40

235 9 0
                                    

- Putri Revianold -

Jam istirahat saat ini sedang berlangsung. Sejak beberapa menit yang lalu Risa tak henti - hentinya berbicara soal kekasihnya yang mulai sibuk dengan kegiatan ekstranya. Ia terus mengeluhkan perasaan nya yang seperti tak dianggap ada dikarenakan waktu untuk mereka berdua sangat lah jarang. Aku terus mendengarkannya meskipun aku mulai merasa bosan.

"Aku sendiri tak tahu harus apa. Di sisi lain aku ingin menjadi gadis baik yang mendukung kekasihnya untuk melakukan kegiatan positif, tetapi imbasnya pada waktu keluar kami jadi jarang." Ia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya karena merasa pusing. Aku sebenarnya tak tahu harus mengatakan apa pada Risa karena aku tidak begitu mengikuti cerita yang ia ceritakan tadi.

"Ya mungkin kau harus sedikit mengalah untuk saat ini dan jika kau memang prioritasnya, bagaimanapun juga ia akan meluangkan waktunya untukmu, percaya padaku." Aku tersenyum padanya berusaha untuk meyakinkannya bahwa semua akan baik - baik saja. Akhirnya ia mengangguk menerima saranku.

"Lalu bagaimana dengan hubunganmu saat ini? Pasti masih berjalan baik - baik saja." Aku menegakkan tubuhku saat ia mulai menanyakan soal hubunganku dan Ryan. Sebenarnya tak banyak hal - hal yang terjadi karena kami baru menjalani hubungan selama satu minggu lebih.

"Kami..." Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, tiba - tiba ponselku berdenting tanda sebuah pesan masuk. "Tunggu sebentar." Lanjutku sambil mengeluarkan ponselku dari dalam saku seragam.

Disana terdapat sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak ada di kontak ponselku yang mana artinya aku tidak mengenalnya. Dengan segera aku membuka pesan tersebut dan sang pengirim mengirimkanku beberapa foto. Aku mulai melihat fotonya satu per satu dan seketika tubuhku mematung karena terkejut. Terdapat 5 buah foto dan semuanya benar - benar membuatku terkejut, sangat terkejut.

"Putri? Ada apa?" Aku mengabaikan pertanyaan Risa yang mulai merasa aneh dengan perubahan wajah serta sikapku saat ini.

Aku terus menggeser foto - foto tersebut dan mencoba untuk memastikan siapa orang yang ada didalam foto itu. Foto ini adalah foto Ryan dan Rosa yang sedang bermesraan bahkan mereka bercumbu. Tunggu, kapan mereka keluar bersama? Foto ini jelas bukan foto saat mereka sedang menjalani hubungan karena ini adalah foto baru.

"Aku harus ke toilet sebentar." Aku langsung berjalan dengan terburu - buru menuju ke toilet khusus wanita. Aku memasuki salah satu bilik yang kebetulan semuanya kosong. Mengunci pintunya dan menutup closet nya, aku duduk diatas closet dan terus memperhatikan foto - foto yang baru saja kudapatkan.

Aku memejamkan kedua mataku, mencoba untuk memendam dalam - dalam emosi dan juga rasa sakit hati yang kini menyerangku. Sakit rasanya melihat Ryan yang masih bersama dengan Rosa disaat ia sudah bersamaku. Semalam ia mengikuti adu balap dan foto yang baru saja kudapatkan sudah jelas berada di arena balap. Apakah ini foto semalam? Aku menarik nafasku dan menghembuskannya dengan pelan, mencoba untuk tidak menangis. Sial! Air mataku turun! Aku langsung menepisnya dengan sedikit kasar dan menatap langit - langit untuk membantu menenangkan diriku sekarang. Ini kelewat sakit.

Aku kembali menatap kearah ponselku dan menyimpan seluruh fotonya ke galeri ku. Dari sekian foto, yang paling menyakitkan adalah ketika Ryan mencium Rosa tanpa rasa bersalah sedikit pun. Mengapa ia tega melakukan ini padaku? Setelah merasa cukup tenang, aku keluar dari bilik kamar mandi dan membasuh wajahku di washtafel supaya aku tak terlihat telah menangis. Aku tak ingin menarik perhatian siapapun setelah ini. Aku menarik beberapa lembar tissue dan mengeringkan wajahku. Aku menarik nafasku sekali lagi dan berjalan menuju ke kelas.

"Apa yang kau lakukan di toilet?" Tanya Risa yang rupanya masih penasaran denganku. Aku hanya tersenyum kearahnya.

"Tak apa. Aku hanya buang air kecil dan membasuh wajahku." Aku langsung menundukkan kepalaku setelah berkata demikian karena aku tak ingin diperhatikan terlalu lama oleh Risa.

RUDE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang