Cukup lama aku keliling bersama kak Rasyid, kira-kira sudah 1 jam setengah. Karena hari sudah mulai siang, jadi kak Rasyid mengajak untuk pulang dan juga sudah ditelfon sama tante Synta.
"Ehm kak, adek kakak kemana? Kok gak ikut ke villa?" tanya ku
"Ohh dia lagi ada ujian. Katanya siang ini dia mau datang." jawab kak Rasyid. Aku hanya mangut-mangut dan terdiam.
Sampai di villa, aku langsung masuk kamar. Membaringkan badanku dikasur.
"Arghh capek juga ternyata..."
Tokk...tok..
"Dek.. Zahra..." panggil Bunda dari luar kamar
Aku bangkit dan membuka pintu, "Ada apa, Bun?"
"Ayo kita bawah! Ada adek nya Rasyid. Dia baru tiba. Ayo!" aku mengangguk dan mengikuti Bunda bertemu adek nya kak Rasyid.
"Kak Zahra..." panggil adek nya kak Rasyid sambil menghambur pelukan padaku.
"Ehh Dinda..." ya, aku memang sudah mengenal Dinda. Dia juga satu universitas denganku.
"Ehh sudah-sudah. Kasihan itu kak Zahra nya, Dinda." ucap tante Synta. Dinda tersenyum dan melepaskan pelukan nya.
"Hehe maaf ya, kak."
"Iya, gak papa. Kamu datang sama siapa?"
"Ehmm aku tadi dijemput sama bang Adit dan istri nya." aku mengangguk.
***
Hari ini keluarga ku dan keluarga kak Rasyid kembali ke Jakarta. Karena sudah 3 hari menginap di villa. Karena arah rumah ku dengan kak Rasyid berbeda, alhasil kami beda arah.
****
2 bulan kemudian...
Hari ini aku akan melaksanakan wisuda ku. Ya aku sudah lulus. Hari ini semua keluarga ku hadir termasuk bang Adit dan kak Kinan.
"Cie... Yang sudah sarjana... Cepat-cepat nikah ya.." ucap kak Kinan.
"Apaan sih, kak. Cari kerja dulu baru nikah. Ya kan, Yah?"
"Itu terserah kamu, dek. Kalau kamu mau nikah silakan. Ayah gak larang." ucap Ayah dan itu membuatku cemberut.
"Anak Bunda ternyata sudah besar ya. Selamat ya. Semoga kamu menjadi sarjana yang berguna." ucap Bunda sambil memeluk ku. Ayah dan kak Kinan juga memeluk ku. Bang Adit? Jangan tanya, dia sudah memeluk ku begitu erat sampai aku sesak nafas.
"Bang, mau buat aku mati ya?" tanyaku yang sudah sesak akan pelukan nya
"Hehe maaf, dek. Abang bangga sama kamu." bang Adit pun melepaskan pelukan nya. Aku mengambil nafas dalam-dalam.
"Terimakasih untuk semua... Terimakasih sudah mendukung Zahra dan mensuport Zahra selama ini." tanpa ku sadari air mata ku menetes. Semua langsung memeluk ku lagi. Setelah foto dengan keluarga. Kami segera pulang, karena kata Ayah hari ini akan ada tamu yang datang kerumah.
Malam ini nya setelah sholat maghrib aku membantu Bunda menyiapkan hidangan untuk tamu yang akan datang malam ini.
"Dek, kamu kenapa belum siap-siap?" tanya Ayah
"Lho memang Zahra mau kemana? Zahra gak kemana-kemana, Yah." ucapku.
"Ohiya Bunda lupa. Dek, kamu siap-siap ya. Pakai baju yang sudah Bunda disiapkan dikamar kamu." ucap Bunda. Aku semakin binggung. Sebenarnya siapa sih yang akan datang? Kenapa harus aku juga yang siap-siap?
Aku melangkah kekamar dan memakai baju yang sudah Bunda siapkan di atas kasur ku.
Tok.. Tok..
"Dek, ayo keluar! Tamu nya sudah datang." ucap Bunda
"Iya, Bun. Zahra sudah siap. Sebenarnya tamu nya siapa sih Bunda?"
"Sudah nanti adek juga tau." nah kan semakin membinggungkan... Aku turun dan mengikuti Bunda dari belakang. Saat diruang tamu, aku terus menunduk entah kenapa aku tidak berani menegakkan kepalaku.
"Dek, tegakkan kepala mu sayang." suruh Bunda. Mau tak mau aku menegakkan kepalaku. Dan ternyata tamu Ayah adalah Papa dan Mama kak Rasyid. Lho ada apa sih ini?
"Lho om sama tante tamu Ayah?" tanyaku polos. Semua terkekeh atas pertanyaan ku.
"Iya. Om sama tante adalah tamu Ayah mu." ucap om Hendrawan
"Bagaimana Hendra? Kau akan melanjutkan ini?" tanya Ayah. Aduhhh aku semakin binggung. Apa yang mereka bahas?
Tak lama terdengar suara orang yang ku kenal. Ya siapa lagi kalau bukan kak Rasyid. Lho kak Rasyid?
"Assalamualaikum" salam kak Rasyid sambil menyalami Ayah, Bunda, Papa dan Mama nya.
"Wa'alaikumsalam."
"Maaf Pa, Ma, Om, tante. Maaf kalau Rasyid terlambat." ucap kak Rasyid sambil duduk di depanku.
"Jadi kamu benar-benar ingin melamar, Rasyid?" tanya Ayah. Hah? Melamar? Siapa yang akan dilamar?
"Siap." ucap kak Rasyid.
"Ras, silakan kamu minta restu om dan tante." suruh om Hendrawan.
"Siap. Saya Rasyid Ramadhan ingin meminta restu dan melamar putri om yang bernama Zahra Putri Dirgantara untuk saya sendiri." ucap kak Rasyid tanpa ragu.
Deg!
Kak Rasyid melamar ku? Apa aku tidak salah dengar?
Seketika aku terdiam dan tertunduk.
"Dek, bagaimana?" tanya Bunda sedikit membuyarkan ku dari lamunan.
"Hmm kak Rasyid yakin? Zahra belum kerja loh? Zahra juga baru selesai wisuda." ucapku.
"Itu gak masalah, Ra. Kalau nanti kamu mau kerja silakan kalau tidak juga gak papa." ucap kak Rasyid.
"Hmm kak, boleh Zahra minta waktu?" tanyaku. Kak Rasyid menatap Papa dan Mama nya.
"Boleh. Kakak kasih waktu. Kakak harap kamu memberika keputusan secepatnya ya." kak Rasyid tersenyum. Aku mengangguk.
Setelah berbincang dan makan malam bersama keluarga kak Rasyid pamit untuk pulang. Karena hari sudah malam.
"Ra, kakak harap kamu mengambil keputusan yang tepat ya."
Ucapan kak Rasyid masih teringat di pikiranku.
"Dek, masih memikirin keputusan nya?" tanya kak Kinan.
"Iya nih, kak. Aku masih binggung."
"Kalau kamu ngerasa cocok sama Rasyid ya terima aja, dek. Kakak tau Rasyid sudah sering menyatakan perasaan nya sama kamu. Tapi kamu terus menolak." loh kok kak Kinan tau? Apa kak Rasyid curhat sama kak Kinan?
"Itu dia kak, terkadang aku ngerasa cocok sama kak Rasyid tapi juga nggak. Kok kakak tau? Kak Rasyid curhat sama kakak ya?"
"Kakak tau tanpa Rasyid atau kamu yang curhat sama kakak. Sudah terima aja, Ra. Dia itu baik dan sholeh juga. Kakak sangat kenal dia. Kakak yakin dia terbaik untuk kamu." ucap kak Kinan.
"Ya sudah, kalau belum yakin. Lebih baik nanti malam kamu sholat dan minta petunjuk ya." aku mengangguk.
"Ternyata kamu disini, Nan. Aku cariin juga." ucap bang Adit yang berdiri diambang pintu.
"Kamu kenapa, dek?" tanya bang Adit.
"Sudah. Jangan ganggu Zahra. Lebih baik kita keluar aja." kak Kinan langsung menarik tangan bang Adit dan keluar dari kamarku.
Bersambung...
Hayy gimana nih? Si Zahra binggung mau nerima lamaran Rasyid atau nggak.
Menurut kalian gimana? Comment ya.Jangan lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Tentara Ku
RandomPerjalanan cinta yang tidak semulus oleh kebanyakan orang diluaran sana. Penasaran kan??? Yukk, di baca dan tambahkan diperpustakaan kalian! Jangan lupa vote and comment ya!