6.1 Kasus Baru di Ibu Kota Priangan.

48 3 0
                                    

Minggu 12 Maret 2017

Ichsan terbangun di bis Primajasa jurusan Bandung, menyalakan hp sekadar melihat jam. 17.00 sore?

"Sialan," umpatnya. "Tiga jam macet di Tol Cikampek. Pembangunan di mana-mana. LRT di kiri, kereta cepat di kanan, tau tuh yang di tengah,"

Petang menjelang, Cikampek berhasil dilalui. Bis Primajasa merayap di tanjakan, meluncur di turunan Tol Cipularang yang berbukit-bukit.

Terminal Leuwipanjang, 20.30 malam.

Perjalanan Bis Primajasa itu sudah selesai. Detektif Ichsan tiba di Bandung, kota yang dikelilingi gunung.

"Ali Rasidin punya kisah yang hebat, takkan kalah dengan kisahku di kota ini," katanya.

Ichsan membuka carik kertas yang tadi siang diberikan Sidin.

Peta sekilas menuju Perumahan Sukaluyu. Rute : naik angkot jurusan Stasiun Bandung, sambung lagi angkot jurusan Sadang Serang. Dari sana naik angkot jurusan Caringin.

"Oke," Detektif Ichsan garuk-garuk kepala. "Meskipun transportasi kota ini tersedia 24 jam, jika mengikuti rute dari Rasid aku baru tiba di Sukaluyu larut malam. Tidak baik kesannya jika aku bertamu jam-jam segitu. Mana Rasid melarangku menggunakan kuasa portal, Nurul bakal tahu alasannya,"

Ichsan memutuskan untuk bermalam di salah satu warung kopi, mengisi waktu dengan main Mobile Legend. "Siapa mau lawan saya?"

Seketika sorang pemuda bertampang sangar sudah berada di hadapan Ichsan. "Hayu," katanya.

Singkat sekali.

Pertarungan satu lawan satu berlangsung alot. Kedudukan imbang sampai menjelang subuh, Ichsan dan penerima tantangan main sambil mengisi batere di warung kopi.

"Tuan rumah takkan kalah," kata penerima tantangan.

"Penantang takkan surut," balas Ichsan. "Hei mas, nanti pagi ada kerjaan kaga?"

"Narik jang," penerima tantangan dan Ichsan sepakat Away From Keyboard bersamaan.

"Arah Stasiun Bandung?" tanya Ichsan.

"Hayu ikut," penerima tantangan Ichsan main Mobile Legend mengacungkan kunci kontak. "Ongkos pelajar lima ribu,"

Ichsan bayar ongkos depan.

Sekitaran pukul 6.30 Ichsan tiba di gerbang Perumahan Sukaluyu, berpapasan dengan seorang perempuan berseragam SMA.

"Jelajahi kota ini selagi sempat," katanya.

"Nurul?"

"Nurul?" Ichsan menyapa perempuan yang kira-kira dua tahun lebih tua darinya itu, berarti kelas 3 SMA. Yang disapa tidak menjawab, tidak menoleh. Tapi Ichsan tahu.

Perempuan itu sepertinya tahu kedatangan Detektif Ichsan ke Bandung, Perumahan Sukaluyu. Hanya saja dia sedang tergesa berangkat sekolah.

Ichsan sempat melirik sekilas, perempuan itu naik angkot jurusan Kalapa-Caheum. Ichsan naik angkot jurusan yang sama, tapi tidak benar-benar membuntuti.

Ichsan turun di Taman Makam Pahlawan Cikutra. Seingat Ichsan, ini kali pertama dia mengunjungi taman makam pahlawan.

Ichsan melewati banyak makam. Salah satu nisannya bertuliskan...

Mohammad Toha.

Ichsan melewati belasan makam hingga ingatan sejarahnya muncul ke permukaan.

Mohammad Toha gugur dalam ledakan gudang senjata di Dayeuhkolot, Bandung Selatan.

Seri Detektif Ichsan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang