Puing-puing api itu sudah menyala
Bahkan,rona sinarnya mematikan
Hingga sang pemuja berkata
Hancurlah hidupmu,seakan-akan kamu memakan bala mu sendiri.○○○
Tari memasuki kelas dengan hati yang gembira.Terlihat semua murid di kelasnya sibuk dengan gadget nya.Bahkan,Inez yang duduk di samping Tari tidak sadar jika Tari sudah datang.
Tari meninggalkan Inez,ia menuju ke rooftop.Sesaat,ditengah perjalanan nya ia tak sengaja bertemu Dio.Dio melirik kearahnya dengan senyuman yang sangat sangat dan teramat sangat manis.Dio langsung berjalan cepat menuju Tari.Ia menepuk pelan bahu Tari dan bertanya."Mau kemana? Bawa buku segala?"
Tari menyimpan buku diary nya di belakang.Tari memang berencana menulis sebuah puisi.Memang,Tari suka menulis sesuatu yang sedang ada di benaknya.Jika ia sedang gembira ia akan menulis puisi yang bertema gadis cantik dengan pipi merah merona.Itu sangat menggambarkan dirinya saat ini.
"Mau cari rooftop,"
"Ngapain disana? Lo nggak pelajaran?"
"Nggak,kan ada rapat guru.Katanya sih,bakalan ada pulang awal."
"Wah mantap doang tuh!"
Dio langsung menarik tangan Tari,menuntunnya hingga menuju sebuah tempat yang sangat indah.Di nikmatinya pemandangan kota Batu disana.Mereka duduk di sebuah kursi panjang berwarna putih disana.Tari mulai membuka bukunya.Ia menuliskan kata demi kata agar tersusun dengan rapi dan menarik.Sesekali,Dio membantunya mencari kata ejaan yang tepat untuk Tari.
"Nice," Dio tersenyum kepada Tari.Lalu,ia mengacungkam jempol kepada Tari sebagai bentuk apresiasi kepadanya.
"Thanks,"
Semilir angin di pagi hari menyambut kedua belah pihak yang sedang menunggu hari bahagia mereka.Tiba-tiba ponsel Dio bergetar,beberapa pesan masuk.Terlihat penting menurut Tari.Dio menjitak jidat nya,ia langsung bangkit dari duduk nya.
"Tar,gue ke turun dulu ya.Ada urusan penting soalnya,"
"Oh oke,dah..."
"Dahh Tar..."
Dio berlari menuruni tangga beranak.Tari hanya terdiam duduk dan tetap menulis sesuatu di bukunya.Namun,beberapa saat kemudian,terlihat seorang siswi berjalan kearahnya.Tari tidak asing dengan nya,siswi itu adalah Inez.Inez datang dengan raut muka yang terlihat sedang marah.Tidak seperti biasanya,Inez selalu terlihat gembira jika bertemu dengan Tari.
"Hai Nez,lo kok tahu gue disini?"
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Inez.Inez langsung berdiri di hadapan Tari.Melihat itu,Tari juga langsung berdiri di hadapannya.
"Ada apa Ne--?"
Plakk!
Satu tamparan hebat mendarat di pipi Tari.Tari merasakan tamparan itu sangatlah panas.Baru kali ini ia merasakan tamparan dari tangan seseorang.Dan itu,dari temannya sendiri.
"Maksud lo apa? Dateng kesini main tampar aja!"
"Lo yang bego! Lo suka kan sama Dio?"
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF SADNESS [ON GOING]
Jugendliteratur-HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA- (Dilarang copast🚫) Mengira bahwa Dio adalah Monster abadi di sekolah,membuat banyak orang menjauh darinya.Namun,sebuah tarikan bermunculan saat pria tersebut tiba-tiba bersikap lembut.Dengan paras yang memukau kaum...