16.JADIAN

612 24 5
                                    

Dia yang merubah seluruh hasrat di kehidupan nya.Berlaku untuk hari ini bahkan selamanya.Itulah derai yang ia tunggu,bahkan ia nantikan kedatangannya setiap detik bertemu dengan waktu.

-Dio Alfarizi

○○○

Tari menggendong ransel nya menuju ke dapur.Sampai ia melupakan sarapan yang sudah tersaji di hadapannya.Sonya yang terburu-buru mengemas sebuah barang yang akan dikirim ke luar kota,bahkan cuek dengan putrinya sendiri.Tari langsung bergegas mengambil kotak makannya.Ia memasukkan nya ke dalam ransel bersamaan dengan sebotol air mineral di dalamnya.Cukuplah,bagi Tari untuk mengisi perut kosong nya saat pelajaran pak Hendra nanti.Pak Hendra memang guru Geografi yang baik,semua kelakuan murid nya di kelas ia tetap cuek.Bahkan,makan,minum,main game boleh saja asalkan tidak ramai dan mengganggu kelas lain.

"Loh,neng kok tumben berangkat nya awal? Biasanya kan mepet sama jam masuk." Ujar pak Ujang sembari menyemprot mobil Sonya dengan selang airnya.

Tari menyelinap ke tengah taman sambil menutup pintu,ia melirik sedikit pak Ujang dan berkata."Emm,Tari di jemput pak hehe."

"Oh,sama cowok yang biasanya itu ya?"

"Yang mana hayo?" Goda Tari sambil memamerkan deretan giginya yang putih kinclong.

"Pake motor warna biru itu?"

"Wah hebat banget pak Ujang! Nilai seratus deh buat bapak,hehe."

Tari meninggalkan pak Ujang.Terlihat,sang bapak kembali fokus dengan pekerjaannya.Tari menunggu Dio di depan pagar rumahnya.Setelah beberapa menit,sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depannya.Seseorang keluar dari mobil itu.Tampak rapi,dikenakannya seragam putih abu-abu tanpa dasi.Dengan rambut yang di oles sedikit pomade membentuk jambul favorit nya.

"Selamat pagi,"

"Pagi,"

"Mari masuk,princess ."

Tari tertawa mendengar ucapan Dio.Setiap hari ia selalu bersikap romantis seolah-olah menggambarkan bahwa ada hubungan khusus diantara mereka berdua.Ini adalah hari dimana Dio masuk sekolah kembali.Mulai mengerjakan tugas-tugas nya baik intra maupun ekstra.

"Mobil siapa?" Tanya Tari sehingga dapat memecahkan keheningan yang terselip di antara mereka berdua.

"Gue,"

"Mobil lo sendiri? Lo udah bisa nyari duit?"

"Mobil papa gue,cuma dikasih ke gue aja.Kan papa gue di luar negeri udah 3 tahun an."

"Oh," Tari menganggukan kepala nya seraya paham dengan ucapan Dio yang baru saja.

Mereka memasuki halaman parkir Kartika abadi.Dio langsung keluar dan memutari mobil hendak membuka kan pintu untuk Tari.Tari yang langsung keluar hendak menuju kelas nya,tertahan olehtangan Dio yang sedang menggenggam nya.

"Nanti,tunggu gue di kantin ya."

"Tapi---" Dio memotong ucapan Tari begitu saja.Bahkan satu jarinya berada bahkan telah menyentuh bibir Tari.

"Nggak ada tapi-tapi an,lo bawa bekal? Simpan itu untuk nanti siang." Dio balas menekan."paham?"

"Iya,"

END OF SADNESS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang