- Putri Revianold -
Saat ini aku sedang berada di kantin untuk makan siang bersama dengan Risa karena sekarang adalah jam istirahat. Aku melahap batagor ku yang mulai tersisa sedikit, sedangkan porsi milik Risa masih banyak. Aku memperhatikan suasana kantin yang cukup ramai oleh para murid untuk mengisi waktu istirahat mereka.
"Bagaimana hubunganmu dengan Ryan?" Tanya Risa tanpa menelan makanan nya terlebih dulu. Aku mengangguk sambil terus mengunyah.
"Baik. Semua orang yang baru menjalin hubungan pasti baik - baik saja diawal." Ya, itu benar. Segala jenis macam hubungan pasti akan terasa baik - baik saja diawal. Berbeda jika hubungan tersebut sudah berlangsung cukup lama. Walaupun aku tidak pernah berpacaran sebelumnya, tetapi aku mengerti betul soal semacam itu.
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Ia berkata sedang menemui guru Sejarah nya untuk mengumpulkan tugas." Ia mengangguk mengerti.
Aku menjauhkan piringku ketika aku telah selesai makan, lalu beralih ke minuman ku. Aku mengaduknya sejenak sebelum meminumnya melalui sedotan. Tiba - tiba pandanganku terhenti ketika melihat Ryan yang sedang berbicara dengan Satria disana. Aku bisa melihatnya dari sini. Ekspresi mukanya tampak sangat serius dan tatapannya pun mengintimidasi. Apa yang sedang mereka bicarakan disana?
"Ada apa, Put?" Aku kembali tersadar ketika Risa bertanya padaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku dan bersikap seperti biasa ketika Ryan mulai memasuki kantin. Ia tampak mencari keberadaanku dan segera berjalan mendekat kearahku begitu melihatku disini.
"Ryan?" Risa menatap kearah Ryan yang sekarang duduk disebelahku. Ia kemudian menarik gelas ku dan meminum jus mangga ku tanpa meminta ijin dariku.
"Mengapa kau tak pesan sendiri?" Omelku yang merasa kesal dengan nya. Ia selalu saja bersikap seenaknya.
"Aku hanya meminta sedikit." Ia tertawa jahil dan mengembalikan gelasku yang isinya hampir habis. Risa tertawa melihat tingkah kami berdua.
"Apa yang kau bicarakan dengan Satria disana?" Tanyaku tanpa menoleh kearahnya, melainkan terus mengaduk minumanku.
"Apa maksudmu?" Rupanya ia berusaha mengelak, seolah aku tak melihat kejadian tadi.
"Aku melihatmu berbicara dengan Satria. Ada apa?" Kini aku menoleh kearahnya. Ia menghembuskan nafas pasrah dan menaruh kedua tangannya diatas meja.
"Aku melihatnya hendak kemari, dan aku tahu kau ada disini. Aku melarangnya untuk kemari sebelum kau selesai dari sini karena aku tahu pastinya ia berniat untuk mengganggumu." Aku melirik kearah Risa dan rupanya ia juga sedang menatapku. Aku tak tahu jika ia sampai melakukan hal ini hanya karena tak ingin aku diganggu oleh Satria.
"Kau tak perlu melakukan itu. Kantin ini bebas dikunjungi oleh siapapun." Ia berdecak kesal, tampak tak suka dengan responku barusan.
"Aku hanya tak ingin kau diganggu olehnya lagi, maka dari itu aku mengantisipasi hal itu agar tak terjadi." Ia masih berusaha untuk membela dirinya sendiri.
"Jika ia berani menggangguku, aku akan bilang padamu. Lagipula sepertinya ia tak akan berani macam - macam denganku mengingat aku adalah kekasihmu sekarang." Aku bisa melihat jejak senyuman nya dari sini, namun ia berusaha untuk menyembunyikan nya dariku. Manis sekali. Tiba - tiba Risa berdeham tampak merasa terganggu dengan moment barusan.
"Aku akan kembali ke kelas karena aku tak ingin merusak moment kalian berdua." Ia bangkit dari kursinya setelah menghabiskan minuman nya.
"Kau tak mengganggu kami, Risa." Ucapku menahannya untuk pergi. Aku menjadi merasa tak enak dengannya. Ia hanya menggeleng dan tersenyum aneh padaku, lalu ia pergi dari kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.