68 - Ala Chef Kenna

10.1K 391 39
                                    

Tepat pukul satu siang Kentara menjemput Nay di depan lobby apartement Nay itu, sementara Nay belum juga kelihatan disana padahal mereka sudah janjian sebelumnya agar Kentara tidak perlu repot naik ke lantai 20 unit apartement itu.

Kentara memilih menunggu sambil mencoba menghubungi Nay nyatanya, Nay tidak menjawabnya membuat Kentara resah.

Namun, kegelisahan Kentara mendadak hilang karena ia sudah melihat Nay keluar dari lobby dan celingak-celinguk seperti anak ayam kehilangan induknya, Kentara langsung mengklakson mobilnya dan melambaikan tangannya.

Nay tersenyum dan menghampiri mobil Kentara yang hanya berjarak beberapa langkah saja darinya.

"Lama ya, pak?" sapa Nay tersenyum sesaat setelah masuk dalam mobil Kentara.

"Di telepon kenapa gak ada jawaban?" tanya Kentara datar.

Nay keheranan tidak biasanya Kentara berwajah datar padanya. Tadi pagi saja masih senyum-senyum tidak jelas padanya nah, sekarang Kentara datar layaknya triplek saja.

"Ooh, tadi aku silent. Jadi gak denger." Nay gugup.

"Kamu gak punya stock pakaian yang lebih pantas dikenakan saat berpergian?" Kentara menatap Nay tajam.

Nay mengernyit heran sambil melihat pakaiannya yang dipakainya saat ini, rasanya tidak ada yang salah dari cara berpakaiannya.

"Maksud bapak?" tanya Nay bingung.

Pleetaak!
Kentara menyentil keras kening Nay membuat Nay meringis kesakitan.

Nay mengusap keningnya. "Sakit pak,"

Kentara rasa percuma ia berbicara pada Nay karena Nay tidak dapat menyerap ucapannya.
"Lain kali saya tidak mau melihat kamu berpakaian mini seperti ini," Kentara melirik Nay.

Bagi Nay mungkin tidak masalah tapi, bagi Kentara jelas saja bermasalah. Nay hanya menggunakan kaos casual yang bolong di bagian bahu serta celana jeans pendek.

"Panas pak, matahari terik banget." Nay merasa tidak bersalah dengan pakaian yang dipakainya.

"Kamu suka ya bagi-bagi infaq sama orang ramai?" tanya Kentara emosi.

Nay mengernyit heran. "Infaq tuh apa pak? Setahu saya sedekah sama zakat. Saya kebetulan gak bawa uang cash pak, kredit card sih bawa."

Pleetaakk!
Kentara kembali menyentil Nay dengan keras.

Kentara menghantukkan kepalanya ke stir mobilnya. Kesabarannya sudah habis namun, Nay tidak mengerti juga dari ucapannya.

"Bapak kenapa sih?" tanya Nay bingung.

"Kamu tidak akan mengerti kalaupun saya jelaskan!" Kentara melepas kemeja kotak-kotaknya dan menutupi paha Nay. "Selama kamu jalan saya, wajib pake ini! Atau saya gulung kamu dengan kain 5 meteran!"

"Bapak mau bikin selimut pake kain lima meteran segala? Bed cover sekalian, pak!" Nay tertawa.

"Kamu tuh gak tahu rasanya jadi laki-laki!" Kentara kemudian menghidupkan mesin mobilnya.

"Setahu saya enak jadi laki-laki bisa mainin perasaan cewek, baperin anak orang, kedip dikit kaum hawa terpesona, lha, kalau cewek kedip dikira ganjen... Pilih baju simple, gak perlu make up, gak perlu bingung gaya rambut, gak perlu_" Nay terputus karena Kentara langsung membekap mulut Nay.

"Udah cukup!" Kentara memandang Nay sebentar kemudian fokus pada kemudinya.

"Pak, kita mau kemana?" tanya Nay mengalihkan pembicaraan.

My Ice Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang