61 - Peringatan Anita

6.9K 278 12
                                    

-Bedakan antara hati dan bianglala! Hatiku bukan wahana permainan yang bisa kalian permainkan begitu saja, layaknya bianglala yang selalu berputar membuatmu pusing sendiri! - Nastiti Adha Iqbal

🍦

Cahaya matahari pagi menyilaukan mata Nay membuat Nay terpaksa membuka matanya dan mendapati dirinya berselimut tebal dan beberapa anak kucing itu mengelilinginya.

Nay melirik jam tangan putih di pergelangan tangan kirinya, waktu menunjukkan pukul 08:00 pagi, tidak heran karena memang sudah kebiasaan Nay di saat weekday jika weekend bisa saja seorang Nay bangun jam 11 siang.

Nay menyipitkan matanya saat melihat sebuah papper bag cokelat, segelas susu cokelat dan semangkuk sereal kesukaannya terletak diatas meja.

"Susunya masih hangat, serealnya juga... Apa bang Alli ya nyiapin buat aku?" tanya Nay tersenyum sendiri memegang segelas susu cokelat lalu meneguknya sampai tandas.

Nay celingak-celinguk mencari keberadaan Kentara, oh lebih tepatnya orang yang sudah dianggapnya Kenzo.

Namun, sosok yang dicarinya tidak ada.

Nay mengambil papper bag itu dan ada sebuah kertas kecil membuat Nay penasaran dan membacanya.

To : Princess

Selamat pagi menjelang siang, jangan lupa sarapan. Tidur kamu nyenyak jadi gak tega mau bangunin. Oh ya, jangan lupa bajunya dipakai setelah mandi, hari ini ada bimbingan skripsi kan? *jangan sampai telat ya 😄

Tertanda,
Kenzo Alliandra Callins 😘

Nay meloncat kegirangan dan melihat isi papper bag yang ternyata sebuah baju kaos kasual lengkap dengan keperluannya.

Nay terdiam setelah mengeluarkan isi papper bag itu. "Darimana dia tahu dalaman gue juga? Jangan-jangan dia ngintip, oh atau jangan-jangan dia pernah nyuri dalaman gue, atau jangan-jangan dia_" Nay sudah berpikir yang tidak-tidak. "Bang Alliiiii," teriak Nay kesal

🍦

Nay pulang ke apartementnya terlebih dahulu sebelum ke kampus untuk bimbingan dan ia sudah disambut tatapan mengerikan kelima sahabatnya apalagi sang ketua geng ASBIQUNAL.

"Darimana aja lo?" Asbi bagaikan akan menelan Nay hidup-hidup. Tatapannya sudah setajam elang dan sekarang dia melotot itu sudah persis singa kelaparan, mungkin!

"Biasa aja nanya nya gak usah pake melotot segala," ucap Nay tidak peduli tatapan Asbi dan masuk ke kamarnya untuk mengambil tasnya

"Gue tanya lo darimana?" bentak Asbi

Nay menoleh. "Peduli apa lo? Urus aja bisnis-bisnis lo itu, gue kan gak tahu soal bisnis!"

"Gue jelas peduli sama lo! Lo itu tanggung jawab gue, ngerti lo!" tegas Asbi

"Emang lo nyokap bokap gue?" tantang Nay

"Nay, Asbi lagi ngomong bisa gak sih sekali aja lo jangan ngeyel!" tegur Icha

"Bukan caranya lo mau cari perhatian kita-kita Nay, kita akui kita semua sibuk, kita gak bisa lagi dengerin curhatan lo kayak dulu tapi, gak gini caranya Nay!" bentak Al emosi.

"What? Caper sama kalian? Idiih, norak tahu gak! Siapa juga yang caper!" sahut Nay

"Nay!" bentak Asbi

"Fokus sama pertanyaan Asbi tadi, darimana lo? Kenapa gak pulang? Lo lupa alamat apartement  atau gimana?" bentak Al

Jika tatapan Asbi baru akan memangsanya tatapan Al lebih mengerikan lagi, seolah akan menerkamnya dan siap mencabik-cabiknya. Justru Nay lebih segan kalau Al yang marah bukan Asbi.

My Ice Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang