Lama Ichsan diam. Banyak keping petunjuk yang dia temukan mulai terangkai.
Pertama, Ran.
Itu petunjuk terakhir dari gulungan karton kepengurusan kelas. Tidak salah lagi dia itu orangnya, tapi Ran siapa lengkapnya?
Masih misteri.
Kedua, Rian.
Misteri itu sudah terpecahkan bahkan sebelum ditemukan bahan kimia yang sesuai dengan gulungan karton di tangan Rav? Yang benar saja.
Di suatu tempat sekitaran Cicadas.
"Jak," seseorang memanggil Rozak.
"Rav?" Rozak kenal pemilik suara itu.
"Ini penting," Rav mengajak Rozak masuk markas besar preman baru.
"Paan?" Rozak bertanya setibanya di sana.
"Detektif itu sudah menemukan salah satu petunjukku," kata Rav.
"Bagaimana bisa?" Rozak tidak percaya.
"Padahal itu bukan sembarang petunjuk," lanjut Rav. "Bahkan tidak ada di gulungan karton kepengurusan kelas,"
"Buru jelaskan!" Rozak tidak sabaran.
"Sekretaris satu bocorkan identitas sekretaris dua,"
Sekali lagi.
Deg!
"Satu hal yang belum saya ketahui," kata Detektif Ichsan. "Kenapa kau terus menatap arah barat, jembatan layang Pasupati, Rei?"
"Memang aku belum kasih tahu," Rei berterus terang. "Tentang ini,"
Foto yang ada di kover cerita ini.
Kakak beradik Rian dan Rei berdiri saling membelakang dengan latar belakang tiang utama Jembatan Layang Pasupati dan kilau lampu kota Bandung waktu malam hari.
Tidak bisa disembunyikan dari Rei kilasan mata Detektif Ichsan. Terkejut.
Ichsan kenal betul, kakaknya Rei yang berambut lurus klimis itu sama persis wajah aslinya.
"Kapan foto ini diambil?" tanya Ichsan.
"Sebelas tahun silam," Rei menatap foto itu lekat-lekat.
Ichsan mengamati foto itu dengan teliti, tidak ingat sesuatu pun dari masa foto itu diambil. Mungkin saja kemiripan wajah asli Detektif Ichsan dengan Rian kakaknya Rei itu hanya suatu kebetulan.
Tapi mengapa usia Rei dan Ichsan selisih jauh? Ichsan tidak tahu itu. Toh ingatannya yang hilang belum sepenuhnya didapat lagi.
Rei berucap membelah hening malam. "Matamu berbicara, detektif. Ada sesuatu yang kau tahu dari foto itu tapi kau sembunyikan. Mengaku, hayo?"
Ichsan menolak untuk menjawab dengan satu pertanyaan lagi. "Rei, sebelumnya pernahkah kau melihat foto ini di malam hari keadaan gelap?"
Rei menggeleng kepala. "Buat apa? Toh takkan kelihatan fotonya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seri Detektif Ichsan.
General FictionSeorang detektif terkenal, Serikat Jaringan lawannya. Kehilangan identitas asli, ibu kota perantauannya. Temukan kuasa portal, Tangerang kota pelariannya. Tempat untuk berpulang, Bandung kota kelahirannya. Kasus akan selesai, terungkap apa kebenaran...