Hari ini, aku sudah disibukkan dengan pindahan. Ya, aku pindah ke rumah dinas kak Rasyid. Rumdis kak Rasyid tidak berada diasrama, tapi diluar dari asrama.
Banyak anggota dan rekan nya kak Rasyid yang membantu urusan pindahan. Aku memang tidak ngapain-ngapain, tapi setelah barang-barang diturunkan aku harus merapikan nya.
"Mbak, ini sofa nya mau ditaruh mana?" tanya Anton, anggota kak Rasyid.
"Ohh itu taruh di ruang tengah aja, Ton." Anton mengangguk dan membawa nya masuk.
"Kak, aku mau kedepan dulu ya.." pamitku pada kak Rasyid yang ikut membantu menurunkan barang-barang.
"Mau ngapain, Ra?"
"Mau beli makanan buat mereka, kan kasihan kalo gak dikasih apa-apa."
Kak Rasyid mengangguk, "yaudah, hati-hati ya.." aku pun berjalan menuju motor beat merah ku. "Zahra!"
"Ada apa, kak?" kak Rasyid menghampiriku.
"Beli makanan ringan, kopi aja. Nanti buat makan nya, biasa nya ada tukang bakso sama mie ayam lewat."
"Ohh yaudah. Aku beli snack aja berarti ya," kak Rasyid mengangguk.
"Ayo-ayo!! Sini istirahat dulu!" teriak kak Rasyid pada anggota dan rekan nya.
"Wiuhh ada gorengan sama kopi, bahh mantul ini mah.." ucap bang Ronal.
"Ah itu kan makanan mu di asrama, Nal." cibir Kak Rasyid.
"Ohh iya, nanti kan ada tukang mie ayam sama bakso tuh. Nanti dipanggil aja ya," ucapku yang ikut berkumpul bersama mereka.
"Buat apa, mbak?" tanya Ical.
"Eh kau tanya lagi buat apa? Kau tidak ingin makan kah?" tanya kak Rasyid sembari menatap anggota nya itu.
"Ya saya mau, bang. Saya kira, mbak Zahra suruh panggil aja gak mau beli." ya ampun, Ical.. Ical..
"Aish kau ini ada-ada saja." bang Ronal yang geram menjitak kepala plontos milik Ical dan ia mengaduh sakit.
.
.
.
Aku menghempas tubuh ku ke sofa yang ada diruang tengah sembari memejamkan mata. Ternyata, capek juga ya berbenah rumah."Capek, Ra?" aku membuka mata dan nampak kak Rasyid yang berdiri menjulang didepan ku.
"Eh, kakak udah pulang? Kok gak ngucapin salam?" kak Rasyid tersenyum dan duduk disebelahku, aku pun menyalami tangan besar milik kak Rasyid.
"Tadi aku udah ngucapin salam, tapi kamu nya yang gak dengar." jawabnya.
Aku terkekeh, "siap salah, wa'alaikumsalam."
"Maaf ya, aku tadi gak bisa bantuin rapikan rumah soalnya tadi dadakan banget." ia pun mengusap rambut ku lembut.
"Iya, gak papa. Kan yang penting rumah nya udah rapi tertata semua." kak Rasyid memandangi setiap sudut.
Kak Rasyid mengernyitkan dahi nya, "ini kamu kan yang lakuin?"
Aku melongo mendengar pertanyaan yang dilontarkan nya, "iyalah. Memang nya siapa lagi? Gak percaya? Ish jahat!" aku pun memukul pelan pundak kak Rasyid. Yang dipukul malah tertawa.
"Yaa habisnya aku gak percaya. Setau aku ya, kamu itu jarang banget buat ngelakuin ini." tuh kan jahat emang :(.
"Ish males ah sama kakak," aku berdiri dan ingin masuk kekamar. Tapi malah dicekal oleh kak Rasyid.
"Mau kemana? Duduk sini!"
"Nggak." tanpa aba-aba, kak Rasyid menarik dan hasilnya aku duduk dipangkuan nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/154171900-288-k797313.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tentara Ku
RandomPerjalanan cinta yang tidak semulus oleh kebanyakan orang diluaran sana. Penasaran kan??? Yukk, di baca dan tambahkan diperpustakaan kalian! Jangan lupa vote and comment ya!