32 - Nostalgia Masa Kecil

11.3K 483 60
                                    

Palangkaraya, 19 Februari 2018

Setelah upacara pemakaman kakeknya, Nay sama sekali belum mau bicara pada siapapun. Nay langsung kembali ke rumah kakeknya dan duduk di ayunan buatan kakeknya dulu saat ia datang pertama kali ke Palangkaraya saat itu Nay masih berusia 3 tahunan.

Pandangan Nay kosong memori ingatannya kembali melayang saat pertama kali ia menginjakkan kaki ke rumah kakeknya itu. Nay waktu itu menangis karena di rumah kakek Anwar dan nenek Aisyi tidak punya ayunan sementara di rumah kakek Wiliam dan nenek Mila ada ayunan membuat Anwar sang kakek langsung membuatkan ayunan sederhana untuk Nay kecil.

"Nay" panggil Kentara

Sang empunya hanya diam namun, air matanya tak berhenti mengalir karena ingatannya kembali bernostalgia pada masa kecilnya dulu.

"Nay, kamu belum makan dari kemarin. Makan ya sedikit aja" bujuk Kentara tak pantang menyerah sambil memegang sepiring nasi

"Nay" panggil Anna menghampiri Nay

"Dia sama sekali tidak mau bicara apapun Bu" ucap Kentara khawatir

"Nay sadar sayang" panggil Anna menepuk-nepuk pipi Nay

"Nay kenapa An?" tanya Om nya yang tak lain adalah abang dari Mamanya

"Bang Javier, Nay sejak pingsan subuh tadi dia gak mau bicara" sahut Anna cemas

"Nay... Sayang" panggil Javier Om Nay

Nay sama sekali tidak merespon membuat semua jadi khawatir pada kondisi Nay.

"Sebelum Nay pingsan subuh tadi dia kenapa Kentara?" tanya Anna

"Nay melihat jenazah kakeknya Bu... Setelah itu pingsan" sahut Kentara

"Nay itu fisiknya lemah. Siapa yang memperbolehkan dia melihat jenazah?" keluh Anna tambah cemas

"Dia memaksa ingin melihat. Kamu tau sendiri kan Nay itu egois... Dia mau harus dituruti" sahut Iqbal menghampiri Nay sambil mengusap kepala Nay

"Nay sadar sayang... Hei" panggil Javier melambaikan tangannya di depan wajah Nay

Seorang laki-laki seusia Kentara memasuki rumah kakek Nay itu.

"Turut berduka tante Anna"

"Iya... Kamu Faris ya?" tanya Anna

"Iya tante saya Faris... Senang bisa ketemu tante lagi tapi, ketemunya mungkin gak tepat saat kakek Anwar udah gak ada" ucap Faris

"Sayang, ini Faris sahabat kamu dulu... Nay" panggil Anna

"Tante ini Nay?" Faris menunjuk Nay yang tengah melamun

Anna mengangguk. "Iya, tapi kondisi Nay lagi gak baik"

"Nay cantik ya Tan" puji Faris tersenyum

Kentara tentu saja cemburu melihat Nay dikagumi oleh laki-laki lain.

"Tante, Om kalau diperkenankan Faris mau bantu boleh?" izin Faris

"Silahkan" ucap Anna

Faris mengusap wajah Nay dengan sebotol air ditangannya membuat Nay tersadar dari lamunannya.

"Mama, Papa, Om, Ken" panggil Nay bingung

"Nay hanya kesambet aja Tan mungkin karena pikirannya lagi kosong" ucap Faris tersenyum

"Makasih ya Faris" ucap Anna senang melihat Nay kembali sadar

"Hai Nay nice to meet you" sapa Faris

My Ice Dosen! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang