- Putri Revianold -
Malam ini aku akan mengunjungi acara makan malam yang dibuat oleh Dana sebagai perayaan ulang tahun nya yang ke 18. Aku sengaja tak memberinya ucapan sejak tadi pagi dan kurasa ia marah padaku saat di sekolah tadi. Bahkan saat berpapasan pun, ia hanya melirik kearahku tanpa menyapaku sama sekali. Aku sudah menyiapkan kado untuknya sejak semalam dan kini aku harus bersiap - siap karena sebentar lagi Risa akan menjemputku.
Aku membuka lemari pakaian ku dan berpikir apa yang harus kupakai untuk malam ini. Sepertinya acaranya tidak formal karena ia hanya mengundang beberapa teman dekatnya saja. Aku mengambil dress berwarna merah yang kugantung di dalam lemari. Panjangnya selutut dan tidak memiliki motif apapun, tetapi supaya tak terlihat membosankan, aku akan memakai sabuk berwarna hitam nantinya. Aku segera mengganti pakaian ku dan berdandan natural karena aku sendiri tak terlalu menyukai berdandan.
Setelah siap, aku mendengar suara klakson mobil dari luar. Mungkin itu Risa. Aku memasukkan ponsel dan juga dompetku ke dalam tas selempang ku, lalu membawa kadonya turun bersamaku. Setelah mengunci pintu rumah, aku masuk ke dalam mobilnya dan Risa sudah tampak cantik dengan dress berwarna biru mudanya itu. Kami sama - sama mengenakan dress.
"Kau siap?" Aku mengangguk sebagai jawaban. Aku menggunakan sabuk pengamanku dan setelah itu Risa mulai melajukan mobilnya menuju ke salah satu restoran yang alamatnya sudah diberikan oleh Dana melalui pesan semalam.
Alunan musik yang disiarkan oleh radio menemani perjalanan kami malam ini. Aku sudah mempersiapkan kata - kata saat bertemu dengan Dana nanti, ia pasti sangat merasa kesal padaku. Risa menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah pertanda kita harus berhenti. Tiba - tiba ponselku berdering. Aku mengambilnya dari dalam tas ku dan melihat nama Ryan disana yang menelfonku.
"Halo?" Ia terus memberiku pesan semenjak kemarin. Entahlah, kejadian kemarin masih membuatku kesal. Ini sungguh menggelikan. Tidak mungkin aku cemburu, bukan?
"Kau ada dimana sekarang?" Untuk apa ia menanyakan soal keberadaanku sekarang? Tidak biasanya ia seperti ini. Mungkin ia menyuruhku untuk kerumahnya, membantunya belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Sayang nya aku tak bisa tak hadir dalam acara Dana malam ini.
"Memangnya ada apa? Aku sedang berada diluar. Jika kau memintaku untuk membantumu mengerjakan tugas, aku tidak bisa untuk malam ini." Ucapku to the point, tapi aku tak menyebutkan bagian dimana mengapa aku tak bisa menemaninya belajar.
"Bukan begitu. Ibuku memintaku untuk mengajakmu makan malam bersama dirumahnya." Mataku membulat dengan sempurna. Tante Mela mengundangku untuk makan malam bersama? Ada apa ini? Bagaimana cara aku menolaknya?
"Aku harus menghadiri acara malam ini. Tolong sampaikan permintaan maafku pada Ibumu, mungkin lain waktu." Aku menggigit kuku jariku. Aku merasa tak enak hati karena telah menolak ajakan Ibunya. Tapi ini mendadak.
Tiba - tiba terdengar suara nada panggilan terputus. Ia selalu memutuskan panggilan nya secara sepihak tanpa mengucapkan apapun terlebih dahulu. Aku menghembuskan nafasku dan memasukkan ponselku kembali ke dalam tas. Risa menoleh kearahku, merasa penasaran.
"Siapa itu?" Tanyanya sambil terus mengemudikan mobilnya. Jalanan malam ini cukup ramai, namun tidak membuat kemacetan, sehingga kami tak perlu membuang waktu di jalan.
"Ryan. Ibunya mengajakku untuk makan malam bersama tapi aku menolaknya." Jawabku. Aku mengamati keadaan diluar melalui jendela mobil Risa. Ini membuatku kepikiran.
"Kalian sudah berpacaran? Bahkan Ibunya merestui hubungan kalian sampai kau diajak makan malam? Kupikir Ryan tak akan mengenalkan gadis manapun ke orang tua nya." Ia terkekeh setelah berkata demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.