bang Adit dari luar kamarku.
"Masuk aja, pintu nya gak dikunci"
Bang Adit menghampiriku, "Apa?" tanyaku tanpa menatap nya
"Tidak. Abang mau bicara sama kamu."
Aku hanya mengangguk.
"Rasyid sudah cerita sama abang, kalau dia tidak bermaksud mencium pipi mu saat itu."
"Lalu?"
"Dia mau minta maaf sama kamu sebelum dia berangkat. Tapi saat ia ingin kerumah, ia dipanggil untuk segera berangkat."
"Berangkat? Emang nya kak Rasyid mau kemana?"
"Dia dikirim bersama pasukan garuda ke Palestina."
"Kenapa ke Palestina?"
"Kan disana lagi ada konflik sama Israel. Jadi, ia harus membantu warga Palestina"
"Ohh"
"Ini. Dia nitipin surat ini sama abang waktu dia mau berangkat." abang memberikan sebuah surat beramlop cokelat kecil.
"Baca surat itu, jangan dibuang sampai ia pulang ke Indonesia. Bila perlu disimpan saja" ucap abang dan berlalu
"Bang!"
Abang menghentikan langkah nya dan menoleh kebelakang.
"Apa?"
"Kapan kak Rasyid pulang?"
"18 bulan. Tapi itu belum pasti, semua tergantung oleh kondisi. Bisa saja sewaktu-waktu diubah menjadi 24 bulan."
Aku hanya mengangguk dan abang keluar dari kamarku... Aku membuka surat yang diberikan oleh abang..
Assalamualaikum wr.wb.
Mohon maaf sebelumnya, saya Lettu Rasyid Ramadhan. Ingin mengucapkan permintaan maaf saya kepada Zahra Putri Dirgantara karena kejadian beberapa hari lalu.Saya sungguh tidak sengaja melakukan itu. Saya tidak bermaksud yang aneh-aneh. Saya memang bodoh, seharusnya saya harus berpikir terlebih dahulu jika ingin melakukan sesuatu.
Sekali lagi maafkan saya. Maaf saya hanya bisa meminta maaf melalui surat karena tidak sempat untuk bertemu secara langsung. Sekian terima kasih.
Salam hormat saya,
Lettu Rasyid
Itulah isi surat itu. Cukup terharu, karena kak Rasyid menulis isi surat nya terlalu formal. Aku beranjak dari dudukku, aku simpan surat kak Rasyid dikotak kesayanganku.
Kemudian aku keluar kamar mencari abangku...
"Bang!" panggil didepan kamarnya
"..." tidak ada jawaban dari kamarnya. Segera aku membuka pintu dan melihat kekamar nya, ternyata ia tidak ada. Aku turun menelusuri halaman belakang, ruang keluarga, ruang tamu juga tidak ada.
Aku mendengar suara orang tertawa dihalaman depan. Aku melangkah kehalaman depan. Dan benar saja, bang Adit sedang berbincang dengan Om Arif.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tentara Ku
CasualePerjalanan cinta yang tidak semulus oleh kebanyakan orang diluaran sana. Penasaran kan??? Yukk, di baca dan tambahkan diperpustakaan kalian! Jangan lupa vote and comment ya!