- Putri Revianold -
Hari demi hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari Sabtu. Senang rasanya akhirnya aku bertemu dengan akhir pekan lagi setelah melewati hari - hari yang melelahkan selama di sekolah. Sayang nya hari ini pula Risa harus kembali ke rumah nya karena kedua orang tua nya akan kembali besok. Aku duduk di tepian kasur, memperhatikannya yang sedang sibuk memasukkan seluruh baju dan perlengkapannya ke dalam koper.
"Cepat sekali kau pulang." Aku mengeluh untuk yang kesekian kalinya. Rupanya ia membawa banyak baju selama tinggal dirumahku, dan aku tak menyadarinya.
"Orang tua ku akan kembali besok, jadi aku harus membersihkan rumah seorang diri. Lagipula tinggal dirumahmu atau dirumahku rasanya sama saja semenjak kau sering pulang bersama Ryan." Aku merasa geli dengan ucapannya barusan. Ia tampak cemburu. Aku langsung duduk di lantai dan memeluknya dari samping dengan erat.
"Kau ini, lepaskan." Ia mencoba untuk melepaskan dirinya dariku. Bibirnya berubah menjadi kerucut yang menggelikan.
"Kapan - kapan kau harus menginap disini lagi, atau aku yang akan menginap dirumahmu. Kita anak yang kesepian, bukan?" Ia tertawa dengan kencang sampai memejamkan kedua matanya.
"Beruntung lah karena aku memiliki kekasih, jadi aku tak terlalu merasa kesepian." Aku mencubit pinggang nya dan ia menjerit kesakitan. Ia membulatkan kedua matanya padaku dan aku membalas tatapannya.
"Tapi sepertinya Rico tak pernah mengajakmu keluar, bahkan disaat malam minggu kalian pun tak keluar bersama." Risa menutup kopernya dan menguncinya menggunakan kode yang terpasang.
"Kami sering bertemu di sekolah. Aku bisa merasa bosan jika setiap hari harus melihatnya." Aku mengangguk setuju dengan ucapannya. Kekasihnya memang satu sekolah dengan kami, lebih tepatnya satu kelas dengan Dana. Tapi mereka jarang memperlihatkan kebersamaan mereka di sekolah, tidak seperti sepasang kekasih kebanyakan.
"Aku harus pulang sekarang." Ia bangkit dari posisinya dan aku mengikutinya. Kami berjalan ke depan menuju garasi karena mobilnya masih berada di dalam garasi rumahku.
"Aku akan merindukanmu." Ucapku sambil memeluknya sekali lagi dengan erat. Ia membalas pelukanku.
"Kita sering bertemu di sekolah. Kau ini dramatis sekali." Ia melepas pelukanku lalu aku terkekeh kecil. Ia mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi. Ia memberikan klakson padaku dan aku melambaikan tanganku padanya sebelum ia pergi meninggalkan rumahku.
Aku kembali masuk ke dalam. Aku melihat Buddy yang sedang menonton acara televisi dan duduk diam di sofa. Aku memilih untuk menuju ke dapur untuk mengambil makanan ringan, setelah itu kembali ke ruang tengah untuk menemani Buddy.
"Kau ini menonton apa?" Aku menoleh ke tv yang menampilkan film Toy Story 3 dan Buddy tampak sangat menikmatinya. Aku membuka bungkus keripik kentang ku dan melahapnya.
Saat sedang menonton film, ponselku bergetar dan aku melihat nama Ryan yang menelfonku. Aku menyingkirkan bungkus makanan ringanku dan segera mengangkat telfon dari Ryan.
"Halo?" Ucapku mengawali pembicaraan diantara kami berdua. Tumben sekali ia menelfonku.
"Lama sekali kau mengangkat telfonku." Aku memutar kedua bola mataku tanpa sepengetahuannya. Ia memang sangat menyebalkan.
"Aku sedang menonton film, lagipula..."
"Aku tak ingin mendengar alasanmu." Potongnya disaat aku belum menyelesaikan perkataanku. Aku mendengus kesal.
"Ada apa kau menelfonku?"
"Malam ini aku akan mengajakmu keluar." Aku menautkan kedua alisku dengan bingung. Ia mengajakku keluar? Ada apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.