Setelah menempuh perjalanan cukup lama akhirnya kamu sampai di tanah kelahiran Jongdae, Daejon tempat dimana saat ini Jongdae berada. Kamu langsung memesan tiket begitu Manager memberi tahu Jongdae berada di sini. Dengan membawa 1 backpack kamu nekat menyusul Jongdae sendirian, kamu bahkan belum sempat meminta izin kepada kedua orang tua mu lantaran mereka sedang berada di luar negri.
Matamu menatap perkarangan rumah Jongdae yang luas yang di penuhi oleh beberapa kerabat dan juga teman Jongdae. Meskipun ini sudah lewat beberapa hari semenjak kepergian ibunya rumah Jongdae masih ramai di kunjungi. Kamu melangkah pelan memasuki rumahnya, beberapa pasang mata pun mulai menatap ke arahmu.
"Permisi, apa Jongdae ada di dalam?" Tanyamu kepada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu masuk.
"Ya ada, masuk saja ke dalam sepertinya ia sedang berdoa" ujarnya sembari tersenyum tipis kepadamu.
Kamu mengangguk lalu membalas senyumannya setelah itu kamu masuk ke dalam rumah Jongdae. Di sana kamu melihat Jongdae memakai pakaian hitam tengah duduk di ruang tamu menghadap foto mendiang ibunya. Kamu memerhatikan Jongdae sebentar, pria itu hanya duduk tegak dan sesekali menunduk menghela nafas beratnya. Sepertinya ia masih belum percaya ibunya telah pergi. Tapi satu hal yang kamu bingung, Jongdae tidak menangis. Sama sekali.
Ia bahkan bangkit dari duduknya untuk menyapa tamu yang datang dengan senyum, senyum yang biasa ia berikan untuk orang-orang. Sampai akhirnya Jongdae membalikkan tubuhnya dan menyadari bahwa kamu ada di sini.
"Y/n?" Jongdae memanggil namamu karena bingung akan kehadiranmu.
Kamu hanya tersenyum melihatnya, lalu berjalan menghampiri Jongdae dan merengkuh tubuhnya yang lebih tinggi darimu.
"Kau tidak apa-apa?" Tanyamu kepadanya masih dalam pelukan.
Sesaat Jongdae yang terlihat bingung itu hanya terdiam, lalu kemudian balas memelukmu.
"Aku yakin ibumu berada di tempat paling baik di sisi tuhan" doamu terhadap ibunya.
Kamu merasakan tubuh Jongdae yang menegang di dalam pelukanmu, seperti ada sesuatu yang ia tahan.
Tanganmu mengelus lembut rambut belakang Jongdae memberikan kenyamanan disana. "Aku tahu kau kuat sayang, kamu pasti bisa menghadapinya" bisikmu.
Jongdae meremas ujung bajumu.
"Kalau kau ingin menangis, menangislah. Sangat wajar jika kau menangis dalam keadaan seperti ini" katamu lagi dengan lembut.
Kepala Jongdae tertunduk, air matanya mulai jatuh setelah sekian lama ia menangis sendirian. Kini ia bisa berbagi air mata duka dengan orang yang ia cintai.
Perlahan kamu mulai mendengar isak tangis dari Jongdae, kamu semakin memeluknya erat. Sampai akhirnya tubuh Jongdae terguncang pelan dan ia benar-benar menangis.
Jongdae menangis, di pelukannya.
Dan tanpa sadar kamu ikut menangis. Rasanya kamu ikut merasakan apa yang Jongdae rasakan, sakit sekali.
Rasanya seperti hatimu tercabik.
Mengingat karena kamu juga dekat dengan ibu Jongdae.
Sampai kamu melihat Junmyeon yang ternyata juga berada di sini, ia memberikanmu tatapan khawatir dan bertanya dari jauh apa yang terjadi dengan Jongdae. Kamu pun menjawab dengan bahasa tubuh bahwa Jongdae baik-baik saja.
Kamu masih terus memeluk Jongdae sampai dirinya lega dan tangisannya mereda.
*
Jongdae menunggumu di halaman belakang rumahnya yang memang sepi di sana. Setelah tangisan Jongdae reda ia memintamu untuk menemuinya karena ada hal yang ingin bicarakan.
Tiba-tiba hatimu merasa tidak enak, pasti Jongdae ingin membicarakan hal itu. Maka dari itu kamu di izin ke kamar mandi sebentar sebelum menemuinya, menyiapkan diri dari segala keputusan Jongdae nanti.
"Hei" sapamu lembut kepada Jongdae menepuk bahunya dari belakang.
Jongdae hanya tersenyum tipis kepadamu.
"Ada apa?" Tanyamu berpura-pura tidak tahu.
"Bagaimana kamu bisa tahu aku di sini?" Jongdae bertanya kepadamu.
"Manager" jawabmu singkat dengan jujur.
Terlihat Jongdae menarik nafasnya dalam. "Sudah kupastikan kamu pasti tahu" kata Jongdae melihat ke arahmu.
Kamu terdiam sebentar menatap ragu Jongdae. "Kita umumkan saja hubungan kita" katamu to the point.
Jongdae menggeleng pelan. "Tidak semudah itu y/n"
"Kenapa? Tidak ada cara lain bukan?"
Jongdae terdiam.
"Apa mungkin kau ingin putus?" Tebakmu dengan sedikit sarkartis.
"A..aku tidak mau itu terjadi kau tau aku sangat mencintaimu y/n!" Elak Jongdae cepat.
"Lalu?"
"Bagaimana kalau kita break sebentar?" Ujar Jongdae sedikit ragu.
Kamu membelak tidak percaya. "Seriously?!"
"Ini untuk kebaikan kita y/n! Mengertilah keadaanku sekarang"
"Jadi kau ingin putus atau mengumumkan hubungan kita? Hanya itu jalan keluar kita bukan dengan break" katamu dengan tidak suka.
Jongdae memutar tubuhnya menghadapmu. "Dengarkan aku, pertama aku sangat tidak ingin putus denganmu, kedua kita tidak bisa mengumumkan hubungan kita langsung karena aku sedang masa berkabung nanti apa yang media dan penggemarku katakan terhadapku?" Jelas Jongdae.
Kamu menatap mata Jongdae dalam. "2 bulan"
"Maksudnya?"
"2 bulan waktu kamu untuk mengumumkan hubungan kita" katamu pada akhirnya.
Jongdae mengangguk "Akan aku katakan pada perusahaan"
"Tapi apa kamu siap? Aku takut penggemarku tidak menyukaimu" Jongdae sedikit menunduk alih-alih penggemarmu akan menghujatmu seperti yang dialami kekasih Sehun. Meskipun hanya sedikit dari banyaknya fans Jongdae, tetap saja Jongdae takut.
"Tidak apa, itu sudah resiko ketika aku memutuskan menjadi kekasihmu" katame dengan lembut menenangkan Jongdae.
Jongdae tersenyum, rasanya Jongdae sangat bersyukur memilikimu. Seharusnya Jongdae tidak menghindarimu dan mengatakan yang sebenarnya langsung kepadamu agar kamu tidak salah paham. Untungnya kamu langsung mengerti ketika tahu apa yang terjadi.
"Terima kasih Y/n" kata Jongdae lalu menarikmu ke dalam pelukannya. "Aku mencintaimu, selalu"
*
Haii, selamat bulan puasa bagi yang menjalankannya 💜 semoga puasanya lancar dari pagi sampai sore selama sebulan ini 🌝.
Oh iya mau kasih tahu bahwa aku akan jarang update cerita ini selama bulan puasa, karena menghindari adanya kekhilafan ketika aku menulis setiap bagian dalam cerita :))
Intinya aku akan hiatus beberapa saat, tapi aku tetep on wattpad ko cuma ga update aja 😊
Oke, selamat sahur semuaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ; EXO
Fanfiction[ʙᴇʟᴜᴍ ᴅɪʀᴇᴠɪꜱɪ] this is the imagination when exo becomes your boyfriend. let's just say you have been lucky because has become his lover -Exo fangirls Rank 1 in Fanfiction 160719 Rank 1 in fiksipenggemar 190719 Story in Indonesian Copyright© 2017