Part 45

4.7K 251 10
                                    

Vote 50++ ya... Jangan lupa vote and comment :)

1 bulan kemudian....

Hari ini adalah hari yang paling sakral dan penting dihidupku. Dimana aku akan memulai hidup baru ku dengan imam pilihan ku. Tidak terasa memang, waktu berlalu begitu sangat cepat. Sudah cukup banyak peristiwa yang dilalui bersama selama beberapa tahun belakangan ini.

"Sudah siap?" tanya kak Kinan

"Insha Allah siap, aku deg-degan, kak."

"Haha itulah yang kakak rasakan sangat menikah dengan bang Adit, antara senang, bahagia, deg-degan. Pokoknya gak karuan deh," ucap kak Kinan.

"Kinan!" aku dan kak Kinan langsung kearah sumber suara, ternyata sudah ada bang Adit yang berdiri diambang pintu.

"Ada apa, bang?" tanya kak Kinan.

"Kamu dipanggil Bunda," jawab bang Adit sambil berjalan mendekat.

"Dek, kakak ke Bunda dulu ya." pamit kak Kinan.

"Oke. Hati-hati, kak. Ingat tuh udah 7 bulan," ucapku.

Kak Kinan keluar, kini yang tersisa hanyalah aku dan bang Adit.

"Dek!"

"Apa?" bang Adit mendekati aku yang sedang duduk. Mengelus kepala ku.

"Kamu sudah dewasa ya, sebentar lagi kamu sudah dipinang sama orang lain. Peranan abang sudah digantikan oleh suami mu nanti. Maaf kalau selama ini abang tidak bisa menjaga kamu dengan baik." ucap bang Adit.

Aku pun berdiri, menatap wajah abang ku yang sudah merah karena menahan tangis.

"Abang selama ini udah jadi abang yang baik, abang juga udah menjaga aku dengan baik. Terimakasih atas perlindungan abang selama ini," ucapku sambil memeluk nya.

~~~

Setelah meminta maaf kepada Ayah dan Bunda. Kini aku duduk diruang make up ditemani kak Kinan, Bunda dan sahabat ku Bella.  Aku menatap layar monitor yang terpasang dan menampilkan suasana diluar. Nampak kak Rasyid yang terlihat gugup. Tak lama Ayah menjabat tangan kak Rasyid.

"Saudara Rasyid Ramadhan,"

"Siap, saya."

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya bernama Zahra Putri Dirgantara binti Handhika Dirgantara dengan mas kawin dan seperakat alat sholat di bayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawin nya Zahra Putri Dirgantara binti Handhika Dirgantara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sahh!!!"

Aku menghela nafas ku dan langsung memeluk Bunda dan Bella. Tanpa kusadari, air mata ku menetes.

"Selamat ya, dek. Setelah ini kamu sudah menjadi istri, jadi istri yang baik dan patuh ya." ucap Bunda

"Iya, Bun. Makasih, Bunda." Bunda mengelap air mata ku dengan tissue

"Wahh Ra, selamat ya. Semoga langgeng sampai kakek nenek ya, aku doain ya."

"Iya, makasih ya, Bel."

Tokk...tokk

"Assalamualaikum," pintu terbuka, menampakkan pria bertubuh tegap dan gagah yang sudah menjadi suami ku.

"Wa'alaikumsalam, ayo Bella kita kedepan!" ajak Bunda

"Ayo, tan. Takut disini, nanti jadi nyamuk." ledek Bella.

Dia Tentara KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang