14

315 15 0
                                    

- Ryan Sanjaya -

Aku membawa tas ku untuk segera berangkat ke sekolah. Aku turun ke bawah sambil berusaha untuk merapikan seragamku. Persetan dengan seragam, aku akan membiarkannya tetap diluar celana. Aku melihat Ayah yang sedang membaca korannya ditemani secangkir teh.

"Ryan, kemarilah. Sarapan sebelum kau berangkat." Aku menghampirinya lalu menarik satu kursi dan duduk diatasnya. Aku mengambil satu lembar roti dan mengolesnya dengan selai nanas untuk sarapan.

"Kau bersikap tak sopan pada Putri kemarin. Ia bahkan sampai pulang dengan taksi karena kau tak mengantarnya." Aku berhenti mengunyah setelah mendengar perkataan Ayah. Semalam aku terlalu emosi dan memutuskan aku langsung masuk ke dalam kamar meninggalkan Putri bersama Ayah. Lalu jika tak salah aku langsung tertidur dan lupa bahwa Putri masih berada dirumahku, bahkan aku belum mengucapkan terima kasih padanya karena sudah membantuku mengerjakan tugas.

"Aku berangkat." Aku meneguk segelas susu dengan gerakan cepat lalu berjalan ke ruang tengah, mengambil helm beserta kunci motorku. Aku menuju ke garasi dan mengeluarkan motorku, setelah itu melajukannya menuju ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku memarkirkan motorku dan segera masuk ke dalam. Aku harus menemui Putri terlebih dahulu, mungkin ia sudah berada dikelasnya mengingat ia termasuk murid yang rajin. Sampai di depan pintu kelasnya, aku masuk dan melihat Putri yang duduk di kursi nya sedang berbicara dengan teman dekatnya yang sampai sekarang tak kuketahui namanya. Temannya melihatku dan seketika itu pula Putri menolehkan kepalanya kearahku. Aku pun mendekat kearahnya.

"Terima kasih untuk semalam, dan maaf jika aku meninggalkanmu begitu saja." Hanya inilah yang bisa kukatakan sekarang padanya. Aku benar - benar tak tahu harus berkata apalagi meskipun sudah kupikirkan selama perjalanan menuju ke sekolah tadi.

"Tak masalah." Jawabnya sambil tersenyum kearahku. Kupikir ia akan marah denganku dan tak mau mengenalku lagi, sama seperti gadis lainnya. Dugaanku salah.

"Aku harus kembali ke kelas." Aku langsung meninggalkan kelas Putri menuju ke kelas ku sendiri yang letaknya tak begitu jauh dari kelasnya.

Aku menaruh tas ku keatas meja lalu duduk di kursi ku. Naufal memperhatikanku sejenak sebelum mulai membuka tas nya untuk mengeluarkan buku.

"Tak perlu. Aku sudah mengerjakannya." Ia membulatkan kedua matanya terkejut dengan ucapanku. Aku pun tak peduli dan memilih untuk memeriksa ponselku.

"Sejak kapan kau mengerjakan tugasmu?" Tanya nya dengan penasaran. Ia sama seperti seorang gadis, selalu tahu urusan orang lain.

"Sejak semalam." Ucapku dengan singkat tanpa menoleh kearahnya.

"Kau mengerjakan sendiri?" Aku terdiam selama beberapa saat. Haruskah aku memberitahunya bahwa semalam aku mengerjakan tugasku bersama Putri? Tapi pasti ia akan semakin banyak bertanya dan aku sangat malas untuk menjawab seluruh pertanyaan nya itu.

"Ya." Bel masuk pun berbunyi dan beruntung Naufal tak bertanya apapun lagi.

***

Jam istirahat telah tiba. Aku dan Naufal memutuskan untuk menuju ke kantin karena ia lapar dan memintaku untuk menemaninya makan. Mau tak mau, aku pun menemaninya meskipun terkadang disaat aku meminta hal yang sama, ia tak mau menemaniku. Menyebalkan memang. Saat sampai di kantin, aku melihat kerumunan murid seperti sedang menonton sesuatu. Ada apa sebenarnya?

"Ramai sekali." Ucap Naufal sambil memperhatikan kerumunan tersebut dari kejauhan. Tapi kerumunan kali ini beda, perasaanku pun menjadi tidak nyaman dan aku segera mendekat kearah kerumunan tersebut, Naufal mengikutiku dari belakang.

RUDE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang