Hari ini kamu berencana akan pergi ke perpustakaan dengan Minseok setelah pulang sekolah, kamu sangat membutuhkan bantuannya untuk mengajari pelajaran fisika karena pekan depan nanti kamu akan ujian harian.
"Jangan lupa untuk ke perpustakaan nanti oppa!" Katamu ke sekian kalinya.
Minseok tersenyum lalu mengusap puncak kepalamu pelan. "Kamu sudah mengingatkanku berulang kali, mana mungkin aku lupa."
Kamu tersenyum membalasnya. "Kembalilah ke kelasmu"
Minseok hanya mengangguk lalu berjalan pergi menuju kelasnya. Dan kamu pun kembali ke tempat dudukmu.
"Sepertinya senang sekali mempunyai kekasih seperti Minseok Sunbaenim" goda Chungha teman dekatmu.
"Dia dapat diandalkan itu kelebihannya"
"Lalu bagaimana dengan Rose gadis yang selalu mendekati Minseok Sunbaenim?"
Kamu mengedikkan bahumu. "Setelah oppa Minseok memberi tahukan hubungan kita, dia tidak pernah muncul dihadapanku lagi."
Chungha hanya mengangguk. "Baguslah, tapi asal kau tau saja masih banyak yang tidak menyukai hubunganmu dengan Minseok sunbaenim. Dan setahuku ada satu perempuan yang sangat dekat dengan Minseok sunbaenim, mereka satu kelas." Jelas Chungha membuatmu termenung beberapa saat.
"Jadi itu benar?" Gumam-mu.
"Maksudmu?"
"Aku pernah mendengar tentang itu, tapi aku selalu menghiraukannya." Katamu pelan.
"Apa Minseok sunbaenim memberi tahumu tentang dia?" Tanya Chungha.
Kamu menggeleng.
"Sebaiknya kamu segera tanyakan tentang dia, aku takut nantinya dia akan merebut Minseok sunbaenim darimu."
Dan kamu hanya terdiam tidak berkata apa-apa lagi.
*
Selama pelajaran kamu tidak bisa fokus dengan apa yang guru terangkan, kamu hanya melamun sembari memikirkan perkataan Chungha tadi. Awalnya kamu berusaha untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Tapi selama kamu berusaha melupakannnya kamu malah semakin mengingat hal tersebut. Dan tanpa sadar bel istirahat telah berbunyi membuatmu sedikit sadar dari lamunanmu.
"Kau ingin ke kantin?" Ajak Chungha.
"Aku tidak lapar, kau duluan saja."
"Baiklah kalau kau ingin sesuatu, hubungiku saja ya." Kata Chungha sebelum pergi.
Dan tinggalah kamu dikelas sendirian, semuanya telah pergi ke kantin. Mood mu berubah sangat jelek sehingga kamu malas untuk ke kantin. Kamu hanya memasang lagu di headsetmu sembari menaruh kepalamu diatas meja, dan mulai memejamkan mata.
Seperti biasa, Minseok selalu mengunjungimu ketika istirahat tiba. Pria itu mengampirimu dan mengusap rambutmu lembut. Kamu terbangun dan melihatnya tersenyum, ugh! Kenapa rasanya kamu sedikit kesal melihatnya.
"Kamu tidak ke kantin?"
Kamu hanya menggeleng.
"Kenapa? Kamu sakit?." Tanya Minseok lagi memegang dahimu.
Kamu menjauhkan tangannya dari dahimu. "Aku tidak apa-apa"
Minseok terbingung melihatmu, rasanya tadi pagi kamu baik-baik saja. "Apa kamu sedang datang bulan?" Tanya Minseok yang memang paham dengan perubahan sikapmu ketika datang bulan. Tapi saat ini kamu sedang tidak datang bulan.
"Tidak, sudah sana pergilah ke kantin."
"Kau yakin tidak mau ke kantin?"
"Tidak" kamu kembali menaruh kepalamu diatas meja.
Minseok terdiam beberapa saat, lalu kemudian meninggalkanmu sendiri.
Setelah beberapa lama Minseok meninggalkanmu, kamu pun merasa sangat haus. Lalu kamu menghubungi Chungha, namun tidak diangkat olehnya. Akhirnya kamu pun berinisiatif untuk pergi sendiri ke kantin. Ketika kamu sedang membeli minuman, diujung kantin kamu melihat Minseok dengan seorang gadis berambut panjang sedang tertawa bersama. Mereka hanya berdua, berdua. Kamu menajamkan pandanganmu untuk memastikan kamu tidak salah lihat. Tapi itu memang benar-benar Minseok.
Minseok yang merasa sedang ditatap oleh seseorang pun mengalihkan pandangannya, dan mendapatimu berdiri beberapa meter dari mejanya sedang menatap Minseok intens. Namun saat Minseok melihatmu, kamu langsung mengalihkan pandanganmu dan bergegas pergi setelah membayar pesananmu.
Minseok hanya menatapmu pergi, tidak mengejarmu. Sepertinya Minseok sudah tau apa yang membuatmu moodmu berubah saat ini.
*
"Aku tidak enak badan, kita tidak jadi ke perpustakaan. Aku pulang duluan."
Itulah pesan yang kamu kirimkan untuk Minseok, kamu benar-benar tidak ingin menemuinya untuk saat ini. Kamu pun berjalan pulang, tapi kamu mampir sebentar untuk membeli 3 buah es krim. Padahal saat ini sudah memasuki waktu musim dingin. Setelah itu kamu pergi ketaman dekat rumahmu dan duduk diatas ayunan untuk menghabiskan semua es krim tersebut.
"Aku benci padanya." Umpatmu dengan eskrim yang berada dimulutmu.
"Bisa-bisanya dia tertawa seperti itu dengan perempuan lain!." Kamu terus memakan es krim mu dengan kesal, Sampai sisa es krim terakhirmu.
Ketika kamu ingin memakannya, seseorang mengambil es krim itu dari atas dan memakannya.
"Jadi ini yang dinamakan tidak enak badan?" Kata Minseok memekan es krim punyamu.
Kamu melihat Minseok kesal, dengan tampang lugunya dia seperti itu membuatmu tambah jengkel kepadanya. "Kenapa kau disini?!."
"Menjengukmu."
"Kau pergi kerumahku?"
"Heem" Minseok terus memakan es krim-mu sampai habis.
"Ck!" Kamu mendengus kesal lalu bangkit dari duduk, namun Minseok menahan pundakmu dan kenbali membautmu terduduk.
"Lepaskan!" Katamu kembali bangkit dan Minseok kembali menahanmu.
"Kau ini kenapa sih?!" Katamu sedikit berteriak kepada Minseok.
Minseok terkejut ketika kamu berteriak kepadanya, muka lembut Minseok langsung berubah menjadi sangat datar membuatmu menyadari kesalahanmu telah meneriakinya.
"Bisa kecilkan suaramu y/n?!" Kata Minseok menekan kata-katanya.
Kamu hanya diam dan menunduk, kamu paling takut ketika Minseok sedang marah.
Sadar kalau Minseok membuatmu takut, pria itu langsung kembali melembutkan suaranya. "Aku ingin bertanya kau ini kenapa?" Tanya Minseok.
Kamu hanya diam dan masih terus menunduk.
"Y/n" Minseok meraih dagumu untuk membuatmu melihat kearahnya.
"Siapa dia"
Minseok terdiam beberapa saat dan mulai mengingat gadis yang kamu lihat tadi bersamanya di kantin.
"Maksudmu Yoora? Dia teman sekelasku." Kata Minseok.
"Sepertinya akrab sekali"
"Dia hanya temanku, kami berdua memang sedang mengikuti olimpiade bersama jadi memang kita akrab." Jelas Minseok.
"Tapi kudengar kamu dekat sekali dengannya, aku takut kamu menyukai nya" ujarmu pelan.
"Hei, aku tidak menyukai gadis selain dirimu. Aku tidak pernah tertarik dengannya meskipun aku tau dia menyukaiku, lagipula aku dekat dengannya memang karena olimpiade yang membuat kita mengharuskan dekat."
Kamu hanya terdiam.
"Kamu percaya padaku kan?" Kata Minseok kamu melihat kesungguhan dimatanya.
Kamu pun mengangguk pelan.
Minseok bernafas lega, kemudian menangkup kudua pipimu lalu mencium bibirmu lembut. Dan kemudian melepaskannya.
"Jadi jangan cemburu lagi ya"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ; EXO
Fanfiction[ʙᴇʟᴜᴍ ᴅɪʀᴇᴠɪꜱɪ] this is the imagination when exo becomes your boyfriend. let's just say you have been lucky because has become his lover -Exo fangirls Rank 1 in Fanfiction 160719 Rank 1 in fiksipenggemar 190719 Story in Indonesian Copyright© 2017