06

669 23 0
                                    

- Ryan Sanjaya -

"Ini tentang aku dan Dana." Aku memberanikan diri untuk menatap kearah matanya, yang baru kusadari bahwa ia memiliki kedua mata yang indah dan berwarna coklat. Aku sempat terhanyut beberapa saat lalu mencoba untuk mengembalikan fokus ku lagi.

"Ada apa dengan kalian? Jujur saja, aku merasa penasaran sejak kapan kalian saling mengenal dan mengapa kejadian tadi pagi terlihat bahwa kalian saling membenci satu sama lain?" Benar dugaanku. Ia gadis yang cerdas maka dari itu ia bisa menangkap situasi yang ada tadi pagi.

"Aku minta dengarkan aku, dan jangan memotong." Perintahku dan ia menganggukkan kepalanya pelan. Aku pun bersiap untuk menceritakan segalanya pada Putri sekarang.

"Dua tahun yang lalu saat kita berada di bangku kelas 10, aku memiliki seorang kekasih. Hubungan kami baru berjalan selama lima bulan dan kurasa kami berdua baik - baik saja, dan ia bisa mengatasiku yang seperti ini." Aku melirik kearahnya, memastikan apakah ia mendengarkanku atau tidak. Ia tampak sangat fokus mendengarkanku.

"Sampai di bulan keenam, aku merasa ia sedikit berubah padaku. Ia lebih sering mendiamkanku dan cenderung menghindariku ketika aku mengajaknya untuk keluar bersama. Kupikir ia sedikit merasa lelah dengan sikapku, maka dari itu aku membiarkannya. Namun, hubungan kami yang diambang batas ini berlangsung selama bulan ketujuh dan aku tak bisa menahannya lagi." Aku berdeham sejenak untuk menetralkan suaraku yang sedikit serak.

"Hingga pada akhirnya aku menemukan satu fakta yang membuatku sangat marah dan juga terpukul pada satu waktu yang sama." Aku menundukkan kepalaku. Rasanya emosiku selalu memuncak jika aku mengingat kejadian yang sudah berlangsung selama dua tahun silam itu. "Fakta itu adalah, kekasihku mulai berubah semenjak ia bersetubuh dengan Dana."

Kedua mata Putri terbuka dengan lebar karena merasa sangat terkejut, bahkan mulutnya sedikit terbuka. Aku tahu ini akan membuatnya sangat terkejut, namun aku harus menceritakan ini semua padanya. Ia terdiam selama beberapa saat seperti sedang mencerna segala perkataanku.

"Aku mengetahuinya setelah.."

"Itu tidak mungkin. Dana tidak seperti itu." Aku menatapnya dengan tajam karena ia memotong perkataanku disaat aku menyuruhnya untuk mendengarkanku terlebih dahulu.

"Aku mengetahuinya setelah mencari tahu dan sahabat kekasihku pun mau untuk membuka mulut dan menceritakan seluruhnya. Kekasihku mendekati Dana dan berkata bahwa ia tak memiliki kekasih yang mana kekasihnya adalah aku. Dana pun ikut menyukainya dan mereka melakukan hal gila yang tak seharusnya dilakukan oleh pelajar kelas 10." Putri menatap kearah tangan nya yang mulai bergetar. Aku tak tahu apa yang ia rasakan sekarang.

"Mungkin kau tak akan percaya dengan apa yang baru saja kuceritakan. Namun aku berani bersumpah atas kenyataan cerita ini. Tujuanku untuk menceritakannya padamu karena aku tahu ia memiliki perasaan padamu dan aku mencegah supaya hal yang ia lakukan pada mantan kekasihku tak menimpa padamu." Ia masih tak bergeming sedikit pun di tempat nya.

"Maka dari itu kau membencinya?"

"Aku sangat membencinya hingga sekarang. Mantan kekasihku terpaksa pindah ke luar kota karena ia merasa malu padaku. Aku pun memutuskan hubungan kami saat itu juga karena aku tak ingin memiliki kekasih sepertinya yang mau disentuh lelaki lain yang bukan siapa - siapanya. Aku sudah tahu sejak lama bahwa kau adalah sahabat dekatnya, namun aku belum sempat untuk memperingatimu." Aku meneguk minumanku untuk menyegarkan tenggorokanku yang benar - benar kering setelah bercerita sepanjang ini.

"Tapi Dana tak pernah memberitahuku soal ini sama sekali." Ucapnya dengan sedikit menahan tangisan. Matanya sedikit berair, namun ia menahannya agar tak jatuh.

"Aku pernah mengancamnya untuk memberitahukan soal ini pada semua orang. Namun ia justru kembali mengancamku bahwa ia akan melakukan hal yang serupa pada seluruh kekasihku nantinya." Sial, kini emosiku benar memuncak sekarang. Aku mencoba untuk mengontrolnya karena aku tak ingin meledak dihadapan Putri yang tak bersalah apapun dan tak tahu apa - apa.

RUDE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang