- Ryan Sanjaya -
Aku berjalan menuju ke kelas Putri berniat untuk mengajaknya pulang bersamaku. Entahlah, aku hanya ingin mengantarkannya pulang sore ini. Bel pertanda jam sekolah telah usai berbunyi semenjak 10 menit yang lalu. Aku yakin kelas nya pasti sudah sepi, jadi aku tak perlu ditonton oleh banyak murid nantinya. Sesampainya di kelas Putri, aku langsung masuk ke dalam dan melihat Risa yang duduk seorang diri dengan gelisah. Aku berjalan mendekat kearahnya dan sepertinya ia belum menyadari keberadaanku.
"Risa? Dimana Putri?" Tanyaku sambil memperhatikannya. Ia mengangkat kepalanya dengan cepat seperti terkejut. Kegelisahan terlihat di raut wajahnya dan ia sedang merasa tak nyaman sekarang. Lalu dimana Putri? Tas nya pula masih berada disini.
"Ryan, kau tahu dimana Putri?" Aku menautkan kedua alisku.
"Aku baru saja bertanya padamu dimana Putri dan sekarang kau menanyakan hal yang serupa padaku? Ada apa denganmu?" Ia mengusap wajahnya dengan sedikit kasar. Ia terlihat aneh sekarang.
"Semenjak jam istirahat tadi, ia tak masuk ke kelas. Aku sudah mencoba untuk menghubungi nomornya, tapi ternyata ponselnya berada disini." Ia berkata dengan sangat cepat membuatku sedikit sulit untuk menangkap maksudnya.
"Tunggu, tenangkan dulu dirimu. Kau tampak gelisah. Putri tak masuk semenjak jam istirahat? Kupikir kalian berdua selalu bersama. Bagaimana bisa kau tak tahu dimana keberadaannya sekarang?"
"Kami memang bersama tadi. Tetapi tiba - tiba kekasihku mengajakku untuk ke kelasnya sebentar. Aku menyuruh Putri untuk ke kelas terlebih dulu dan aku akan menyusulnya. Ketika telah selesai, aku kembali ke kelas tapi ia tak ada. Bahkan sampai sekarang ia belum muncul."
Ini aneh. Tak seperti biasanya Putri menghilang seperti ini. Memang sejak tadi aku tak melihat keberadaannya, karena kupikir ia berada didalam kelas. Tapi sekarang yang kutemukan adalah Risa yang mencemaskan keberadaan Putri. Ponselnya pun tertinggal. Lalu bagaimana caraku untuk mengetahui keberadaannya?
"Atau ia sudah pulang?" Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Aku tahu pertanyaanku barusan sangat tak masuk akal.
"Kalau begitu, kau bawa tasnya pulang bersamamu. Aku akan mengunjungi rumahnya untuk memeriksanya. Aku akan mengabarimu secepatnya." Aku langsung pergi meninggalkan kelas Putri. Sial, aku ikut merasa gelisah sekarang.
Aku mengambil motorku dan langsung melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah Putri. Kuharap ia berada dirumahnya sekarang. Tak membutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya, aku sampai didepan rumah Putri. Aku turun dari motor dan berjalan menuju ke pintu rumahnya. Kutekan bel rumahnya selama beberapa kali, namun tak ada jawaban. Aku beralih menuju ke jendela dan mengintip ke dalam, namun sepi. Dimana dia sebenarnya? Aku mengambil ponselku berniat untuk menghubungi Risa. Seketika aku teringat bahwa aku tak memiliki kontak siapapun kecuali milik Ibu, Naufal, dan juga Putri.
Aku harus mencarinya kemana? Aku tak tahu tempat apa saja yang sering ia kunjungi, aku tak tahu ia suka pergi kemana, aku tak tahu ia suka melarikan diri kemana. Aku belum mengetahui apapun soal Putri dan saat ini aku kesulitan untuk mencarinya. Bahkan aku tak mengenal siapa orang tua nya, kontak sahabatnya sendiri pun tak punya. Apakah aku harus menemui Dana? Tapi aku harus menemuinya dimana? Sial, ini membuatku semakin bingung dan juga pusing.
Tiba - tiba aku mendengar suara raungan motor dari kejauhan. Motor itu berhenti tepat didepan ruma Putri. Dana! Ia adalah Dana. Aku langsung berjalan kearahnya disaat ia sedang melepas helm nya. Khawatir. Itulah yang menggambarkan ekspresi Dana sekarang ini.
"Kau sudah menemukan Putri?" Tanyanya padaku dengan cepat. Aku menggelengkan kepalaku.
"Kau tahu Putri menghilang dari mana?" Ia menatapku dengan tajam. Aku hanya bertanya padanya, apa yang salah dari itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.