"Temenin gua bentar, Rel!" seru Eca sambil menarik-narik seragam Laurel.
"Gak mau," tolak Laurel mentah-mentah.
Eca berdecak kesal. "Ah! Gak solid lo!"
"Bentar doang, Rel. Cuman taro ini di meja Pak Dewo," paksa Eca lagi sambil menunjuk kertas jawabannya.
"Aduh, Ca! Sekip deh gua kalo ke kawasan guru."
"Minta Vale aja," lanjutnya.
"Udah pergi anaknya ke kantin. Kalo ada dia juga daritadi gue ajak dia," jawab Eca.
"Udah ayo ah temenin, jangan manja jadi gadis!"
"Lo kali yang manja! Sana pergi sendiri," tolak Laurel lagi.
Eca memberenggut kesal sembari menggoyangkan tangan temannya itu. "Ayuulahhh,"
Laurel menggeleng. "Gak mau. Guru suka gosipin nilai gue!"
"Gua traktir makan deh di kantin!" bujuk Eca.
Laurel tampak berpikir sebentar. Sial ia tergoda. "Plus minum gak nih?"
"Iyain!" balas Eca dongkol. "Paling juga beli aer putih doang lo."
"Nah, gas deh!" Laurel kemudian berjalan keluar kelas sambil merangkul Eca.
"Harus dikasih sesuatu dulu baru mau temenin. Ini temen?" cibir Eca.
"Oh tentu dong! Kapan lagi punya temen kayak gue?" balas Laurel, bangga.
Eca mendengus. "Banyak Rel! Semua orang juga kayak lo!" cibir Eca. Lantas Laurel tergelak karenanya.
"Mau ditemenin gak nih?" tanya Laurel.
"Iya mau lah!" jawab Eca. "Eh ngomong-ngomong, lo udah kasih undangannya ke Max?"
Laurel menatap Eca malas. "Gimana mau kasih sih? Kenal aja engga."
"Gara-gara lo nih! Calista teror gue terus!" lanjutnya kesal.
Eca menyengir. "Makanya buruan kasih biar gak diteror lagi."
"Mulut lo pengen banget gue selepet Ca. Gampang banget lo ngomongnya."
"Lo aja yang kasih kalo gitu!" suruh Laurel.
"Ah mana berani gue." Eca bergidik ngeri.
"Tuhkan! Lo sendiri aja gak berani!" kesal Laurel.
Eca kembali menyengir. "Gue yakin Rel. Lo bisa. Udah ayo masuk," ajaknya.
"Gue yang ketok, lo ngomong permisi," ujar Eca sesampai mereka di depan pintu dengan palang Ruang Guru di atasnya.
Laurel melotot tidak terima. "Gak mau. Gue yang ketok."
"Iya-iya ah." Eca mengalah.
Setelah mereka masuk. Eca langsung menyelipkan kertas jawabannya di antara tumpukan kertas milik temannya. Biasa biar tidak dikira kumpul paling akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE: MaxLaurel
Teen Fiction[ COMPLETED ] Laurelia Vernande Gomez, Tipe siswa dengan kemampuan rata-rata membuatnya tidak begitu dikenal dan dipedulikan. Namun takdir mempertemukannya dengan si pentolan sekolah, Maximus Alvarez Putra dan segala aksinya membuat namanya kian har...