INEFFABLE | 24 | LELAH

66.3K 5.4K 226
                                    

"Nilai fisika kamu jeblok kan?"

Laurel mencebikkan bibirnya kesal. "Harus banget dibahas?!"

Dari laptop Laurel terlihat Max yang mengangguk mantap. "Kan aku udah bilang catatannya salah, kamu masih ngeyel gamau perbaikin. Jadinya waktu ulangan salah rumus kan."

"Ih, kan aku kira aku inget!" bela Laurel sambil mencondongkan wajahnya ke kamera kesal.

"Mustahil," balas Max membuat Laurel melotot tidak terima.

"Kenapa sih nyebelin banget?" tanya Laurel kesal. "Aku remed bukannya dibantuin!"

"Makanya belajar, jangan main hape terus."

Laurel lantas mendengus kesal. "Tau ah males, bye!" Setelah itu Laurel langsung mengakhiri video call keduanya.

Maximut is calling...

Laurel memilih mematikan ponselnya. "Makan tuh belajar!" serunya sambil melempar ponselnya pada kasur.

Kemudian fokus Laurel teralihkan oleh foto keluarga yang terpajang di atas nakasnya. Dadanya selalu terasa sesak setiap melihat pigura foto itu.

Laurel tersenyum sedih melihat foto itu, foto terakhir keluarga Gomez. Ia jadi merindukan ayahnya. Coba saja dulu Laurel lebih perhatian kepada ayahnya. Mungkin ayahnya tidak akan berpulang secepat itu.

Kemudian Laurel beralih menatap adik laki-lakinya, Lucas. Apakah sekarang waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini dengan ibunya?

Nyonya Gomez kemarin malam baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya. Laurel menghela napasnya, mungkin sekarang waktu yang tepat.

_________________________

"Mi?" Panggil Laurel ragu dari balik pintu kerja ibunya.

Tadi Laurel sudah ke kamar tidur ibunya namun wanita itu tidak ada. Jadi Laurel mencarinya di ruang kerja perempuan paruh baya itu.

"Kenapa, sayang?" jawab Nyonya Gomez. Wanita itu terdengar sedikit lelah.

"Uhmm, mami.." Laurel ragu melanjutkan ucapannya. "Lucas kapan bisa balik kesini, mi?"

Raut wajah Nyonya Gomez terlihat mengkaku sekarang. "Kita bahas ini lain kali ya,"

Laurel menghela kecewa. "Kenapa Lucas belum boleh balik juga, mi?" desak Laurel.

Setiap membahas hal ini, ibunya selalu saja menghindari topik Lucas.

Nyonya Gomez melepaskan kacamata beningnya dan memijit kedua matanya yang terasa lelah. "Lucas belum siap untuk balik. Dia masih butuh pengendalian di sana, Laurel."

"Maksud mami apa?" Laurel bertanya tidak suka. "Lucas is fine mi!"

"No, he is not!" tegas Nyonya Gomez.

Laurel menatap ibunya tidak percaya. "Mami masih anggap dia anak gak sih?!"

"Laurel-"

"Mau sampai kapan mami kurung dia di rumah itu?!"

Nyonya Gomez tidak menjawab.

Laurel menghela cape. "Please, mi. Jangan kayak gini. Don't you miss him?"

"Kita bahas ini lain waktu," putus Nyonya Gomez setelah terdiam cukup lama. "Kerjaan mami masih numpuk."

Laurel memejamkan matanya, meredakan emosinya. "Mau sampai kapan, mi?"

"Kalo gitu biarin Laurel tinggal di sana. Temenin dia di situ," pinta Laurel yang lebih terdengar seperti ancaman.

"Laurel–"

INEFFABLE: MaxLaurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang