Sekali lagi, Ichsan dan Rav berjabat tangan. Kesepakatan tercapai, Ichsan pulang ke Cikutra. Sebelumnya, Ichsan mampir dulu ke Sukaluyu, mengambil gulungan karton dari Nurul.
Kata Nurul : "Maaf San, aku tidak kenal seorangpun yang bernama Ran,"
Petang menjelang, Ichsan mencari-cari lembar absen kelas 10 IPA 2 dari 11 tahun silam.
"Waduh, nyelip di mana, ya? Apa hilang?" Ichsan hanya menemukan potongan sudut kertas absen dengan bekas sobek bergerigi.
"Tikus sialan," Ichsan memaki.
Ichsan memeriksa setumpuk dokumen biodata yang tersimpan dalam map bertali.
Tinggal 37, 1 hilang tanpa jejak. Tidak satupun terdapat nama Ran, berarti sudah pasti itu yang hilang.
"Jangan bilang Ali Rasidin merencanakan kejadian ini," Ichsan menyimpul mati tali pengikat map itu.
Selepas makan malam Ichsan langsung menghempaskan badan di kasur, main Mobile Legend sampai ketiduran. Peduli menang kalah, pokoknya peringkat MVP (most valuable player).
Sekali lagi, malam itu petunjuk datang bukan dari bukti.
Cicadas, 23.35.
Di balik sinar rembulan nampak siluet sesosok manusia bertengger di atas menara komunikasi, mendongak seperti menunggu sesuatu turun dari langit.
Di atas sosok itu seekor burung gagak terbang berputar tanpa suara, karena secarik kertas terselip di paruhnya.
Sosok itu melompat tinggi menangkap gagak tersebut, mendarat ringan seolah punya ilmu tenaga dalam.
Setelah mengambil carik kertas, sosok itu membebaskan burung gagak tadi.
Kata sosok itu : "Aku Rav. Raven Chaser, penangkap gagak. Dan aku akan selalu menjaga rahasiaku sekuat tenaga,"
Rav menelefon seseorang.
"Jak,"
"Ya, Rav?"
"Utusanmu sudah balik?"
"Tikus kantor? Sudah,"
"Apa pesan yang dibawanya?"
"Daftar absen. Informasi yang lumayan lengkap, bukan?"
"Selengkap apapun, lebih lengkap apa yang kudapat. Segera datang ke tempatku, Jak,"
"Siap, ketua,"
Sambungan telefon diputus.
23.55.
Rav memandang ke arah-arah tertentu.
"Kau tahu ke mana aku menatap, Jak?" putra Elang Cadas itu bertanya.
Setelah mengira-ngira, Rozak Yudistira menjawab. "Cicaheum, Cikutra, Cihampelas. Kemudian Cisitu, Kiaracondong, Cimahi. Apa maksudnya, ketua?"
"Apa maksudnya, ketua?"
"Di sana tersimpan rahasia-rahasiaku. Baik yang sudah diketahui maupun yang belum. Tugasku memastikan Detektif Ichsan tahu rahasia yang tepat di saat yang tepat," ujar Rav mengambang.
Merasa sudah banyak bertanya, Rozak diam saja, tidak tahu mau ngomong apa.
"Tunggu apa lagi, Jak?" Rav tidak sabaran. "Informasi yang dibawa tikus kantor, berikan padaku,"
Rozak menurut, tapi bertanya balik. "Apa yang sedang terjadi, Rav?"
"Pertemuan terakhirku dengan Detektif Ichsan menyadarkanku akan sesuatu," jawab Rav mengambang. "Peta perang dingin akan segera berubah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seri Detektif Ichsan.
General FictionSeorang detektif terkenal, Serikat Jaringan lawannya. Kehilangan identitas asli, ibu kota perantauannya. Temukan kuasa portal, Tangerang kota pelariannya. Tempat untuk berpulang, Bandung kota kelahirannya. Kasus akan selesai, terungkap apa kebenaran...