51.UNTUK APA BERTAHAN?

356 12 0
                                    

Berapa banyak lagi cemburu
Berapa banyak bual
Terhanyut menepis realita
Kau bukanlah milikku
Aku pilihan,kaulah jawaban
Jelaskan arti adil
Tolong menetap utuh
Karena aku letih berbagi
Mampukah kekasihmu setangguh aku
Menunggu tapi tak ditunggu
Bertahan tapi tak ditahan
Sampai kapan kau mau begini
Menjalani kisah rahasia
Tak sadarkah dibalik senyuman
Sungguh ku terluka
Jika kau tidak bisa pastikan
Sudahlah aku mengalah saja
Kau adalah pemenang
Walaupun aku juara kedua

🎶Fiersa Besari (Juara kedua)🎶

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENTAR YA,TERIMAKASIH DAN SELAMAT MEMBACA TEMAN HALU❤]

51.UNTUK APA BERTAHAN

Hari ini,tepatnya hari minggu.Hari untuk kepulangan mereka menuju kota Semarang lagi.Menunggu jemputan mobil untuk mengantarkan mereka sampai ke terminal.

Tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk pulang sampai rumah.Karena,menurut mereka menjelajah berbagai wilayah dapat dirasakan melalui berbagai macam kegiatan.Begitupun juga transportasi menuju tempat tujuan.

"Ini sarapan dulu," Tasya menyodorkan sebungkus nasi kucingan yang berisi bandeng dan sambal tomat.Sederhana,tapi bermakna.

"Enggak deh Sya,perut gue mual," tolak Tari.Wajahnya sedikit pucat karena ia merasa kalau kepalanya pusing sejak subuh.Memang,bangun dan langsung berkegiatan saat subuh itu membuat tubuh menjadi lemas.

"Lo mabuk bus ya Tar?" Tanya Tasya.

"Enggak sih,tapi nggak tau kenapa dari kemarin badan gue kerasa nggak enak,"

"Gue panggilin Dio biar duduk sebelah lo aja ya?" Ujar Tasya sembari bangkit dari duduknya.Tapi,entah kenapa Tari menahannya.

"Nggak usah Sya,lo sama gue aja disini."

Tasya mengernyitkan dahi,dalam batinnya bertanya apakah sahabat karibnya ini sedang ada masalah dengan pacarnya?

"Lo ada apa sama Dio? Ada problem?"

"Mmm--," gumam Tari membuat Tasya percaya bahwa sahabatnya ini sedang dilanda masalah.

"Udah,cerita aja nggak papa.Nggak usah malu-malu kali biasanya aja malu-maluin orang!" Ucapnya,Tari langsung menoyor kepala Tasya.

"Dasar bego,lo yang ngajarin gue nggak tau malu kali,"

"Ah tau ah,cepetan lanjutin ceritaaaaa!" Rengek Tasya sudah seperti balita minta susu saja.

"Sejak tadi malam waktu Dio nerima telfon dari seseorang itu,Dio tiba-tiba diem aja.Kayak telfon itu bercerita hal-hal yang begitu penting gitu Sya.Tapi,gue tanya ke Dio malah diem aja.Menurut lo siapa yang telfon Dio Sya?" Ujar Tari.

"Entahlah Tar,apa mungkin om Afran bahas soal bisnisnya? Tapi,kalau emang kita nggak tau bener siapa yang nelfon Dio,kita nggak bakalan puas gitu rasanya.Apa gini,lo coba aja tuh pinjem ponselnya Dio,terus lo lihat di daftar panggilan masuk.Nah kan ada nomornya tuh,jadi tau deh," usul Tasya.Tari langsung berfikir bahwa cara jitu Tasya selalu akurat.

"UUUU GUE BERSYUKUR BANGET PUNYA SOHIB KAYAK LO SYA! WALAUPUN KADANG LO ITU SUKA NGAJAK BAKU HANTAM," Tari memeluk Tasya seakan mereka itu benar-benar antusias dengan hubungan persahabatannya itu.

"Lo kan yang sering ngajak baku hantam gue Tariiiii,"

"Siapapun yang ngajak baku hantam,tapi nggak papa deh.Lo yang terbaik Sya!"

"YADONG! TASYA GITU LOH!" Ucap Tasya bangga pada dirinya sendiri.

-o0o-

END OF SADNESS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang