"Aduh!" ringis Laurel saat catokan rambutnya mengenai daun telinganya.
Lantas tangan Laurel langsung bergerak mengusap daun telinganya itu yang terasa panas dan sedikit perih.
Kira - kira butuh 10 menitan untuknya mencatok rambutnya. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya pada koleksi make-up nya.
Laurel menghela napasnya dan berpikir sebentar, "Makeup gak ya? Touch up dikit boleh kali," ujarnya kemudian mengaplikasi sedikit liptint pada bibirnya.
Dari yang awalnya hanya ingin merias diri sedikit, Laurel sekarang sudah memakai highlighter, blush, maskara, dan sedikit eye shadow berwarna pink muda pada matanya.
"Okay stop." Laurel harus mengontrol dirinya atau sepuluh menit kemudian wajah gadis itu bisa-bisa berubah menjadi badut.
Deringan ponselnya, membuat Laurel mengambil iPhone keluaran terbarunya dan langsung menggeser icon hijau pada layarnya dan memencet tombol speaker.
"Ya?" jawab Laurel sambil mengambil slingbagnya.
"Udah sampe, lo mana?" terdengar suara laki-laki dari sebrang sana.
Dirinya yang sedang mengenakan high heelsnya langsung berseru, "Sabar, bentar lagi gua turun." Kemudian ia beranjak dari kasurnya dan merapikan pakaiannya.
"Cepetan."
"Iya, iya. Bisa sabar gak?" balas Laurel membuat Max memilih memutuskan panggilan itu sepihak.
Setelah meletakkan ponselnya di dalam slingbagnya. Laurel menatap pantulan cerminnya dan merapikan pakaiannya untuk terakhir kalinya.
________________
"Maaf lama."
Laurel baru saja masuk kedalam mobil Max.
Max sempat kehilangan kata-katanya. Laurel terlihat berbeda hari ini.
"Lo gak ada baju lain?!" sentak Max langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE: MaxLaurel
Teen Fiction[ COMPLETED ] Laurelia Vernande Gomez, Tipe siswa dengan kemampuan rata-rata membuatnya tidak begitu dikenal dan dipedulikan. Namun takdir mempertemukannya dengan si pentolan sekolah, Maximus Alvarez Putra dan segala aksinya membuat namanya kian har...