- Putri Revianold -
Aku menyusuri koridor sekolah yang panjang dan sepi karena hampir semua kelas dimasuki oleh guru yang mengajar. Namun kali ini kelasku lagi - lagi kosong karena guruku yang seharusnya mengajar sedang tidak masuk dikarenakan sakit. Risa berada di dalam kelas dan memilih untuk menonton film kesukaan nya melalui laptop milikku yang ia bawa. Aku berniat untuk menuju ke perpustakaan, karena aku harus meminjam sebuah buku untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guruku beberapa hari yang lalu.
Aku mengangkat kepalaku setelah menunduk terlalu lama saat berjalan. Tiba - tiba pandanganku bertemu dengan kedua mata Dana yang baru saja keluar dari kelasnya. Rupanya bukan hanya kelasku saja yang kosong, kelasnya juga kosong. Dengan cepat aku langsung memutar tubuhku untuk mengurungkan niatku ke perpustakaan karena aku sedang tak ingin bertemu dengan Dana. Aku belum siap akan kenyataan bahwa ia pernah menyetubuhi seorang gadis tanpa pernah memberitahuku. Kupikir aku sahabatnya selama ini, namun rupanya aku salah.
"Putri!" Aku menghentikan langkahku saat ia meneriakkan namaku dari arah kelasnya. Koridor yang sepi membuat suaranya dapat didengar oleh siapapun pastinya. Aku memejamkan mataku dan mempertimbangkan sejenak apakah aku harus memutar tubuhku atau tidak.
"Hei." Ia menepuk pundakku. Sejak kapan ia sudah berdiri dibelakangku? Mau tak mau, aku memutar tubuhku dan menoleh kearahnya. Tidak, aku menunduk karena aku tidak siap untuk melihatnya sekarang.
"Apa yang terjadi padamu?" Ia mengangkat daguku, memaksaku untuk menatapnya yang sedikit merasa khawatir dan juga gelisah. Aku hanya menggeleng dan tak tahu harus berkata apa padanya.
"Kau terlihat beda hari ini. Kau tak mau bercerita padaku?" Menghitung sampe tiga, aku memutuskan untuk menatap kedua matanya. Seketika rasa kecewa langsung menyelimutiku, teringat akan seluruh cerita dari Ryan kemarin padaku. Apakah aku harus menanyakan ini semua padanya?
"Kau kemarin bilang ingin menceritakan semuanya padaku. Apa yang ingin kau ceritakan?" Tanyaku dengan berusaha untuk membuat suaraku setenang mungkin. Kini giliran ia yang menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku tahu jika ia tak akan pernah menceritakannya.
"Kalau begitu ikut aku. Aku harus membicarakan sesuatu padamu." Ucapku dengan tegas dan langsung meninggalkannya menuju taman belakang sekolah yang pastinya sepi di jam seperti ini. Ia mengikutiku dari belakang dan tak berkata apapun padaku.
Sesampainya di taman, aku langsung duduk di salah satu kursi panjang berdekatan dengan air mancur. Ia duduk disebelahku dengan sedikit ragu dan tak berani menatap kearahku sedikitpun. Ia seperti gugup sekarang.
"Aku harus mengatakannya ini padamu, karena kau tak kunjung mengatakannya padaku." Ia langsung menoleh kearahku dengan cepat. Kedua alisnya bertautan dengan bingung.
"Putri, aku..." Aku menggelengkan kepalaku, memberinya isyarat untuk mendengarkanku.
"Kemarin aku pulang bersama Ryan karena ia mengatakan sesuatu padaku." Aku menatap kearah sepatuku yang menginjak rumput taman. Aku tak ingin melihat kearahnya.
"Mengapa kau pulang bersamanya?" Tanyanya dengan penasaran.
"Ia mengajakku ke sebuah cafe karena ia menceritakan sesuatu padaku. Aku pun bersedia ikut dengan nya. Lalu setibanya disana, ia memberitahuku satu kenyataan yang mana sangat membuatku terkejut." Aku benar - benar tak tahu harus bagaimana untuk mengatakan ini semua padanya.
"Apa yang ia katakan padamu?" Aku menarik nafasku dengan panjang sebelum mulai bercerita padanya.
"Kau pernah menyetubuhi seorang gadis saat kelas 10 dan gadis itu adalah kekasih Ryan." Dana menoleh kearahku dengan cepat dan membulatkan keduanya matanya, sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.