2.2 Awal yang Sebenarnya.

209 9 0
                                    

Sidin (Akad Ichsan) ingin segera istirahat, setelah sedikit penyelidikan untuk mengetahui eskul yang diikuti Rasid (Ali Rasidin) adalah majalah siswa.

Sabtu 18 agustus 2017.

Di eskul majalah siswa, Sidin (Akad Ichsan) hanya menyerahkan cerita tentang Sidin (Ali Rasidin) dan Elina menghentikan bom yang kemarin dibacanya untuk dipasang di majalah dinding.

"Hei Sidin!" panggil Satya.

"Dari caramu bicara, pasti ada kabar gembira," jawab Sidin.

"Yap, jadi, berhubung kelas 12 akan ujian nasional, minggu depan kita libur," kata Satya.

"Bagus," tanggapan Sidin singkat.

Dari sudut ibu kota, seseorang mengintai Rasid.

Tepat setelah Satya menyampaikan kabar gembira libur seminggu, Sidin buru-buru merogoh saku celana.

"Kau kenapa, Sidin?" tanya Satya.

"Ada barang yang bergetar. Berarti, ada pesan masuk," Sidin membuka hp. "Aih, pesan apa ini?"

Satya menengok layar hp Sidin. "Nomor asing ya? Anggap saja itu orang iseng. Toh, kata-katanya tidak beraturan,"

"Bukan, tapi coba lihat," Sidin membuka pesan lain. "Belum lama ini dia juga pernah mengirim pesan padaku,"

"Dari pesan pertama, kita bisa tahu kalau pengirimnya berada di ibu kota," Satya menarik kesimpulan.

"Isi pesan: 92 73 88 34 57 73 7 5 18 85 22 42 68. Angka-angka apa maksudnya ini?" pikir Sidin. Entahlah tahu, atau pura-pura tidak tahu.

"Tilik sandi? Melihat angkanya melebihi 26, pasti ini bukan huruf yang disusun menjadi angka," pendapat Satya.

"Berarti sebaliknya," kata Sidin.

"Aih?" Satya belum mengerti. " Angka yang disusun menjadi huruf?"

Sidin mengangguk. "Sistem periodik unsur,"

Satya menggeledah isi tasnya. "Waduh, ketinggalan. Kalau bukan hari sekolah dan ada pelajaran kimia, baru aku bawa,"

"Sialan," umpat Sidin. "Kenapa pesan ini tidak masuk hari kamis saja, waktu itu kan ada pelajaran kimia. Makanya, sistem periodik unsur harus dihafal,"

"Kau hafal?" Satya kurang yakin akan hal itu.

Justru, Sidin mengiyakan. "U Ta Ra Se La Ta N B Ar At Ti Mo Er. Utara, selatan, barat, timur,"

"Mata angin?" Satya garuk-garuk kepala. "Memangnya apa maksud seseorang yang misterius mengirim pesan rahasia padamu, padahal isinya cuma empat arah mata angin?"

"Entah," kata Sidin. "Yang jelas aku punya suatu firasat,"

Satya menyimak betul-betul.

"Firasat buruk,"

Suasana sekolah yang sepi sepulang eskul menjadi tegang.

"Pesan ini datang dari ibu kota," lanjut Sidin perlahan.

"Cepetan, ngomong saja apa susahnya!" desak Satya.

"Baiklah," Sidin menghela nafas. "Menarik kesimpulan itu tidak mudah, tahu! Jadi begini, firasatku mengatakan bahwa empat penjuru ibu kota berada dalam bahaya,"

Deg!

"Kau bisa bilang bahaya dari mana, padahal pesan tadi hanya berisi empat penjuru mata angin?" tanya Satya.

"Melihat angka-angka sandi dalam pesan itu," kata Sidin. "Sistem periodik unsur berkaitan dengan kimia. Sedangkan, kemarin ada bom dalam alarm yang kita rangkai. Orang yang bisa merakit bom, terlebih ke dalam integrated circuit (IC), sudah pasti punya pengetahuan kimia yang baik, di samping elektronika,"

Seri Detektif Ichsan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang