6.AULA

1K 42 0
                                        

Happy reading❤

Sudah Tari duga jika ada seseorang yang mengobrak-abrik ransel nya.Ransel berwarna silver itu,kini sudah tergeletak di lantai begitu saja.Berbagai macam buku pelajaran dan seisinya pun juga berserakan di atas meja.

Semua makhluk penghuni kelas itu tidak tahu siapa yang melakukan perbuatan ceroboh ini."Hah??Hilang??" Sontak pertanyaan itu di dengar oleh semua murid yang ada di dalam kelas.Tak tahu menahu apa yang Tari tanyakan.Bahkan,sampai ada siswa yang duduk di pojok belakang,sambil melongo melihat Tari.

Buku diary Tari hilang.Ya!buku itu sangat berharga baginya.Baru kali ini,ada seorang cowok yang memberinya sebuah diary cantik."kemana buku itu? Apa ada yang ngambil?" Ujar Tari sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

Tari membereskan barang-barang yang berserakan.Dipungutnya buku-buku yang berjatuhan di lantai.Tari langsung berlari keluar dari kelas,menuju salah satu tempat yang sudah ia janjikan bersama Dio.Memang,tadi pagi setelah sampai di sekolah,mereka memang merencanakan satu waktu untuk bertemu berdua saja.

Langkah demi langkah ia tapak kan di sepanjang koridor sekolah.Nampak sepi.Semua siswa kelas 12 tidak menyempatkan waktunya untuk istirahat,dikarenakan masih ada jam tambahan untuk menempuh ujian sekolah bulan depan.Waktu terus berjalan,menghakimi sosok Tari untuk memutar otaknya menemukan si pemberontak ransel nya.

Suara dentingan pintu aula bergema di telinga Taru.Di sorot nya seluruh sudut aula tersebut.Terlihat sejumlah tim basket sedang bermain di lapangan aula.Sosok yang Tari cari,kini berhasil di temukan.Dio sedang duduk di tribun mini,sendirian.

Tari berjalan menuju tempat duduk Dio.Belum sempat Tari mengagetkan Dio,tubuhnya sudah terdiam di tempat.Tangannya terangkat setengah ke atas hendak mengagetkan Dio.

Dio melirik Tari dengan tajam,"Ba!" Ujar nya sambil tertawa lebar kepada Tari.Dio memang menggemaskan,tetapi terkadang,ia juga mengganaskan.

"Apa? Mau ngagetin?" Tawa Tari mendadak terbuka,tercemar bersama suara bola yang di tebaskan di lapangan aula.

Dio berdiri,mereka menjadi dekat tanpa batas seseorang yang berada di dekatnya,"Lo yang mau ngagetin gue kan? Hahaha." Sahut Dio,"Udah yuk,duduk sini temenin gue istirahat."

"Oh,jadi gue kesini cuma buat nemenin lo istirahat? Padahal ya,gue udah relain jam pelajaran bu Mita buat kesini." Manik mata Tari diputar sambil menatap tajam Dio yang terlihat santai.

Dio tidak menanggapi omongan Tari.Dio hanya diam saja.Kembali menatap Tari dengan muka mengesalkan nya.Gemas.Itu yang Dio rasakan saat ini.Entah gemas dengan muka Tari,ucapan Tari atau apapun lah tentang Tari.Dio langsung menarik tangan Tari untuk duduk di bangku luar aula.Bangku berwarna cokelat itu kini di diami oleh 2 orang remaja yang sedang menghabiskan waktu bersama.

"Nih," Dio menyodorkan sebuah diary kepada Tari.Tari ingat dengan benda itu.Sebuah buku yang diberikan kepada Tari pada waktu itu.

Tari sontak kaget,"Kok ada di----" Ucapannya terputus saat Dio kembali mengucapkan sesuatu.

"Tadi ada yang ngasih ini ke gue,cewek.Dulu yang pernah marahin lo waktu itu."

"Hah? Waktu di toilet itu?"

"Hmm"

"Itu artinya,dia yang ngobrak-abrik tas gue tadi pagi."

"Maybe,dendam ya,sama lo?"

"Entah,"

Tari bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.Tari tidak pernah berhubungan dekat dengan siswi tersebut.Bahkan,bertemu saja,dia langsung melabrak Tari dengan kemarahan yang tak terduga.

Pengalaman yang tidak akan dilupakan Tari.Hanya dengan seorang Dio,ia menjadi mempunyai masalah dengan salah seorang siswi.Bahkan,siswi tersebut juga mengajak teman-temannya untuk melabrak Tari yang tidak tahu hal apapun saat itu.


Revisi,11 januari 2019
Salam hangat

Desika

END OF SADNESS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang