6.21 Perut Kenyang, Hati Senang.

42 1 0
                                    

"Kalau sudah saatnya semua orang akan tahu," kata Ichsan.

Savage!

"Masa?" Jufri tidak percaya.

"Dunia preman sudah banyak berubah sejak perang besar," Ichsan mengingatkan. "Monopoli Keluarga Komaru tinggal masa lalu. Sekarang, di sekeliling mereka banyak pengusaha lain yang bersedia mengulurkan tangan membentuk perserikatan,"

"Lagi, kau jadi pemain sejarah, Detektif Ichsan," kata Jufri. "Lihat saja nanti, bagus tidak hasil akhirnya kau yang tanggung jawab, oke?"

"Aku siap dengan segala resiko," Ichsan menyerang tower utama lawan dengan hero marksman jarak jauh mengikut saran dari Sidin.

Victory!

"Dari tadi kau mulu yang MVP!" Jufri tidak terima hasil akhir permainan. "Kali-kali yang lain napa?"

"Mau tukeran hp? Hayu," Ichsan memberi penawaran. "Tapi pangkat mythic ku jangan sampe turun,"

"Yaudah," Jufri tidak keberatan.

Permainan baru dimulai.

Smash them!

"Hei semuanya," sapa bekas pimpinan hulu kubu preman baru.

Raven Chaser.

"Ada apa?" Bowo yang tengah asyik membuat desain sablon baru mendongak.

"Tahu kenapa saya balik mendadak?" Rav yang tahu di warung kopi ada Ichsan sudah menyangka, detektif itu sekalipun tidak bisa jawab, angkat bahu.

"Woy! Yang lagi nge push AFK dulu woy!" sahut Rav, tandanya ini masalah penting.

Lebih penting daripada pangkat mythic melayang. Atau tergeser dari top global.

"Paan Rav?" Ichsan AFK.

"Beritahu aku kalau ada perempuan yang berkeras ingin bergabung dengan preman," kata Rav perlahan, nadanya dingin. "Apalagi kalau namanya-"

"Aku sudah tahu, Rav," tukas Ichsan. "Ada rencana lain terkait kepolisian?"

Semua preman tercengang. Detektif muda itu lumayan juga nyalinya di samping berotak encer. Terlebih Ichsan bisa menebak jalan pikiran Rav.

Rav menghela nafas. "Dua hal penting terkait kepolisian. Satu, usahakan lindungi bocah intel detektif ini. Dia aset berharga, jangan sampai jatuh ke tangan yang salah. Dua, aku ada urusan dengan kepolisian ibu kota mencari seseorang yang hilang,"

"Siapa tepatnya?" Jufri penasaran.

"Jangan sebut," larang Ichsan. "Cukup tahu, dulu dia bagian dari kita,"

Selama tidak ada Pak Simojoyo - mana ada penjual tanaman hias di sekitar Pasar Induk Caringin - hanya Ichsan dan Rav yang tahu sama tahu kalau orang yang dimaksud yaitu Elang Cadas.

"Sudah, sudah," Bowo mengisyaratkan agar semua diam. "Kalian takkan ngerti masalah serumit ini,"

Bowo kembali menekuni rancangan kaos sablonnya seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

"Yang lain sembari menunggu ganti shift silahkan push rank itu Mobile Legend. Serah mau pake hp siapa, hp saya juga boleh. Asal tau saja, ini warung kopi sudah dipasangi hotspot wi-fi," Rav baru saja bocorkan sebuah rahasia - kejutan tepatnya.

Seruan serentak : "Hore!"

"Kecuali kau, intel detektif Akad Ichsan," Rav mengakhiri kalimatnya.

"Ingat, pokoknya harus menang," Ichsan beritahu Jufri resikonya mainin akun mythic. "Gini dah, tiga kali menang berturut-turut, akun kau tak joki sampai pangkat sebelum mythic. Sepakat?"

Seri Detektif Ichsan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang