- Putri Revianold -
Setelah hari demi hari berlalu, tepat pada hari ini aku akan mengikuti lomba debat yang sudah kupersiapkan sejak lama. Aku sudah berada di depan ruang guru untuk menunggu Pak Wiyoso yang sedang berada di dalam sana. Beruntung murid kelasku diperbolehkan untuk mendukungku secara langsung di kantor dinas pendidikan dan mereka sudah dalam perjalanan menuju kesana, dan diam - diam, Ryan dan Dana pun ikut bersama mereka supaya tak ketahuan. Tak lama Pak Wiyoso keluar dari ruang guru sambil membawa sebuah tas hitam. Ia menatapku lalu bangkit dari posisiku.
"Kita akan diantar oleh supir sekolah." Aku mengangguk. Aku pun mengikuti Pak Wiyoso menuju ke depan dan mobil sekolah pun telah disiapkan. Aku langsung masuk ke dalam nya, dan setelah itu mobilnya berjalan.
"Kau sudah siap?" Pak Wiyoso yang duduk didepan menolehkan kepalanya ke belakang. Aku mengangguk sambil tersenyum meskipun aku sendiri merasa gugup sekarang.
"Perlombaan nya akan diselesaikan hari ini juga. Bapak harap kau bisa masuk final dan mengalahkan sekolah lain." Aku pun berharap demikian. Semoga saja aku bisa memenangkan perlombaan ini dan membanggakan sekolahku sendiri.
Tak membutuhkan waktu lama, kami sampai di kantor dinas pendidikan. Aku dan Pak Wiyoso turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung kantor ini. Aku bisa melihat seluruh teman - temanku yang duduk di barisan paling depan. Setidaknya aku tidak akan sendirian disini. Aku berhenti di pintu masuk ketika Pak Wiyoso berhenti dan menatapku selama beberapa saat.
"Bapak yakin kau pasti bisa. Disana banyak teman - temanmu yang datang untuk mendukungmu secara langsung. Jangan kecewakan kami semua." Pak Wiyoso menepuk pundak kiriku sekali.
"Saya usahakan, Pak." Jawabku berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri. "Bolehkah saya menemui teman - teman saya terlebih dulu?" Lanjutku meminta ijin untuk menemui Risa dan yang lain. Pak Wiyoso mengangguk memperbolehkanku untuk menemui mereka.
Aku berjalan mendekat kearah mereka semua yang sepertinya tak menyadari kedatanganku disini. Mereka terlalu sibuk menatap kearah depan, mungkin mencariku yang tak kunjung naik keatas panggung.
"Hai." Mereka semua dengan serempak menolehkan kepalanya ke belakang, kearahku. Aku tersenyum kepada mereka mereka bertiga.
"Kupikir kau sudah akan bersiap." Aku menoleh kearah Dana. Aku menggelengkan kepalaku sambil terkekeh kecil.
"Aku akan naik ke panggung ketika namaku dipanggil. Aku meminta dukungan dan juga doa kalian disini. Aku akan berusaha semaksimal mungkin."
"Tentu saja kami akan mendoakanmu." Balas Risa dengan penuh semangat. Aku melirik kearah Ryan yang hanya menatapku. Aku hanya memberinya sebuah senyuman dan anggukan kecil. "Kalau begitu aku akan menemui Pak Wiyoso sekarang." Lanjutku dan mereka pun menyemangatiku sebelum aku pergi. Saat aku berjalan menuju kearah Pak Wiyoso, aku mendengar suara pembawa acara yang bersiap untuk memulai acaranya.
"Selamat pagi semuanya. Selamat datang di acara lomba debat antar SMA. Seperti yang kita tahu, banyak sekali kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Seiring dengan banyak nya kejadian tersebut, pro dan kontra mulai bermunculan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami sudah mengumpulkan 8 murid dari sekolah yang berbeda untuk menuangkan segala pendapatnya disini. Kalau begitu, kita langsung mulai acaranya." Semua hadirin bertepuk tangan dengan meriah. Ini membuatku sangat gugup, namun aku harus bisa melewati semuanya sekarang.
"Kau akan mendapat giliran pertama. Kita harus ke belakang panggung sekarang." Aku pun mengikuti Pak Wiyoso menuju ke belakang panggung. Disana sudah terdapat 7 murid lainnya yang juga didampingi gurunya masing - masing. Siapapun yang akan menjadi lawanku nantinya, kuharap aku bisa mengalahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.