23

249 11 0
                                    

- Putri Revianold -

Hari Minggu adalah hari yang kutunggu. Siang ini aku berencana untuk pergi ke salon dan makan siang diluar, sayangnya Risa tak bisa menemaniku karena ia harus mengunjungi sebuah acara keluarga. Aku telah selesai bersiap - siap dan aku turun kebawah untuk mengeluarkan mobil. Kurasa tak ada salahnya jika aku pergi sendiri hari ini.

Aku menjalankan mobilku menuju ke sebuah salon yang sudah menjadi langgananku sejak lama. Tak membutuhkan waktu yang lama karena lokasi nya yang tak jauh dari rumahku. Aku menghentikan mobilku di area parkir lalu keluar untuk masuk ke dalam salon. Waktu menunjukkan pukul 12 siang dan suasana salon disini tidak terlalu ramai. Seorang wanita yang belum terlalu tua menghampiriku. Aku memanggilnya dengan sebutan Tante Dona. Ia sudah mengenalku semenjak aku sering datang kemari meskipun hanya untuk sekedar mencuci rambutku.

"Hai, Putri. Lama tak berkunjung kemari. Bagaimana kabarmu?" Aku memeluk Tante Dona sejenak dan tersenyum manis padanya. Ia memang sangat ramah pada siapapun, termasuk aku tentu saja.

"Baik. Apakah kau sibuk? Aku ingin mencuci rambutku dan sedikit mewarnainya dengan warna cokelat." Ya, aku akan mengubah warna rambutku yang semula hitam berubah menjadi cokelat. Mungkin itu bukan masalah besar.

"Baiklah. Aku akan mencuci rambutmu terlebih dahulu." Aku mengangguk dan berjalan mengikuti Tante Dona. Aku duduk di salah satu kursi yang terdapat seperti washtafel di bagian belakang, untuk mencuci rambutku. Ia mulai membasahi rambutku dan memberikan shampo dan juga conditioner nya. Aku suka mencuci rambutku disini karena rambutku akan wangi selama satu minggu bahkan lebih.

"Kau yakin akan mengganti warna rambutmu? Kau terlihat cocok dengan rambut hitam mu." Tante Dona mulai menggulung rambutku keatas menggunakan handuk kering. Seketika aku menjadi ragu untuk merubah warna rambutku. Aku memang tak pernah mengubah warna rambutku sebelumnya, maka dari itu aku ingin mencobanya sekali.

"Kalau begitu lain kali saja. Tante membuatku ragu untuk mengubah warna rambutku." Tante Dona terkekeh. Ia menuntunku untuk duduk di salah satu kursi. Tangan nya mulai mengambil alat pengering rambut dan menancapkan kabelnya di saluran listrik.

"Dimana temanmu itu? Kalau tak salah namanya Risa, betul?" Aku tersenyum padanya lalu mengangguk.

"Ia harus mengunjungi keluarga nya yang sedang memiliki acara. Tak tahu acara apa." Tante Dona mengangguk. Tangan nya dengan lincah mengeringkan rambutku dan sesekali menyisirnya agar tak kusut.

"Lalu dimana kekasihmu?" Aku menautkan kedua alisku dengan bingung. Jarang sekali Tante Dona bertanya soal kekasihku, lagipula aku tak memiliki kekasih.

"Aku tak memiliki kekasih. Lagipula sendiri seperti ini tidaklah buruk." Jawabku dengan santai. Nyatanya memang benar, sendiri tidaklah buruk.

Tante Dona mengambil dua butir vitamin rambut lalu menuangkan isinya ke telapak tangan nya. Sedikit menggosoknya, setelah itu ratakan ke seluruh rambutku dari pangkal hingga ujungnya. Ia tahu aroma kesukaanku, vanilla. Rambutku disisir sekali lagi oleh Tante Dona sampai lurus.

"Selesai." Ucap Tante Dona sambil melihat rambutku dengan bangga. Ia selalu merasa puas dengan apapun yang ia kerjakan. Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Tante Dona.

"Terima kasih, Tante. Lain kali aku akan berkunjung kemari lagi." Aku memeluk Tante Dona dengan singkat setelah berpamitan pulang.

"Ajak Risa." Aku mengangguk lalu segera keluar dari salon milik Tante Dona ini. Aku masuk ke dalam mobil lalu memakai sabuk pengamanku seperti biasa.

Aku mulai berpikir akan menuju kemana setelah ini. Aku memutuskan untuk menuju ke salah satu restoran makanan cepat saji mengingat aku belum makan siang. Aneh rasanya jika aku harus bepergian sendiri seperti ini tanpa ditemani Risa. Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, aku memarkirkan mobilku di area parkir dan masuk ke dalam restoran tersebut. Suasana nya cukup ramai karena saat ini adalah jam makan siang. Aku langsung menuju ke antrian pemesanan untuk memesan makananku.

RUDE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang