- Ryan Sanjaya -
Aku memasuki salah satu cafe dan langsung memperhatikan keadaan sekitarku untuk mencari seseorang. Saat aku sudah menemukannya yang sedang duduk di ujung ruangan, aku langsung menghampirinya dengan tidak sabaran. Ia menatapku dengan sebuah senyuman menyebalkan yang mana semua orang tahu bahwa aku tak menyukainya.
"Apa maksudmu?" Tanyaku tanpa berbasa - basi terlebih dahulu. Aku tak ingin membuang waktuku lebih lama lagi.
"Hai, tenanglah. Duduk saja dulu. Kita bicarakan baik - baik." Aku menatapnya dengan tatapan penuh amarah. Ia selalu saja memancing amarahku. Aku memutuskan untuk duduk dihadapannya.
"Kau ingin memesan sesuatu?"
"Cukup. Katakan apa maksudmu melakukan itu semua?" Ya, aku menyuruh Rosa untuk datang ke cafe ini menemuiku karena aku ingin memintanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya ia inginkan sekarang. Aku sendiri tak tahu apa alasannya mengapa ia melakukan hal itu padaku dan juga pada Putri.
"Sebenarnya aku tak tahu apa yang kau bicarakan, Ryan." Ia tertawa licik. Benar - benar memuakkan.
"Kau sengaja memberikan sesuatu di minuman ku semalam dan kau sengaja melakukan hal itu padaku supaya kau merusak hubungan antara aku dan Putri, bukan?"
"Jika ya, bagaimana?" Aku mengepalkan tanganku secara diam - diam untuk menahan emosiku sekarang.
"Apa tujuanmu melakukan itu?"
"Seharusnya kau sadar bahwa selama ini aku masih mencintaimu, Ryan. Namun kau justru meninggalkanku begitu saja tanpa memikirkan bagaimana kondisiku saat kau meninggalkanku." Ia menyenderkan tubuhnya ke kursi dan menatapku dengan tatapan memelas. Persetan dengannya.
"Seharusnya kau sadar bahwa aku meninggalkanmu karena ulahmu sendiri. Bisa kau bayangkan jika aku berselingkuh dengan gadis lain di belakangmu?" Aku tersenyum miring padanya, namun ia justru tertawa.
"Aku berselingkuh karena kau tak pernah perhatian padaku."
"Lalu aku peduli? Kau justru menyia - nyiakan kesempatanmu saat bersamaku. Aku sudah tulus menyayangimu, namun balasan apa yang kuterima? Dan sekarang terimalah kenyataan bahwa aku menyayangi Putri dan aku bahagia bersamanya."
"Kau baru saja menyakiti hatiku."
"Lalu aku peduli? Bagaimanapun caranya, aku tak akan membiarkan siapapun merusak hubunganku dan Putri, termasuk kau." Aku langsung bangkit dari tempat duduk dan berjalan meninggalkannya seorang diri. Katakan aku kejam, namun aku tak bisa memaklumi orang seperti Rosa.
Aku melajukan motorku menuju kerumah. Aku akan meminta maaf pada Putri esok dan semoga ia mau memaafkanku.
***
Aku melangkahkan kedua kakiku menelusuri koridor sekolah yang mulai ramai oleh para murid. Aku berniat untuk menemui Putri di kelas nya pagi ini juga dan semoga ia tak marah padaku lagi karena kejadian itu. Semalaman aku tak bisa tidur dengan nyenyak karena pikiranku dipenuhi oleh Putri setiap detiknya. Bahkan aku memiliki niat untuk meminum obat tidur supaya aku bisa tertidur, namun aku mengurungkan niat tersebut karena meminum obat tidur bukanlah ide yang bagus.
Aku masuk ke dalam kelas Putri dan menemukannya yang sedang berbicara dengan Risa di kursi mereka masing - masing. Risa menoleh kearahku dan seketika itu pula Putri ikut menoleh kearahku. Aku menarik nafas sejenak sebelum melangkah mendekati Putri yang hanya menatapku dengan tatapan yang tak kumengerti apa maknanya.
"Aku akan memberikan kalian privasi untuk berbicara." Ucap Risa sambil mulai bangkit dari kursinya, menyadari kondisi hubunganku dan Putri yang sedang dalam masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUDE.
RomanceKarena pada akhirnya seseorang akan berubah jika ada yang bisa membantunya.