Bel tanda istirahat berakhir baru saja berbunyi, hal itu lantas membuat para siswa yang berada di koridor mulai memasuki kelasnya masing-masing.
"Rel, pulsek bisa lanjutin gapura kan?" tanya Phileo.
Laurel spontan menepuk keningnya. "Oh iya, gue lupa," respon Laurel.
"Kenapa?"
"Gue ada acara keluarga," ringis Laurel pelan. "Sorry ya Phil."
Ya, setelah pulang sekolah nanti, Nyonya Gomez mengajak dirinya dan Lucas mengunjungi makam ayahnya.
Phileo mengangguk paham. "Gak apa. Tenang aja."
Laurel tersenyum karenanya. "Phil, lo gak balik ke kelas lo?" tanya Laurel.
Sebenarnya gadis itu sedikit risih selalu ditemani Phileo. Laurel tahu kalo niat laki-laki itu baik. Namun dengan adanya Phileo di sisinya terus, maka rumor tentang dirinya memutuskan Max demi Phileo akan semakin dipercayai.
"Gue mau anterin lo ke kelas. Gak ngapa kan?" papar Phileo sambil menatap Laurel.
Laurel tertawa kecil. "Ya ampun. Lo kata gue anak kecil mau ke toilet pake dianterin segala?" balas Laurel.
"Sana balik," lanjut gadis bermanik cokelat itu.
Phileo tertawa karenanya, terlihat manis. "Udah gak ngapa gue temenin. Gue yang mau kok," kekeuh Phileo sambil merangkul pundak Laurel.
Laurel dapat merasakan tatapan menghakimi yang langsung tertuju padanya. Langsung saja Laurel menuruni tangan Phileo dari pundaknya secara halus.
Laurel meneguk ludahnya. "Jangan begitu Phil," ujar Laurel pelan.
Phileo menggaruk tengkuknya sambil menyengir. "Eh? Sorry reflek, keburu sayang soalnya gue," ujar Phileo.
Laurel terdiam canggung karena ucapan Phileo. Tubuhnya langsung menegang karena kalimat yang dilontarkan laki-laki itu.
"Laurelia."
Suara panggilan itu lantas membuat Laurel mendongak, di hadapannya terdapat Bu Sulis yang berjalan menghampirinya.
"Iya bu?" balas Laurel.
Namun pandangan Bu Sulis memicing pada laki-laki di sebelah Laurel. "Siapa kamu? Kok saya gak pernah lihat kamu?"
"Phileo Tionathan. Saya anak IPS bu," jawab Phileo.
Wanita paruh baya itu lantas berkacak pinggang. "Kamu gak dengar bunyi bel? Cepat kembali ke kelas. Ngapain di lorong anak IPA?" usir Bu Sulis galak.
Lantas Phileo mengangguk menurut. "Iya ini saya mau ke kelas, bu," balas Phileo, kemudian ia menoleh pada Laurel, "gue duluan ya, Rel."
Setelah Phileo berlalu, fokus Bu Sulis tertuju pada gadis di depannya. Tubuh Laurel langsung merinding saat berkontak mata dengan guru Matematika di hadapannya.
"Saya balik ke kelas ya bu?" izin Laurel ragu. Kakinya sudah melangkah ingin cepat-cepat kembali ke kelas.
"Sebentar. Habis ini kelas kamu pelajaran Fisika kan?" tanya Bu Sulis yang dijawab anggukan oleh Laurel.
"Bu Rossi tidak masuk, jadi saya mau kamu susulan matematika bersama saya sekarang."
Ujaran Bu Sulis barusan bagaikan petir di siang bolong bagi Laurel. Mulut Laurel langsung terbuka tidak percaya. "Serius bu?"
Bu Sulis mengangguk mantap.
Bahu Laurel langsung melemas. "Sekarang banget bu?" tanya Laurel tidak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE: MaxLaurel
Teen Fiction[ COMPLETED ] Laurelia Vernande Gomez, Tipe siswa dengan kemampuan rata-rata membuatnya tidak begitu dikenal dan dipedulikan. Namun takdir mempertemukannya dengan si pentolan sekolah, Maximus Alvarez Putra dan segala aksinya membuat namanya kian har...