48 - Who Kenzo

8.1K 317 10
                                    

Nay menatapi layar laptopnya yang masih menyala dan disampingnya ada beberapa buku-buku yang berkaitan dengan 'Manajemen bisnis' sesuai jurusannya itu. Sudah bisa menebak kan apa yang Nay lakukan pada laptopnya itu? Ya, apalagi kalau bukan mengetik bahan skripsinya yang baru memasuki bab tiga itu.

Nay sudah cukup bingung merevisi kata-kata yang dianggap kurang baik dalam skripsi ataupun typo atau parahnya lagi Nay suka menyingkatnya membuat Nay harus mengecek ulang sebelum ujian bab tiga. Ya, berbeda kampus sudah pasti berbeda aturannya.

Di Macau ujiannya setiap bab tidak seperti di Indonesia yang hanya sidang saja saat skripsi sudah acc, disini setelah selesai revisi satu bab maka akan ujian lisan membuat Nay tentu saja harus mempersiapkan dirinya dan data-data akuratnya itu yang menjadi bahan skripsinya itu.

Nay mengusap wajahnya berulang kali karena ia benar-benar tidak fokus dengan apa yang ia ketik fikirannya selalu melayang pada ucapan Yogi adik sepupunya itu, belum lagi ada pemotretan yang harus Nay tunda ingin fokus merevisi bab skripsinya itu.

"Memaksakan diri itu tidak baik, Nona. Terlalu berpikir keras itu sangatlah tidak baik untuk kesehatan." seorang pria berdiri di depan Nay sambil tersenyum

Nay mendongak memandang siapa pria yang menyapanya itu, sebenarnya tanpa Nay melihat pun ia sudah tahu hanya dari suaranya saja. Ya, siapa lagi kalau bukan Kentara Allandra Callins dosennya sendiri.

"Boleh saya duduk?" tanpa Nay ketahui pria itu sebenarnya adalah Kenzo bukan Kentara

Nay mengangguk mempersilahkan. "Kapan ujian bab 3? Demi Tuhan, saya bosan harus merevisi berulang kali sesuai keinginan anda. Ini benar-benar memusingkan?"

Kenzo tertawa renyah. "Baiklah, baiklah. Lupakan skripsimu sementara waktu."

"Dosen seperti anda bisanya cuma menyusahkan saja, menyebalkan!" kesal Nay

"Jadi kamu anggap saya menyebalkan?" tanya Kenzo menyipitkan matanya

"Bapak Kentara Allandra Callins bisakah anda tidak bersikap menyebalkan? Apalagi memasang tampang sok cool anda itu?" kesal Nay muak

"Kacau sekali pikiranmu itu, kamu terlihat berpikir keras bahkan tidak dapat berkonsentrasi sedikitpun... Seperti tertimpa masalah serius?" Kenzo bersedekap dada memperhatikan Nay

Nay menyandarkan punggungnya di kursi sambil menghela napas. "Bukannya udah tau!"

"Come with me, tonight?" ajak Kenzo

Nay melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 22:00 seharusnya Nay pulang ke apartement karena ini sudah larut menurutnya.

Sejak tadi sore memang Nay memilih bersantai di gerai coffee shop untuk mengerjakan skripsi nya itu namun, nihil ia malah tidak dapat berkonsentrasi sama sekali.

"Saya tidak mengajak dua kali" Kenzo menatap Nay intens

"Kemana?" tanya Nay

"Suatu tempat yang mungkin bisa membuat kamu rileks kembali, maybe!" Kenzo mengendikkan bahunya

"Asbi pasti khawatir sama saya karena jam segini belom pulang" elak Nay sambil mengemasi buku-bukunya

"Mereka mengekang kamu tapi, apa mereka pernah membatasi diri untuk kegiatan mereka?" Kenzo tersenyum

"Asbi itu ketua geng Blueblood dan dapat kepercayaan penuh dari semua orang tua kami, jika terjadi apa-apa sama salah satu dari kami maka orang yang bertanggung jawab itu Asbi dan saya gak mau dia khawatir ataupun semacamnya." sahut Nay malas

"Kamu juga harus refreshing Nay." ucap Kenzo

"Saya heran deh kenapa bapak bisa berubah-ubah? Tadi pagi bapak dengan keseriusan bapak lalu sekarang? Bapak terlihat seperti...." Nay memandang Kenzo dari pakaian yang Kenzo pakaian. "Seperti badboy yang liar!"

My Ice Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang