INEFFABLE | 43 | KANTIN, ROOFTOP, UKS

45.4K 4.1K 283
                                    

"Lo bisa gak sih gak caper sehari aja?" ceplos Eca kesal, "Mual gue ngeliat lo. Mati aja bisa ga-"

Alex terkekeh geli. "Udah, udah. Jangan begitu." Ia mengusap bahu kekasihnya sambil membekap mulut pedas itu.

"Kenapa sih Ca?! Sensi banget. Emang gue salah apa sih?" balas Calista tidak terima.

"Ehmmphhh!" Eca memberontak ingin menjawab.

Valerie menatap sebal gadis pirang itu. "Keberadaan lo!"

Calista hanya melirik sebal. "Gue gak ngapa-ngapain kan Max?" Gadis itu bergelayut di lengan Max sambil menatap laki-laki itu penuh harap.

Belinda bergidik jijik. "Hiih! Hareudang gue lama-lama ngeliat lo!"

"Ngapain sih lo makan di sini terus?!" tanya Belinda risih.

Pasalnya sudah seminggu lebih Calista selalu istirahat di meja mereka. Alasannya karena Max. Dan laki-laki itu tidak pernah mengusir gadis itu. Tapi hari ini gadis itu tidak sendiri, ia membawa Jessy dan Lisa untuk bergabung dengan mereka.

"Emang kenapa sih, Bel? Yang lain juga gak keganggu," balas Calista tidak tahu diri.

"Kata siapa woi?" sewot Rey, "gue keganggu nih!"

Jessy dan Lisa yang juga bergabung di meja itu tidak berani bersuara. Mereka membiarkan Calista berkoar sendiri menghadapi kubu Max dan kawan-kawan. Yang terpenting keduanya sudah terlihat eksis bisa bergabung di meja idaman ini.

"Max gak keganggu kan?" tanya Calista kepada laki-laki di sebelahnya.

Valerie mendengus malas. Selalu begini. Gadis ular itu akan selalu meminta bantuan kepada Max. Entah dajjal jenis apa yang merasuki laki-laki itu hingga bisa betah berlama-lama dengan Calista.

"Max usir kek! Eneg gue anjrit," seru Eca tidak tahan.

Max tidak menjawab. Pandangannya tertuju pada gadisnya dan Phileo yang baru saja memasuki kantin. Keduanya tampak dekat.

Teman-temannya melihat perubahan raut wajah Max, kemudian mengikuti arah pandang laki-laki itu. Pantas saja! Siapapun yang melihat wajah tidak bersahabat Max pasti akan berlari menjauh dan mencari aman.

"Sini aja Rel!" Itu suara Alex yang memanggil gadis yang tampak kebingungan mencari tempat duduk.

"Mau ngapain lo?" desis Max tajam. Namun Alex tampak mengabaikannya dan kembali memanggil gadis yang tampak berdiri kaku.

"Gabung sini Phil!" teriak Alex lagi.

Laurel menoleh kemudian menundukkan kepalanya. Ingin cepat-cepat pergi. Namun Phileo menarik tangannya untuk mendekati meja panjang yang biasa Laurel tempati.

"Cari tempat lain aja Phil," bisik Laurel cemas.

Phileo menoleh, "Udah gak apa. Emang kenapa sih?" tanya Phileo masih menarik tangan Laurel untuk mengikutinya.

Dada Laurel bergemuruh saat melihat tatapan nyalang Max yang tertuju ke arahnya.

"Sini duduk aja. Masih ada sisa tempat," ujar Alex sesampai keduanya.

"Tau Rel, berbincang kita. Gak rindu emang lo sama gue?" timpal Rey.

Laurel memposisikan dirinya. Ia awalnya ingin duduk berhadapan dengan Alex saja, namun Phileo keburu mengambil tempat itu. Sehingga mau tidak mau gadis malang itu harus berhadapan dengan Max.

"Walaupun lo udah putus sama Max. Kita harus tetep akur dong," terang Alex blak-blakan membuat Max meliriknya tajam.

"Tumben Rel keluar kelas," celetuk Belinda.

INEFFABLE: MaxLaurelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang