- Putri Revianold -
Suasana jalan raya sore ini cukup padat oleh kendaraan karena saat ini sudah merupakan jam dimana semua orang mulai berhenti dari aktivitasnya masing - masing. Aku mengamati suasana kota sedangkan Ryan terfokus melajukan motornya bersamaan dengan kendaraan yang lain. Kami baru saja pulang dari sekolah dan seperti biasa, ia akan mengantarkanku pulang kerumah.
"Apakah nanti malam kau memiliki acara?" Tanya Ryan sedikit berteriak, namun suaranya tetap terdengar samar karena tertutup oleh helm yang ia pakai.
"Tidak. Ada apa?" Jawabku sambil menatap matanya dari samping. Kedua alisnya bertautan, tampak sangat fokus.
Rupanya kami sampai didepan rumahku sebelum ia sempat menjawab pertanyaanku barusan. Aku turun dari motornya dan merapikan rambutku yang berantakan karena terkena angin. Ia mematikan mesin motornya sejenak dan menoleh kearahku.
"Aku akan menjemputmu nanti malam. Tepat pukul 7 dan kau sudah harus bersiap, mengerti?"
"Kau mau mengajakku kemana?" Ia menatapku dengan tajam, seolah memperingatkanku untuk tidak memberikannya banyak pertanyaan. "Baiklah, baiklah. Jam 7 tepat." Aku mendengus kesal sambil memutar kedua bola mataku.
"Aku akan pulang sekarang. Sampai jumpa." Aku menganggukkan kepalaku dan kembali melajukan motornya pergi meninggalkan rumahku.
Aku pun berjalan masuk ke dalam rumah dan melihat Ayah yang sedang membaca koran sorenya di ruang tengah, ditemani secangkir teh. Kedua orang tua ku akan berada disini untuk beberapa hari kedepan sebelum kembali berangkat ke luar kota untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Ayah menoleh kearahku ketika menyadari keberadaanku.
"Kau sudah pulang rupanya." Aku mengangguk dan memilih untuk duduk di salah satu sofa yang berseberangan dengan Ayah.
"Dimana Ibu?" Aku menoleh kesana kemari untuk mencari keberadaan Ibu yang belum kulihat sekarang. Aku melepas tas yang kugendong dan kutaruh diatas sofa yang lain.
"Sedang berada di taman belakang. Sebentar lagi ia akan kemari." Aku mengangguk lalu menyenderkan punggungku ke sofa. Rasanya sangat melelahkan hari ini.
"Kau sudah pulang, Putri." Aku menoleh dengan cepat ketika melihat Ibu yang datang dari lorong yang menghubungkan ruangan ini ke taman belakang. Aku menganggukkan kepala dan Ibu duduk berhadapan denganku. Sepertinya ia baru selesai menyiram tanaman di belakang, mengingat aku tak pernah menyiraminya.
"Apa yang baru saja Ibu lakukan?"
"Menyirami tanaman belakang. Semuanya hampir kering karena kau tak pernah menyiraminya." Aku tertawa. Aku tak pernah memiliki waktu untuk itu, sekalipun aku memiliki waktu, pastinya aku akan malas untuk melakukannya.
"Mengingat Ayah dan Ibu jarang sekali berada dirumah, haruskah Ayah menyewa pembantu rumah tangga dan juga tukang kebun? Supaya kau tak sendirian juga. Bagaimana?" Ayah menutup koran nya dan meletakkannya diatas meja. Pembantu rumah tangga dan tukang kebun?
"Apakah mereka akan menginap?"
"Terserah kau saja. Jika mereka menginap, kau tak perlu sendirian dirumah ini. Ayah tahu kau pasti merasa kebosanan, bukan?" Aku mengangguk. Aku mulai memikirkan hal ini.
"Bagaimana jika pembantu rumah tangga nya saja yang menginap? Pastinya seorang wanita, bukan? Untuk tukang kebun, kurasa ia datang pagi dan pulang saat sore saja." Ibu mengangguk setuju dengan perkataanku barusan.
"Kalau begitu Ayah akan meminta bantuan anak buah Ayah untuk mencarikan orang yang tepat dan terpercaya." Aku kembali mengangguk.
"Mandi dan berisirahatlah. Kau memiliki acara nanti malam?" Ibu mulai menyalakan tv dan mencari saluran yang menurutnya menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.