22

231 10 0
                                    

- Putri Revianold -

Tunggu, apakah itu Ryan? Sosoknya benar - benar tak asing lagi untukku. Aku hendak mengejarnya, namun Risa langsung menahan lenganku dengan segera. Ia memperhatikanku dengan bingung.

"Kau mau kemana?" Tanyanya sambil perlahan melepas lenganku yang ia tahan sebelumnya.

"Aku seperti melihat Ryan. Aku ingin menyusulnya sekarang." Ucapku sambil menoleh kearah dimana tadi aku menemukan Ryan. Sial, ia menghilang. Kemana perginya?

"Ryan? Kau bercanda? Mana mungkin ia ada disini. Kau cukup disini bersamaku. Kita akan kesana saat pertandingan nya akan dimulai." Aku memilih untuk mengangguk dan menuruti perkataannya. Mungkin aku hanya salah lihat, dan yang tadi bukanlah Ryan.

Kami berbincang tentang hal - hal ringan sambil menunggu pertandingan nya dimulai. Aku tak tahu bagaimana caranya agar kita tahu apakah pertandingan nya sudah dimulai atau belum. Aku membuang kaleng soda ku yang sudah habis kuminum ke dalam tempat sampah. Risa pun hanya membuang nya dengan sembarangan.

"Ayo, kita kesana. Pertandingan akan segera dimulai."

Kami berjalan menuju ke kerumunan penonton balap liar ini. Kami harus sedikit berdesak - desakan, dan Risa ingin menonton di barisan depan. Sebisa mungkin aku tak tersenggol oleh orang - orang disini, meskipun sepertinya tidak mungkin. Setelah sampai di barisan paling depan, aku berdiri disebelahnya. Aku melihat dua motor yang mungkin berada di garis start, namun pemiliknya belum berada disana. Semua orang berteriak antusias menunggu sang pembalap muncul. Sesekali aku menutup telingaku ketika seorang gadis aneh disebelahku berteriak tak sabaran layaknya menonton sebuah konser.

"Kau tahu siapa yang akan bertanding?" Tanyaku sedikit berteriak pada Risa supaya ia bisa mendengarku. Ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Tapi sepertinya kedua pembalap adalah pemain yang hebat. Kau bisa lihat sendiri antusias penonton disini." Balasnya ikut berteriak. Ia benar. Penonton disini tampak sangat berantusias dan mungkin karena pembalap yang akan bertanding pun adalah pembalap yang hebat. Aku sendiri tak tahu.

Tiba - tiba seorang lelaki maju ke tengah sambil membawa alat pengeras suara. Ia berpakaian serba hitam dan juga memakai topi berwarna coklat. Apakah ia penyelenggara balap liar ini? Perawakan nya pun masih sangat muda, bahkan terlihat seperti seumuran denganku. Ia memperhatikan seluruh penonton yang hadir sebelum mulai berbicara.

"Selamat malam semuanya. Seperti yang kalian semua tahu, malam ini kita akan mengadakan balap liar lagi. Kita semua pasti sudah tahu siapa pembalap kita malam ini, bukan? Langsung saja kita sambut Ryan Sanjaya dan Darren Nicholas!"

Tunggu, Ryan Sanjaya? Apakah itu Ryan? Semua orang mulai bertepuk tangan dengan penuh semangat saat dua orang lelaki dengan menggunakan helm full face mereka mulai naik keatas motor masing - masing. Aku menatap kearah Risa yang mungkin sama bingung nya denganku. Ryan Sanjaya tak hanya dimiliki oleh seorang, bukan? Kini jantungku berdegup dengan kencang karena aku mengenali postur tubuh salah satu lelaki itu. Astaga, apakah itu benar Ryan?

"Mereka akan berputar selama tiga kali dan pemenang nya adalah yang sampai di garis finish terlebih dahulu. Kalian semua siap?!" Tanya lelaki dengan alat pengeras suara dengan lantang dan tak kalah semangat nya.

"Siap!" Jawab seluruh penonton sambil bertepuk tangan. Lelaki tersebut mulai pergi dari posisi sebelumnya. Kini dua pembalap mulai menyalakan motor balapnya masing - masing dan meraungkan mesin nya dengan kencang. Sial, itu benar Ryan! Bagaimana bisa ia mengikuti balapan semacam ini?

"Bukankah itu Ryan?" Aku menoleh kearah Risa yang baru saja bertanya denganku. Aku tak menjawab pertanyaan nya dan terfokus pada Ryan yang menghadap kearah depan.

RUDE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang