"HAHAHA..." tawa pria itu semakin pecah ketika Tias mulai meringis kesakitan.
"Bunda..." Tias terbangun dari tidur nyenyaknya itu dengan napas yang memburu. Ia melihat matahari telah tersenyum lebar menyambut gadis yang masih terlihat ketakutan akibat mimpinya yang sangat menyeramkan.
Ia termenung, mengingat kembali kejadian yang ada di mimpinya. Tias seperti pernah melihat pria itu. Namun di mana? Dan siapa sebenarnya dia sampai-sampai ingin menyakiti Tias.
Tiba-tiba kepala Tias terasa pusing sekali, ia memegangi kepalanya dan berkata, "jangan sakiti aku..."
Ia merasa ketakutan yang sangat besar, padahal saat ini Tias sedang berada di kamar dan tak ada seorang pun di sana.
"Tias..." Panggil bunda dari luar kamar.
Tak ada jawaban ari gadis itu, akhirnya tanpa menunggu Astrid pun langsung masuk ke dalam kamar anaknya itu. Ia mendapati tubuh Tias tengah meringkuk ketakutan. Astrid dengan cepat berlari.
"Kamu kenapa sayang?"
"Takut..." Lirihnya masih dengan badan yang bergetar.
Astrid memeluk anaknya, ia berusaha menenangkan putrinya itu. "Sudah sayang ada bunda di sini jangan takut lagi."
Gadis itu hanya mengangguk kecil. Astrid memberikan kecupan manis kepada putrinya, berharap itu bisa menjadi obat untuk Tias.
Setelah benar-benar tenang barulah Astrid mencoba berbicara kembali dengan putrinya. "Bunda udah masak makanan favorit kamu loh. Ayo makan ayah pasti udah nunggu kamu di meja makan."
Gadis itu tak ingin membuat bundanya bersedih karena dirinya. "Ayo bun." Balas Tias berusaha memperlihatkan kebahagiaannya karena saat ini mereka sedang berlibur di Bali.
Sarapan pagi ini didampingi dengan perbincangan yang terasa hangat pada keluarga kecil Tias.
Tias yang tadinya merasa tak enak hati pun kini sudah bisa melupakan hal itu dan kembali tersenyum renyah dengan bunda dan ayahnya.
Lalu tiba-tiba sang ayah memiliki ide..
"Tias, ayah mau beri kamu tantangan. Siapkah tuan putri menerima tantangan dari ayah?" Ayahnya berkata sambil memainkan mimik konyol yang di buat-buat agar terlihat lucu.
Sambil menghormat ke arah ayahnya.
"Ayayayaaa siap kapten, apa tantangan nya?"Bertingkah seolah-olah ayahnya sedang berfikir.
"Hemmmmm, (menggerakkan tangan nya isyarat agar Tias mendekat) Tias pun mendekat dan menunggu kata-kata yang akan diucapkan oleh ayahnya itu.
Setelah itu sang ayah perlahan mengambil sebuah rantang yang diberi oleh bundanya dari belakang yang pastinya tanpa kelihatan oleh Tias, lalu menyodorkannya ke Tias yang saat itu terlihat bingung apa maksud dari sang ayah.
Lalu Tias mencerna apa maksud ayah memberinya rantang.
Ternyata maksud ayahnya ingin mempelesetkan kata rantang menjadi tantangan.
Maksud sang ayah ingin membuat lelucon alhasil malah garing, krik krik krik krik suara katak.
"Wkwkwkwkwkwk..."
Tias tertawa dibuat-buat, untuk mengejek sang ayah."Lucu banget kan......." Ayahnya tertawa sangat keras dan diikuti dengan bunda dan Tias yang juga ikut tertawa karena melihat ayahnya tertawa lucu, bukan karena lelucon ayahnya.
Kegiatan yang sederhana namun dapat memberikan kesan tersendiri.
***
Setelah sarapan Tias kembali sibuk dengan hobinya. Kemanapun dan di manapun Tias tak lupa membawa Sketchbooknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Trip My Future ✓ [REVISI]
Teen FictionBukan sebuah cerita cinta antara sang bad boy dengan nerd girl, ini adalah kisah seorang gadis yang kehilangan hidupnya sejak ia di tinggal oleh seseorang, sampai pada akhirnya gadis ini pun bertemu dengan pria yang dapat mengembalikan kehidupannya...